-18-

1.1K 125 12
                                        

Kenma berselimut 3 lapis selimut di atas kasur nya sambil sesekali menggesekkan kedua tangan nya untuk mendapat kan kehangatan.

Ia ingin membuat sebuah teh panas tapi ia terlalu kedinginan.

Kenma tak berhenti memikirkan keadaan kuroo karna hujan belum reda dan sekarang jam 6 sore.

Tok! tok! tok!

"kenma, kau di dalam?" suara yg kenma selalu kenali mengetuk pintu kamar.

"Mm~" ucap kenma. Ia tak bergerak sedikit pun dari kasur dan selimut nya.

"Hai-" kuroo berhenti bicara saat melihat kenma yg duduk dengan selimut tiga lapis nya.

"Hai..." balas kenma sambil tersenyum kecil.

"Kenma, apa kau sakit?" ucap kuroo dengan raut wajah khawatir.

"Aku tidak, aku hanya kedinginan" balas kenma.

"Kau boho-... Apa kau tadi kehujanan?" kuroo langsung duduk di samping kenma dan menggenggam kedua tangan kenma.

"..." kenma tak bisa menjawab nya dan memilih untuk memeluk kuroo seerat erat nya.

"Huuuh~ ada apa kenma? Kau terlihat sangat aneh hari ini" ucap kuroo sambil merangkup tubuh kecil kenma ke pangkuan nya.

"Tidak, mungkin otakku sedikit rusak" ucap kenma sambil menenggelam kan wajah nya di dada bidang kuroo.

"Wow~ ada kala nya otak kitten tidak berfungsi dengan baik yahh~" goda kuroo dengan senyum iblis nya.

"B-berisik" saut kenma.

Kenma merasa sangat aman dan hangat di dalam pelukan kuroo. Itu mengalah kan hangat dari 3 lapis selimut yg ia pakai.

"Kuroo..."

"Hm??"

"... Aku akan pulang ke tokyo..."

Kuroo terkejut dengan apa yg kenma ucap kan. Karna kenma baru di kyoto 1 minggu dan dia langsung ingin pulang? Sangat aneh.

"Kenapa?" tanya kuroo.

"Ibu ku... Sakit." ucap kenma sambil memain kan jari-jari kecil nya.

"Ooh... Aku iku-"

"Tidak."

"... Kenapa?" tanya kuroo.

"Ibu ku dan aku tidak ingin mengganggu kuliah mu, bukan kah dosen mu sangat galak?" ucap kenma.

"Yah tapi..." kuroo sedih, ia tak bisa menjenguk ibunda nya dan tak bisa bersama kenma lagi.

"Besok aku akan pergi, aku sudah memesan tiket nya..." ucap kenma sambik melepas pelukan nya dari kuroo.

"Oke... Tunggu, bagaimana kau bisa mengetahui ibu mu sakit?" tanya kuroo... Lagi.

"Emm... Saat di perjalanan ibu ku menelepon ku.

" ooh... Oke... Aku, akan membantu mengemasi koper mu" ucap kuroo sambil berdiri dan mengangkat koper yg ada di atas lemari

"Terimakasih... Kuroo"

----
7:13.

"Jaa... Sampai jumpa lagi, kuroo" ucap kenma sambil melambaika. Tangan nya.

"Hmm~ sampai jumpa... Kenma" kuroo terlihat sangat sedih, meski begitu, ia tetap memaksakan senyum nya.

Di balik itu, kenma juga sangat sedih karna harus meninggal kan kuroo. Walaupun mereka bisa bertemu lagi, tapi mereka tidak bisa menunggu terlalu lama.

Kenma memeluk kuroo dan mengusap punggung nya, kuroo pun ikut memeluk kenma dan mereka hanyut dalam perasaan sedih itu.

TUUUUUUUUUU~

"KEMBALI LAH LAGI KESINI!!! KYANMAAA!!!" teriak kuroo saat kereta itu mulai berjalan.

Kenma tersenyum karna ia sudah lama tidak mendengar kuroo memanggil nya kyanma.

-----

Sekarang kenma sedang berada di rumah sakit dan Kenma pun berjalan ke kamar nomor 65.

Saat menemukan nya, kenma ragu untuk membuka nya, tapi akhirnya ia pun membuka pintu itu.

"Hai... Kenma." ucap seseorang yg sedang terbaring di ranjang itu.

Rambut hitam putih nya tidak beraturan, tubuhnya sangat kecil dan suara nya yg menjadi kecil.

"Aku pulang... " ucap kenma dan langsung memasuki ruangan itu.

Ia melihat sekeliling kamar itu dan melihat ayah nya yg tertidur di bangku samping ibunya.

"Kenma, boleh kau mendengar kan aku? Sekalii saja..." ucap ibunda nya dengan senyum yg terpapar di wajah nya.

"A-aku selalu mendengar kan ibunda..." ucap kenma sambil memalingkan wajah nya.

"Haha~ bohong~ setiap malam kau bermain ga-"

"Baik baik!! Apaaa!!" potong kenma.

"Hehe..." ibunda kenma terbatuk sebentar dan melanjut kan...

"...Tolong jangan berpacaran dengan kuroo..."

"A-ap-"

"Tolong menikah lah dengan gadis seperti orang biasa"

"Ibu-"

"Ibu ingin melihat seperti apa cucuk ibu di masa depan nanti"

"Tolong hentikan-"

"Tolong kali ini kabulkan permintaan ibu..."

Air mata itu sudah lolos dan terjun bebas dari mata kenma. Ia tak bisa mendengar semua itu sekaligus dalam telinga nya.

Ibunda kenma memegang tangan kenma dengan tangan kecil dan lemah nya.

"...Ibu selalu mencoba... menahan semua ini ...agar bisa melihat mu bahagia, ...tolong... sekarang giliran mu..."

TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT!

Suara mesin di samping ibunda kenma itu mengeluar kan bunyi yg bahkan bisa membangun kan ayah kenma.

Diikuti dengan ayah kenma yg bangung, pegangan tangan ibunda kenma terlepas dari tangan kenma.

Ayah kenma histeris dan segera memanggil para dokter.

Kenma tidak bergerak sedikit pun diselingi dengan air mata yg terus berjatuhan.

'A-apa ini...'

Oya Oya?
Oya Oya Oya.

(Tamat)-REFLECTION- [Kuroken]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang