BAB 24

145 14 0
                                    

NOW PLAYING | MEMORIES - MAROON 5

Jangan lupa berikan bingang

Berikan komentar di setiap paragraf

Happy reading!!

****

Apa yang lebih berat dari sebuah hubungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang lebih berat dari sebuah hubungan. Tidak dicintai oleh sang kekasih, berbeda keyakinan, atau orang tua sang kekasih tidak merestui hubungan ini? Mungkin, semuanya terasa berat. Tidak ada yang bisa santai untuk menghadapi masalah ini.

****

Ujian kenaikan kelas akhirnya selesai, semua murid merasa sangat senang akhirnya terbebas dari ujian yang sangat membuat kepala terasa pusing. Akhirnya mereka bisa tidur nyenyak tanpa harus memikirkan pelajaran esok hari.

Fadlan pulang dengan senang hati, hari ini dia akan ke rumah Papa Nayya menjemput kekasihnya yang sudah lama tidak dia temui. Sengaja tidak dia temui karna ini adalah permintaan Nayya sendiri. Saat ini dia menjemput Nayya karna disuru Mamanya. Tentu saja karna permintaan Fadlan.

"Hai my love!" Sapa Fadlan saat melihat Nayya keluar dari rumah dengan kaos hitam dipadu cardigan coklat dan celana jeans serta sepatu flatshoes dan juga make up tipisnya di wajah Nayya terlihat membuat dirinya semakin terlihat cantik.

Nayya mendengus sebal, berusaha menatap Fadlan dengan tatapan datar. Mengendalikan dirinya agar tidak memeluk Fadlan karna merasakan kangen yang sangat luar biasa, menetralisirkan jantungnya agar tidak berdegup kencang.

"Hai," balasnya Nayya pelan.

"Kamu cantik sekali Nay,"

Nayya berusaha untuk menahan senyumnya. Ingin sekali memeluk pemuda yang ada di hadapannya ini. Menghamburkan semua rasa rindu yang menggebu. Dia merindukan Fadlan, dia merindukan aroma tubuh Fadlan, bahkan ciumannya.

"Kalau mau senyum, senyum aja Nay. Gak baik kalau senyum ditahan." Goda Fadlan membuat Nayya semakin ingin tersenyum "udah empat hari ya kita ga kontakan dan gak ketemu, kamu kangen gak sama aku?"

"Ughh— aku— ughh— ngg— nggak kangen kamu." Jawab Nayya merasa sangat gugup, jauh dalam lubuk hatinya dia merasakan rindu yang sangat luar biasa.

"Gak kangen, tapi kok gugup banget sih jawabnya."

"Apaan sih Lan, aku gak gugup."

Fadlan tertawa geli lalu memberikan helmnya "yauda, ini pake. Kita berangkat sekarang!" Perintah Fadlan, Nayya memakai helmnya dan naik ke motor Fadlan. "Kamu gak mau pegangan Nay?" Tanya Fadlan berusaha menggoda Nayya.

"Nggak,"

"Kalau nggak mau pegangan tar kamu jatuh, kalau kamu jatuh kamu sakit. Kalau gitu aku gak mau jalan kalau kamu gak pegangan." Cibir Fadlan tertawa geli.

SanjaNayyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang