◎Gempa◎

301 17 2
                                    

Namaku gempa. Mungkin author tidak menyukai ku. Tapi ya... Hidupku tidak dibuat sekelam mereka.

Biasanya aku hanya datang sedikit didalam cerita. Ya, sebagai NPC... Aku tidak terlalu dekat dengan yang lain. Aku dikenal sebagai orang yang sangat bijaksana. "Si adil" Adalah julukan yang ditunjukkan kepadaku saat masih SMP. Aku dan solar adalah teman dekat karena ibuku berkerja dengan ayahnya solar dulu. Tapi beliau sudah meninggal karena kelelahan berkerja.

Aku ingin sekali menggantikan pekerjaan ibuku, tapi aku belum cukup umur untuk itu. Ayahku menikahi wanita lain yang bisa dibilang beruang, hidupku jadi berkecukupan. Tidak seperti ibu tiri difilm, ibu ku ini sangat saya pada ku, seakan aku adalah anak kandung nya. Meski umur ibu tiriku jauh lebih muda dari ayahku, tapi dia sangat mencintai ayahku.

Kedua orang tuaku sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan. Setelah ayah menikah dengan ibu tiriku, ayahku jadi bisa bersantai dirumah.

Sejujurnya aku lebih sayang dengan ibu kandungku, tapi bukan berarti aku tidak sayang dengan ibu tiriku.

Dan aku mengenal halilintar dari solar karena mereka bersaudara. Ikatan sepupu juga saudara bukan? . Aku tidak terlalu dekat dengan halilintar, karena rasanya aku dan dia kurang akrab... Meski aku juga mencoba akrab dengannya.

Semenjak solar pergi saat lulus SMA dan kemudian tidak ada kabar, itu membuat ku sangat kesepian. Tetapi halilintar menyempatkan dirinya untuk berbicara padaku meski sebentar. Mungkin saja solar yang menginginkan itu, hubungan kami mulai terjalin dan terputus akibat pacar halilintar yang sangat posesif itu membuat halilintar tidak bisa berinteraksi dengan ku lagi.

Meski begitu, aku masih memiliki teman yang akrab dengan ku dikampus. Sebagai teman belajar, sepertinya sudah cukup.

Hari ibu tiriku masuk rumah sakit karena penyakit yang dia idap sangat ganas. Aku setiap hari berkunjung untuk menyemangati nya dan tentu memberikan nya buah-buah untuk menjaga kesehatan nya. Saat itu aku tidak menyangka bertemu sahabat yang sangat lama tidak pernah bertemu.

Aku sangat senang, tapi sepertinya dirinya memiliki masalah. Aku mencoba menolong, tetapi ia menolong. Karena aku tidak ingin ikut campur dengan masalah orang lain karena ke penasaran ku, akhirnya aku memaklumi itu. Dia sudah berubah dari yang terakhir kali kami bertemu.

Aku biasanya pulang sampai jam 9 malam untuk sekedar menemani ibuku, ayahku sudah lama meninggal karena usia. Kini aku tinggal bersama ibuku.

Disaat aku sedang berbicara pada ibuku, ponselku berbunyi, awalnya aku tidak menyadari, hingga saat aku mengambilkan air untuk ibuku. Aku melihat ibuku mengeluarkan ekspresi yang belum pernah aku lihat, disana aku sadar. Ia mengangkat telpon dari seseorang.

Ekspresi nya kelihatan sangat sedih dan juga kecewa. Entahlah, aku sebelumnya tidak pernah melihat raut wajahnya seperti itu. Kemudian aku minta ponselku dan memastikan siapa yang menelpon.

Ternyata, halilintar menelpon ku. Aku sedikit terkejut lalu menanyakan apa keperluan nya.

Seakan suara halilintar sedang panik dan mencoba menjelaskan sesuatu, aku yang kebingungan hendak memintanya mengirimkan alamatnya kepadaku agar aku bisa menemukannya.

Tetapi, ia sudah mematikan telponnya. Ini sangat membuat ku cemas. Apa yang sebenarnya terjadi? Ibuku sampai berkaca-kaca, aku tidak tau apa yang halilintar katanya sebelumnya kepada ibuku. Harusnya tadi aku membawa ponselku sebelum mengambilkan air tadi.

Aku mencoba menelpon halilintar lagi, tetapi tidak kunjung diangkat. Ini sangat membuat ku gelisah. Aku mencoba menanyakan kepada ibuku apa yang tadi halilintar katakan kepadanya. Ia hanya merespon setengah. Ia mengatakan, barusan ia mendengar suara anaknya yang menghilang.

◆Campus Incidents◆ [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang