Chapter 17

981 136 23
                                        

Perkiraan cuaca malam ini tidak akan turun hujan, faktanya semuanya hanyalah perkiraan yang bisa saja terjadi atau malah sebaliknya.

Seorang gadis berjalan gontai sambil menengadah ke atas merasakan rintikan hujan yang turun perlahan, ia tersenyum miris, siapakah yang harus ia percaya?

Perkataan yeji tidak bisa ia anggap seperti angin lalu. Yuna bunuh diri dalam keadaan mengandung anak pria itu, karena sehun tak ingin bertanggung jawab, lantas seberapa bajingannya kah pria yang berstatus sebagai tunangannya itu?

Benar atau tidak, Nayeon tak ingin mengambil resiko sebelum semuanya terlambat ia harus membuat keputusan, mengakhiri pertunangan mereka. Ya! hanya itu yang terlintas dipikiran gadis itu ia tak ingin semakin terseret dalam masalah ini. Membunuh perasaannya saat ini tak akan sulit, jujur ia akui dia sudah menerima laki-laki itu meskipun dengan sikap otoriter dan posesifnya.

Dia mencintai Sehun.

Dia mencintai tunangannya.

Haruskah begini hubungan asmaranya?

Tak ingin berlama-lama dijalanan yang sepi gadis itu langsung menyetop taxi yang kebetulan lewat, pakaiannya sudah lumayan basah, ia harus cepat ke apartemennya untuk berganti baju dan berniat untuk menemui orang tuanya malam ini juga.

Sedangkan di tempat lain, sehun sedang menunggu seseorang di sebuah club, ia memegang gelas kecil ditangannya sambil memutar-mutar gelas itu, sebuah tepukan di bahunya membuat ia langsung menoleh kesamping menyadari jika seorang wanita sudah duduk di kursi sampingnya.

"Sudah lama menunggu?" tanya wanita itu, sehun sekilas melirik pakaian wanita itu yang terkesan sexy dan menggoda padahal tadi siang bersama kekasihnya ia tidak berpakaian seperti ini.

"Tentu," Jawab sehun pendek ia pun memesan minuman ke bartender.

"Ada apa kau tiba-tiba menghubungiku dan memintaku bertemu?" tanya wanita itu yang tak lain adalah nari, gadis itu menerima minuman yang diberikan bartender padanya.

"Apa kau ingin menghabiskan malam ini bersamaku," Kata sehun tiba-tiba membuat nari gugup dan menoleh padanya.

"Apa yang kau bicarakan? Jangan bercanda," Kata Nari seraya meneguk minumannya namun seutas senyum nampak terukir di bibirnya.

"Aku tidak bercanda, malam ini aku membutuhkanmu. Aku tahu kau sebenarnya menyukaiku bukan?" Kata sehun menatap dalam mata nari.

"Jangan asal menebak, aku sudah memiliki kekasih, lagian kau juga memiliki yuna, tidak baik bukan jika kau menyelingkuhinya," Kata Nari berlagak seperti wanita yang baik.

"Dia sudah lama meninggal apa kau tidak tahu? Bahkan dia juga menghianatiku?" ucap sehun dengan wajah sedih dan penuh luka jelas saja kalau itu hanyalah aktingnya saja.

"Yuna sudah meninggal?" tanya nari ia bener baru tahu berita ini, kenapa ini seperti kesempatan emas untuknya.

"Entah kenapa tadi siang saat aku melihatmu bersama kekasihmu aku sangat tidak suka, apa kau benar-benar mencintainya?" tanya Sehun.

Nari tiba-tiba tertawa, membuat sehun mengangkat alis.

"Aku hanya kasihan padanya, dia terus mengemis-ngemis cinta padaku, aku bahkan lebih menyukaimu," Kata nari membuat sehun tersenyum penuh arti.

"Jangankan malam ini, aku akan menyerahkan hidupku sepenuhnya padamu dan tidak akan menghianatimu," Kata Nari.

"Baiklah, jangan mengecewakanku," Ujar sehun mengajak nari bersulang.

Siapa yang mampu menolak pria satu itu, sebelum ia mengajak nari bertemu ia sudah mencari informasi tentang wanita itu, dan rupanya wanita ini juga menyukainya lebih tepatnya pada harta yang dimiliki oleh sehun.

HELLO MONSTER (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang