◎Looking For Blaze◎

101 13 1
                                    

Kejadian di episode sebelumnya adalah kejadian yang sangat membuat ice terpukul. Bagaimana mungkin ada seseorang yang sangat ia cintai (?) mengatakan hal jahat seperti itu.

Ice terduduk sambil menangis ditoilet. Entah kenapa, baginya ucapan blaze lebih menyakiti dari orang-orang yang selalu mengata-ngatainya.

"Apakah ada yang aku lewatkan?... Sepertinya ia lebih ganas dari yang kukira... " Batin ice.

Dengan sesak didadanya. Ia mencoba untuk bangkit dan berjalan kembali. Ia mengingat sejenak bahwa saat ia menuju toilet, ada seseorang yang ia tabrak. Tetapi wajahnya tidak terlihat karena ia terlalu terburu-buru karena ingin luapkan sesaknya.

"Siapa...? " Batin ice.

Ia keluar dan mengintip sedikit apa yang terjadi setelah beberapa menit ia tinggal. Sudah tidak ada orang selain blaze disana. Sepertinya blaze merasa bersalah, ice tahu itu tetapi ia memilih meninggalkan blaze begitu saja melewati kerumunan orang.

Tanpa tahu apa yang akan dirasakan oleh blaze setelah itu. Disaat ia masuk ke kampus dan melihat ejekan yang menurutnya sangat keterlaluan untuk blaze, seakan merasa di lebih-lebihkan. Lebih lagi tidak ada yang ingin mendekati nya, bahkan guru selalu mengusirnya keluar.

Ice merasa kasian tetapi ia mencoba untuk mengurung diri untuk mendekati blaze sampai ia mendengar kabar bahwa blaze mengeluarkan diri dari kampus.

Berita ini membuat ice terkejut. Padahal niatannya ingin meminta maaf kepada blaze tetapi ia malah pergi. Ia memutuskan untuk mencarinya setelah dua bulan dikampus karena tugas yang tertumpuk membuat nya harus membereskannya dulu sebelum ditagih oleh dosen.

Setelah dua bulan lewat dua minggu ia memutuskan untuk mencari blaze ditengah kesibukannya dalam berkuliah. Dalam hal ini ia sulit menekan blaze karena ia masa sekali tidak mengingat dimana arah ke rumah blaze, padahal saat itu ia pernah datang kerumah blaze.

Sudah satu bulan ia cari tetapi ia tidak menemukannya sama sekali. Hal ini memaksanya untuk meminta Thorn membantu nya untuk mencari rumah blaze. Thorn dengan senang hati membantunya, tetapi Thorn ada urusan sedikit dan ice diminta menunggu lima hari.

Meski ia tidak ingin menunggu tetapi ia mengiyakan karena tau bahwa orang memiliki kesibukannya sendiri dan lewat dari lima hari Thorn mengabarkan bahwa ia tidak bisa menemani ice, Thorn hanya memberikan ice alamat dari blaze.

Ice yang tidak berfikir kenapa ia tidak meminta alamat blaze saja sebelumnya langsung bergegas menuju alamat itu. Suasana siang hari itu membuat nya sulit menekan air liur nya sendiri karena melihat rumah itu.

Ia tahu bahwa rumah itu adalah masa lalu kelamnya tetapi ia tetap memberanikan diri untuk mengetuk pintu itu. Sudah banyak sekali panggil yang ia sahutkan tetapi dari dalam tidak ada jawaban dan ini membuat ice merasa dibohongi.

Sedikit pasrah ia memutuskan untuk mencari lagi besok. Terus kembali diwaktu yang berbeda pun tidak ada jawaban. Ia memberitahukan hal ini kepada Thorn. Thorn terkejut tak percaya mendengarnya, ia berasumsi bahwa mungkin saja blaze sudah pulang ke kota lamanya.

Kenyataan ini membuat ice prustasi dalam pencarian ini. Pencarian itu dihentikan selama dua bulan lamanya. Kemudian ia pergi mencari lagi setelah lewat dari dua bulan. Kali ini ia mencari ke jalan raya, dari pagi ia tidak menemukan apa pun. Terus menerus mencari sampai menjelang malam.

Ia berniat pulang melalui jembatan penghubung karena ia tidak ingin menyebrang. Ia tau bahwa itu sedang hujan dan pasti akan licin, ia tetap melakukannya karena ia mau lebih cepat dari pada menyebrang jalan raya.

Saat ia sudah sampai atas, matanya dibuat membulat sempurna karena sosok yang ia cari sedang ingin terjun dari atas.

"BLAZE!!! "

Langkah nya sangat cepat, berlari ditengah hujan untuk menangkap sosok itu. Seakan ia sedang ingin menangkap cahaya ditengah kegelapan.

Hap!...

Bruk!..

Tes...

Tes..

"... *hosh*.. *hosh*... Bl.. Blaze... "

Sepertinya orang yang ia selamatkan sedang tidak sadarkan diri. Hujan membuat pegangan tangan yang erat itu menjadi licin. Tangan yang lain berusaha menahan dirinya agar tidak jatuh. Sayangnya, hujan tidak merestui itu. Genggaman itu terlepas begitu saja dengan hujan.

"!! BLAZEEEE!!! "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tes..

Sreeetttt..

Bruk!...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"... Ha... Bla.. Blaze... "

"... "

"... Aku akan ... Menepati janjiku dulu... "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Janji? "

♡*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ Bersambung....˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚♡

◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇

Terimakasih karena sudah membaca cerita kali ini sampai selesai. Mohon maaf jika terjadi kesalahan dalam cerita, entah itu karena typo, kesalahan dalam penulisan atau penyebutan dan Mohon maaf jika cerita yang dibawakan sangat berbeda dari sebelumnya.

Berikan vote untuk cerita kali ini jika kalian menyukai nya dengan cara menekan tombol bintang disamping kolom komentar atau bisa dengan memberikan pendapat kalian tentang cerita kali ini di kolom komentar sebagai bentuk apresiasi terhadap buku ini.

Terimakasih atas waktunya yang sudah diluangkan untuk membaca jeda ini. Sampai bertemu kembali di cerita selanjutnya.

   Writer:
   Reni
•◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┅┉╯

Tokoh
••••••••••♚••••••••••
ೃ✧✲°̶H̶a̶l̶i̶l̶i̶n̶t̶a̶rl̶a̶k̶il̶a̶k̶i]°✲✧ೃ
ೃ✧✲ ̶T̶a̶u̶f̶a̶np̶e̶r̶e̶m̶p̶u̶a̶n]✲✧ೃ
.ೃ✧✲ ̶G̶e̶m̶p̶al̶a̶k̶il̶a̶k̶i] ✲✧ೃ
   ✰:✯ ̶T̶h̶r̶o̶np̶e̶r̶e̶m̶p̶u̶a̶n] ✰:✯
ੈ✩‧˚̶B̶l̶a̶z̶ep̶e̶r̶e̶m̶p̶u̶a̶n] ˚‧ੈ✩‧
✰:✯ Ice [Laki-laki] ✰:✯
ੈ✩‧˚̶̶S̶o̶l̶a̶rl̶a̶k̶il̶a̶k̶i]˚‧ੈ✩‧

◆Campus Incidents◆ [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang