◎War◎

128 12 4
                                    

"Jadi, apakah kau menyukai makanan nya? "Tanya seseorang tersenyum manis (?).

" Emmm... Y-ya, aku menyukai nya " Jawaban dari lawan bicara nya.

Suasana kafe yang sedikit ramai tapi tetap dibilang sunyi karena tidak seramai hari-hari sebelum nya.

Dua pria sedang berbincang-bincang ditengah indahnya suasana sore hari sambil menikmati hidangan sore hari yang tidak begitu mewah.

"Jadi... Bagaimana dengan ibu? Gempa? " Tanya orang itu secara tidak langsung mengungkapkan bahwa ia sedang berbicara dengan gempa.

"... Sedikit buruk, ibuku jauh lebih mementingkan hali" Ucap gempa sedikit sedih tapi ia tetap tersenyum meski kecil.

"Sangat parah kawan~ " Balas orang itu.

"Tapi tidak perlu khawatir, beliau masih menganggap ku kok" Ucap gempa.

"Aku senang mendengar nya" Ucap orang itu tersenyum.

"... Ice... Aku agak merasa aneh... Biasanya kau tidak seperti ini kepadaku... " Ucap gempa yang secara tidak langsung mengungkapkan siapa lawan bicara nya.

"Bukankah kita kawan? Jadi wajari saja" Ucap ice.

"Ya... Kau tidak begitu sering seperti ini dengan blaze.. Aku khawatir bisa merusak hubungan kalian-"

"Sudahlah, lupakan saja itu dan mari bahas yang lain" Ucap ice.

"... Um.. Baik... Baiklah" Ucap gempa.

"Entah kenapa.. Aku mendapatkan firasat buruk tentang ice.... Mungkin... Hanya perasaan ku saja... " Batin gempa.

"Omong-omong gem, kau sama sekali tidak memiliki kerabat dekat dari keluarga ibumu kah? " Ucap ice.

".... Ada... Tapi beliau sudah tidak ingin berkomunikasi dengan ibuku sampai beliau meninggal pun orang itu tidak pernah datang sampai saat ayahku menikah dengan ibuku yang itu, orang itu baru datang" Ucap gempa.

"Ouh... Kalo boleh tau.. Nama orang itu siapa? " Ucap ice.

Gempa sedikit terdiam karena ini.

"Dari 2 hari yang lalu dia selalu kepo dengan keluarga ku... Aku sedikit takut jika ingin memberitahukan segalanya... Tetapi... Seakan aku dipaksa untuk memberitahukan itu.. " Batin gempa.

"Gem? "

Panggilan itu membuat gempa terkejut dan kembali menatap ice.

"Ah.. Maaf, aku sedang mengingat namanya.. "Ucap gempa.

" Tidak apa jika kau tidak ingat, tetapi jika kau ingat segera beritahu aku" Ucap ice.

"Ee... Kenapa kau ingin tau sekali tentang itu? " Tanya gempa.

"Hm.. Aku mengenal seseorang di keluarga mu tapi aku tidak mengetahui namanya" Ucap ice.

"Maksud mu..- "

"Ya, orang yang aku maksud adalah orang yang sama didalam pikiran mu" Ucap ice.

Ucapan ice yang satu ini sukses membuat gempa kesusahan menelan air liur nya sendiri. Bagaimana tidak? Gempa merasa bahwa ia sedang di intai oleh ice.

"Bukankah ini termasuk kriminal? Maksudku... Motif yang ia lancarkan sukses membuat ku percaya karena situasi waktu itu tidak mendukung... Tetapi, aku sekarang sudah menyadari rencananya yang ingin... Mengutak-atik keluarga ku... Meski kurang akurat karena aku tidak memiliki bukti tentang itu tetapi aku bisa merasakan aura yang agak berbeda pada ice "batin gempa.

" Dia jauh dari kata baik... Mungkin licik? Apa pun itu, aku harus lebih berhati-hati terhadap nya"batin gempa.

"Hm... Mungkin obrolan kita sampai sini dulu, aku sedikit sibuk karena tugas kuliah" Ucap ice beranjak dari tempat duduk nya.

◆Campus Incidents◆ [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang