◎Viewpoint blaze◎

323 18 10
                                    

Pov blaze

Aku adalah blaze, seorang mahasiswa yang sedang berkuliah di sebuah kampus yang memiliki sisi gelap disana. Entahlah, apakah itu disebut sisi gelap atau bukan, sepertinya mereka memiliki tempat "eksklusif" Karena hanya beberapa murid disana yang diajari secara khusus.

Aku bertemu dengan seorang laki-laki yang sangat jutek, itu awalnya. Setelah aku secara tidak langsung mengungkapkan rasa sukaku padanya, dia jadi lebih agresif dan juga mesum. Bagaimana tidak? Kukira dia mengira itu juga sama-sama bercanda, eh malah dia kira beneran. Hanya saja kelihatannya aku juga tertarik padanya.

Setelah kejadian waktu itu yang membuat aku dikelas sebagai cewe centil itu. Aku mengetahui banyak tentang dia dari Taufan. Awalnya kukira itu bohong, tapi sepertinya dia lebih mengenal ice. Katanya juga sih, ice adalah orang yang dingin sama siapa pun. Tapi jika begitu kenapa dia sangat berubah 180° dari aslinya? Ingin cukup membuatku penasaran dengannya.

Jika dipikir lagi, dia itu adalah senior diatasku meski aku tau umur kami sama. Dan tentu saja dia adalah anak yang tinggal di kota ini sangat lama. Aku hanya anak baru yang tinggal di kota baru dan menjadi anak baru di kampus. Hari pertama ku sangat membuatku tidak konsen, bagaimana tidak? Hari pertama dapat teman baru sekaligus aku juga bertemu kekasih (?) disana.

Seperti di novel romantis saja. Rasanya seperti mimpi tapi juga ini kenyataan. Sepertinya kejutan tidak akan lepas dari hidupku. Orang pertama yang aku temu itu ya ice. Sekarang dia bukan lagi asing dengan ku. Sudah seperti lumut dibatu. Baiklah kurasa dia menarik, ya.. Aku akan mencoba menerimanya, meski aku yang gantian kesal dengannya.. Apakah ini yang dia rasakan jika berada didekatku sebelum aku menembaknya? Sepertinya emang centil sih.

Disaat itu aku makan ramen bersamanya, sebelumnya ramen yang ku pesan bukan seleraku dan kurasa dia juga begitu. Tapi ya, aku tetap menyukai nya meski bukan seleraku. Didalam obrolan saat itu ada yang membuatku sedikit curiga. Dia tidak ingin memberitahu rumahnya dan malah mengulangi perkataan ku sebelumya. Ini cukup membuatku kesal. Jadi kuputuskan untuk meninggalkan nya disana.

Aku pergi ke minimarket untuk membeli persediaan rumah dan kemudian aku membeli bibit untuk menjadi penelitian ku terhadap pembelajaran ku waktu itu. Mahasiswa biasa sih dengan hal begini. Sepanjang perjalanan, aku merasakan ada yang membuntuti ku terus, tapi aku abaikan karena ku pikir tidak ada siapa pun. Setelah sedikit perdebatan antara penjualan dengan pembeli akhirnya aku pulang kerumah.

Sebelum masuk aku mendengar suara yang tentunya aku sudah tau siapa itu. Benar saja saat aku membalikkan badanku, aku melihat ice dengan wajah yang shock. Aku sedikit terkejut karena dia memasang wajah itu didepanku. Aku menghampiri nya dan mencoba bertanya ada apa. Saat aku menghampiri nya, dia langsung memeluk ku dengan sangat erat. Aku terkejut karena itu.

Tapi aku tidak bisa berbuat apa pun karena aku juga tidak tau situasi macam apa ini. Aku membalas pelukannya dengan lembut. Didalam pelukan ku, dia seakan menahan tangisannya disana.

"Menangislah ice, tidak apa.. Tenang kan dirimu ice"

Bisikan itu membuat pelukannya semakin kuat. Meski nyawaku akan melayang karena ini tapi untuk memenangkan nya, aku rela kehilangan nyawa.... Ketika aku melihat dia menangis dalam diam, mengingatkan aku kepada diriku yang selalu menjadi bantalan untuk temanku yang ingin menangis. Aku sendiri juga punya bantalan, tapi tidak bisa diajak bicara karena dia bantal beneran.

Biasanya aku menangis dengan boneka disamping ku. Orang tuaku juga sepertinya tidak peduli jika aku menangis sekenceng apa pun. Karena mereka selalu sibuk beradu mulut didepanku. Tapi aku selalu mencoba untuk menjadi orang yang selalu ceria, karena ceria didepan banyak orang sudah membuatku senang karena melihat mereka yang bahagia jika bersama ku.

◆Campus Incidents◆ [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang