◎Ambush◎

132 14 6
                                    

"Ice? " Tanya solar.

"Bodoh! Seranglah! Akh! " Ucap ice tiba-tiba saja ice kena sebuah tembakan bius.

Bruk!..

"Ice! Ha!... Ke.. Keluarlah! " Ucap solar menyodongkan pistolnya ke berbagai arah.

Sepertinya sudah tidak ada serangan lagi. Solar pun menurunkan pistolnya dan berjalan mendekati ice, dirinya tidak lengah, ia masih mengawasi sekitar. Kemudian solar mencari bius itu berada dimana setelah ditembakan kearah ice. Ia sedang mencari benda itu tiba-tiba saja ice terbangun dan ia menembak tepat dibelakang solar.

Solar terkejut melihat tingkah ice. Suara orang jatuh pun ia dengar dari belakang. Lantas ia menoleh untuk memastikan nya, benar saja, ada seseorang yang hampir saja menikam solar dari belakang. Ice kembali pingsan karena gerakan mendadak itu. Sekarang ia mengetahui dimana letak jarum bius itu, segera ia cabut dengan perlahan.

Untuk menghindari racunnya semakin menyebar, ia hendak mengisapnya tetapi ia sadar seharusnya sudah ia lakukan dari tadi. Jika ia hisap percuma saja, untuk nya ia mengetahui cara mengeluarkan nya tanpa harus mengisap dibagian tubuh yang terkena tembakan itu.

Tetapi ia tidak yakin bahwa hal yang akan ia lakukan kepada ice akan berhasil atau malah membuat racunnya semakin menyebar. Dengan perasaan bimbang ia melakukan cara yang agak seram ini. Mengiris sebuah urat yang mengalir kan racun itu, jika ia menghambat jalan masuknya menuju jantung maka ice akan selamat, tetapi jika ia salah sasaran maka nyawa ice tidak akan tertolong.

Beruntung nya ia berhasil hanya saja mungkin masih ada beberapa yang masih mengalir didalam. Setelah darah dan cairan bius itu keluar semua ia pun membalut luka itu dengan menyobek sebagian bajunya. Ia membiarkan ice istirahat dibawa pohon.

Sambil menunggu ice, solar pun mencari air untuk ice. Air berguna untuk menetralkan darah, seharusnya ia mencuci darah ice tetapi sepertinya sudah terlambat ia berfikir seperti itu. Dalam pencarian ini, ia sempat dikejutkan oleh beberapa pasukan tentara yang sedang berpatroli.

"Syukur lah aku tidak ketahuan" Batin solar.

"Hey anak kecil, kau sedang apa disana? "

Pertanyaan itu membuat nya sepontan menoleh. Ia mengira itu adalah para tentara ternyata ice yang sedang berdiri dibelakang nya. Ia sedang bergaya seperti sniper:v.

"Kau mengagetkan ku! " Ucap solar kesal.

"... Terimakasih... " Ucap ice kemudian memalingkan pandangan nya.

"Eeee.... Ya, ya.. Itu tidak masalah! Solar kan anak baik" Ucap solar menggosokkan bawah hidung nya dengan satu jari seraya menyombongkan dirinya.

Ice melirik solar dengan tatapan jijik.

"Sudahlah! Sebaiknya kita segera bergerak sebelum semuanya terlambat! " Ucap ice pergi meninggalkan solar.

Solar pun mengejar ice lalu sedikit berbincang mengenai apa yang terjadi pada diri saat ia berhasil mengeluarkan cairan bius itu.

"Jantung ku berhenti berdetak dan kukira aku akan mati. Tetapi karena suara tembakan aku tersadar dan kembali hidup" Ujar ice.

Kesaksian ice membuat nya sedikit terkejut, tetapi ia bersyukur dapat menolong ice.

"Ya.. Setidaknya aku masih bisa bernafas... " Ucap solar sedikit tersenyum.

Ice hanya melirik nya dan fokusnya kembali kedepan. Solar menyadari bahwa ice pandai dalam bermain shoot gun, tetapi sepertinya ada cerita kelam disana, sebetulnya solar tidak ada niatan untuk mengetahui cerita dibalik itu. Ice adalah orang yang sangat misterius bagi dirinya, ia sama sekali tidak mengenal latar belakang ice selain ia adalah anak dari seorang pengusaha terkenal.

◆Campus Incidents◆ [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang