NOW PLAYING | ZONA NYAMAN - FOURTWNTY
****
Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Tapi apa haruskah uang berada di paling atas lalu menghancurkan keluargaku?
****
Nayya membuka pintu rumah dengan santai, saat dia membuka pintu rumah Yani sudah melihatnya dengan tatapan marah.
"Dari mana saja kamu?" Yani menghampiri Nayya yang tampak dengan santai
"Bukan urusan Mama"jawab Nayya acuh tak acuh
"Mama itu cariin kamu, jadi kamu harusnya pamit dulu kalau mau pergi sama pacar kamu"
Nayya mengkerutkan dahinya "ngapain? Mama juga gak pamitan mau nemuin Dendi kere itu!" Ketus Nayya sebal
Yani diam seribu bahasa, tak tau harus menjawab apa. Nayya memang sangat pintar membalik-balikan ucapannya sehingga menjadi boomerang untuk Yani.
"Harusnya Mama gak ninggalin Papa disaat usaha Papa lagi bangkrut, harusnya Mama support Papa bukannya malah bertingkah seolah Papa udah mati dan Mama bisa jadi cewek murahan!"
PLAKKKKK!!!
Yani menampar Nayya yang telah lancang berbicara seperti itu dengannya, Fenny turun ke bawah melihat apa yang terjadi. Bukan sekali atau dua kali Yani menampar Nayya, sudah sering sekali sehingga tubuh anak itu menjadi kebal. Mungkin.
"Pukul Ma! Kalo kalian udah gak bisa lagi sayang sama aku, bunuh aku sekalian Ma!! Percuma aku punya keluarga lengkap tapi kalo keluargaku gak pernah bisa buat aku nyaman!"
Nayya menatap Fenny dengan sinis "lo udah tua, harusnya lo bisa nentuin mana yang benar dan mana yang salah sebelum semuanya telat dan lo nyesal karna gagal untuk jadi anak paling besar sekaligus kakak yang bijak!" Nayya naik ke anak tangga dan masuk ke kamarnya meninggalkan dua orang yang kini sangat dia benci.
****
Kalimat Nayya bergema di otak Fenny sekarang, keyakinan Yani dan Dendi yang dia restui kini menjadi goyah atas omongan Nayya. Dalam otaknya ada benarnya juga omongan Nayya, kalau dia melakukan kesalahan dengan mendukung Mamanya selingkuh dan membiarkan anak selingkuhannya tinggal bersama mereka.
Tapi di sisi lain, Fenny juga kasihan melihat Yani yang terus menangis karna Jihat, Papanya. Tidak pernah transparan soal uang kepada Yani, Yani juga sering mengeluh padanya soal Jihat yang menyakiti dirinya dan juga sering main perempuan. Yani menangis di hadapan Fenny membuat dirinya lemah dan iba.
Fenny adalah wanita yang ceplas ceplos jika bicara, namun ceplas ceplos itu disembunyikannya saat berada di lingkungan keluarganya sehingga keluarganya berfikir kalau Fenny ini anak yang tidak melawan. Fenny juga mudah sekali iba dengan orang lain jika orang lain itu menangis di hadapannya. Lemah.
Fenny jadi bingung mengapa ini terjadi kepada keluarganya, dia takut salah langka dan nantinya akan jadi boomerang untuknya.
****
Matahari kini mulai terbit, Nayya bangun dari tidurnya. Sebenarnya dia tidak ingin bangun dari tidurnya karna menurutnya mimpinya lebih indah dibanding kehidupan nyata. Sekarang dia merasa sudah tidak ada lagi yang sayang padanya kecuali Fadlan. Cuma Fadlan yang dia punya sekarang.
Pintu kamar Nayya diketuk oleh Budhe Bina, Nayya membuka pintu tersebut dengan senyum manis. Cuma Budhe Bina yang mengerti perasaan Nayya saat ini di rumah itu. Cuma Budhe Bina yang sayang kepadanya, Nayya sudah menganggap Budhe Bina ini seperti Budhenya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SanjaNayya
Teen Fiction#1 FIKSI REMAJA - [FINISHED] Awalnya Nayya kira hubungannya masih terlihat baik-baik saja walaupun sering ada masalah dan masalah itu ditimbulkan karna rasa ego Fadlan yang tinggi. Namun kemunculan anak baru di SMA Prime One School seolah menyadarka...