◎Exposé◎

81 4 0
                                    

"Sebenarnya... Ah tidak! Lupakan... " Ucap ice.

Perkataan ice membuat blaze penasaran dan juga keheranan.

"Ada apa? Katakan saja, sebenarnya aku tidak memaksamu.. " Ucap blaze.

".... Itu-"

Seketika ice menghentikan perkataan nya karena hampir saja menabrak anak kecil.

"Sial.... Sepertinya belum boleh aku memberitahu kan itu kepadanya.. " Batin ice.

"... Maaf ice... Aku membuat-"

"Tidak.. Aku memang agak kurang fokus karena efek dari meminum jus apel.. " Ucap ice kembali mengendarai mobil nya.

".... Ba.. Baiklah" Ucap blaze.

Suasana mobil kini menjadi sepi karena kejadian tadi. Setelah sampai ke rumah sakit terdekat. Ice mulai mengurus pemeriksaan tubuh kepada dokter dan ia juga harus menunggu giliran.

Blaze dan ice duduk berdampingan di satu kursi, sedikit penuh memang tetapi tidak engap.

"Aku sebenarnya sangat penasaran dengan apa yang ingin disampaikan oleh ice, tetapi dirinya sendiri belum bisa memberitahu nya kepadaku... Sepertinya itu sangat penting... Aku hanya cemas jika itu penting untuk masa lalu ku.. " Batin blaze.

Giliran ice tidak dan blaze diminta untuk menunggu. Blaze mengangguk dan ia tetap menjaga tempat ice. Sedikit lebih lama dari perkiraan nya, blaze sedikit mengantuk entah kenapa tapi ia tetap berusaha terjaga dari kantuknya.

Sedikit terpejam sebelum akhirnya ia terbangun karena panggilan dari handphone nya. Segera saat itu juga blaze mengangkat nya.

"H.. Halo? "

"Blaze"

"Maaf... Siapa ya? "

"Dih.. Lupa ya? "

".... Ada apa? "

"Berkasnya mana? "

"Dimeja dosen sebelah kiri atas"

"Ok"

Tut...

Tut..

"Jir... Kirain siapa.. " Batin blaze.

Jantung blaze seketika berdetak kencang. Entah karena terkejut atau apa, tetapi ia tidak tahu kenapa mendadak jantung nya memompa darah lebih cepat dari biasanya.

Disaat itu, ice keluar. Blaze mengira bahwa ia hanya menemani ice, ternyata ice menyuruhnya untuk periksa.

"Ti-tidak ice... Dokternya cowo" Ucap blaze.

"Ya... Jangan masuk ke kiri, masuk pintu samping nya, disitu cewe kok" Ucap ice.

Karena blaze tidak ingin membuat ice sedih akhirnya ia masuk kedalam seperti arahan dari ice.

"Padahal aku tidak sakit... " Batin blaze.

Ice hanya sedikit terkekeh melihat ekspresi bingung blaze tadi sebelum kemudian ia duduk ditempatnya tadi.

Senyuman ice seketika memudar setelah tidak sengaja mengingat perkataan dokter.

"Sepertinya.... Bius itu membuat ku kehilangan nyawa lagi... " Batin ice.

"Apa pun yang terjadi... Aku harus memberikan cincin ini kepada blaze... Ini.. Miliknya bukan? " Batin ice.

"Padahal... Kukira, hidupku akan terus berjalan tanpa hambatan... Ada kah cara untuk menghentikan racun ini yang sudah mengalir ke jantung?... " Batin ice.

◆Campus Incidents◆ [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang