◎Madness◎

196 10 9
                                    

"Tau-"

"Ssttt... Kamu tidak boleh banyak bicara, kau kan masih sakit~" Ucap seseorang berjalan perlahan menuju blaze.

"Apa yang kau inginkan?!!! Berhentilah mengganggu ku!! " Ucap blaze.

"Hm.... Tidak ada~" Ucap orang itu berhenti dan menatap blaze dengan tatapan anehnya.

"Aku tau apa yang ingin kau lakukan!! " Ucap blaze.

".. Hm... Tau ya?... Coba katakan aku akan melakukan apa?.. Tidak berani ya? ~" Ucap orang itu menaru pinggiran pisah dibibirnya.

"Tch! Kau ingin memasukkan obat ke infusku, kan?! " Ucap blaze.

"Hm~... Kau salah~.. Padahal aku hanya ingin memotong infusmu~" Ucap orang itu.

"!... Seperti kau akan menarik infusku... Sudah ketebak" Ucap orang itu.

"Hahaha!! Itu benar!! " Ucap orang itu mengarahkan pisau itu ke blaze.

Prediksi blaze sebelumnya adalah Taufan (orang itu) akan membunuh nya. Basa-basi itu hanya tak-tik untuk melarikan diri. Ia mengarahkan infusnya ke arah pisau itu lalu menjatuhkan diri. Taufan yang melihat gerakan blaze menghindari serangan nya seakan sudah tau apa yang akan ia lakukan.

"Kau jadi terlihat lebih menarik~, bl-a-ze~... Hihihi" Ucap Taufan tertawa seperti orang gila.

Blaze yang bersembunyi di bawah kolong kasur pasien sebelah yang kebetulan sedang tidak ada, ia mengambil pisau buah dari meja pasien di tempat dirinya bersembunyi sebagai senjata untuk melawan Taufan.

"Dia jauh lebih mengerikan dari yang ku kira" Batin blaze.

"Tujuan ku adalah melarikan diri dari ruangan ini" Batin blaze

Darah blaze masih mengalir deras karena infus yang terpotong itu. Sakit, tapi tidak sesakit yang ia rasakan karena banyak hal yang terjadi. Taufan yang menyengir seperti orang gila berjalan pelan menuju tempat persembunyian blaze karena ia melihat jejak darah dari blaze.

"Tok~ tok~ hihihi, ketemu!! Eh?! " Ucap Taufan terkejut ketika mengetahui blaze langsung lompat dari tempat persembunyian nya dan menikam perutnya.

Tapi tikaman yang blaze berikan ditahan oleh tangan Taufan yang membuat pisau itu tidak bisa masuk lebih lama.

"Hhhh!!! USAHA YANG BAGUS BLAZE~" Teriak Taufan dengan mata yang melotot tajam dan tersenyum seperti orang gila.

"Usaha?... Kau benar" Ucap blaze tersenyum kemudian menghentak pisau itu menggunakan ujung telapak tangannya kemudian kabur.

Blaze membiarkan Taufan merintih kesakitan karena hentakan tadi. Sebenarnya blaze merasa bersalah dan berdebar karena telah hampir 'membunuhnya'. Blaze berlari cukup kencang dan ia bertabrakan oleh seseorang.

"Ice! " Teriak blaze menatap orang yang ia tabrak.

"Eh?... Ada apa...?! " Ucap ice tersentak kaget karena blaze berteriak.

Ice sekilas melihat perban dari tangan blaze yang sepertinya blaze mengalami luka Disana, terlihat dari dari yang seperti masih segar.

"... Blaze... Tanganmu... " Ucap ice.

Blaze yang mendengar perkataan ice langsung menutupi tangannya.

"Ini... Ini bukan apa-apa kok?!... H-hanya luka ringan" Ucap blaze sedikit panik.

Kepanikan blaze sangat dibaca oleh ice. Ice menggeleng kan kepalanya lalu mengobati blaze dengan benar. Blaze hanya bisa pasrah saat ice mengobati nya. Disaat ice sedang mengobati blaze, Tiba-tiba saja seseorang menghampiri mereka.

◆Campus Incidents◆ [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang