◎A Hidden Past◎

128 12 7
                                    

"Nanti.. " Ucap seseorang.

Mereka yang merasa membunuh hewan yang tidak bersalah menoleh kearah sumber suara. Komandan para polisi sedang berbicara disana.

"Akuilah kesalahan kalian, reflek adalah sifat yang normal. Hewan yang tidak sengaja dibunuh karena mengancam tidak menerima hukuman apa pun selain denda. Cukup diadili dan berikan denda itu. Aku akan menjelaskan kepada atasan" Ucap sang komandan dan berbicara lagi kepada ice.

"Baiklah, Teman-teman. Kalian pulang lah, aku membawa mobil cukup jauh tetapi bisa dilewati melalui jalan utama" Ucap ice.

"L-lalu bagaimana dengan ini? " Tanya seorang polisi.

"Sepertinya bukan aku yang akan membereskan nya" Ucap ice kemudian pergi diikuti teman-temannya.

Dengan perasaan canggung dan agak heran sekaligus takjub dengan kebolehan ice yang bisa mengontrol situasi layaknya pemimpin meski pilihan nya lebih kearah egois.

Mereka mengikuti ice dengan keheningan yang juga mengikuti mereka sampai seseorang membuka mulutnya untuk menghilangkan keheningan yang ada.

"Umm... Ice... Apakah tidak apa-apa jika kita membiarkan para polisi begitu saja? " Tanya Thorn khawatir.

"Ya.. Tenang saja, aku sudah mengatakan nya kepada komandan mereka, tidak usah mencemaskan mereka" Ucap ice tidak menoleh.

Canggung dan hening kembali menyelimuti mereka kini sampai mereka sampai ke mobil milik ice pun masih tidak ada yang angkat bicara. Setelah semua nya masuk ke dalam mobil kemudian ice mengendarai nya dengan kecepatan yang tidak lambat.

Yang duduk disamping nya adalah gempa. Karena ibu gempa masih ingin berbicara kepada halilintar. Suasana saat itu memang berisik tetapi didepan agak sunyi. Ice melirik sedikit gempa yang nampak nya sedih.

"Oi, apa yang terjadi sama ibumu? Kenapa beliau malah akrab sama hali? "Tanya ice.

Pertanyaan ice membuat gempa terkejut dan menatap ice kemudian ia menatap luar kaca jendela mobil.

" Ah... Hanya sebuah rahasia kecil yang terbongkar... "Ucap gempa agak sedu.

"Kalo kau mau menceritakan nya kepada ku tidak masalah, aku bisa mendengar kan" Ucap ice.

".... Entahlah... Aku hanya sedikit sedih... Aku tidak mengira ada masa lalu yang jahat di dalam nya... " Ucap gempa, kali ini suara nya agak mengecil.

"Perkataan mu terlalu dalam untuk dimengerti... Katakan saja gempa, kau tidak perlu memberikan kode kepadaku" Ucap ice.

".... Kurasa aku belum siap untuk menceritakan nya... " Ucap gempa ragu.

"Baiklah, aku tidak memaksa, tetapi aku bisa menjadi teman cerita mu" Ucap ice.

"... Terimakasih... Aku merasa terbantu" Ucap gempa.

".. Hm... Tidak masalah, aku sebetulnya tidak mengenal mu sepenuhnya, tetapi kau orang yang baik, pantas saja kau sering dijauhi... Mau ganti kampus? " Ucap ice.

Perkataan ice sedikit menyinggung dirinya tetapi ia memaklumi nya saja karena ia memang sudah terbiasa karena itu.

"... Hm... Kurasa tidak perlu... Aku masih mau disana.. " Ucap gempa.

"Hebat kamu... Masih bisa bertahan meski kadar mental mu sedang tidak baik" Ucap ice.

Gempa terdiam karena ia tidak tahu harus berterimakasih tetapi sepertinya itu bukan pujian untuk nya.

"... Ya... Terimakasih... " Ucap gempa.

Pada akhirnya, gempa mengatakan terimakasih karena sebetulnya ia berfikir itu adalah pujian untuk nya.

◆Campus Incidents◆ [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang