Chapter 24

814 102 18
                                    

Hari dimana hana dan wang yi untuk berangkat ke Korea akhirnya datang juga. Semburat bahagia nampak jelas di wajah gadis itu, tapi tidak dengan wang yi, ia berpikir berulang kali apakah keputusan ini adalah hal yang benar. Apalagi beberapa hari belakang ini pergerakannya serasa di awasi, cepat atau lambat semuanya akan terbongkar tapi entah kenapa ia merasa sangat berat melepas hana dari sisinya.

Wang yi memandang hana, yang tertidur selama penerbangan, tak lama lagi ia akan mendarat di bandara  Incheon, cepat saja ia membangunkan hana dengan menoyel pipi hana, membuat gadis itu terusik dengan tidurnya.

"Siap-siap sebentar lagi kita akan turun," Kata wang yi melepaskan Seat belt.

"Benarkah kita sudah sampai?" tanya hana tak percaya. Wang yi mengangguk. Dengan semangat gadis itu merapikan penampilannya dan mengambil kaca mata hitamnya.

"Apakah aku sudah terlihat sempurna?" tanya hana menurunkan kaca matanya sampai ke hidungnya.

"Belum, kecuali saat kita keluar nanti kita bergandengan tangan," Jawab wang yi membetulkan kembali kaca mata hana.

"Baiklah, tuan muda wang," Jawab hana.

Setelah keluar dari ruang kedatangan, hana berjalan layaknya orang yang sedang ditunggu kedatangannya, di sambut dengan bunyi jepretan kamera dan banyak orang yang meminta tanda tangannya, oh alangkah indahnya itu jika bisa terjadi, mereka keluar bergandengan tangan, dengan tangan kiri wang yi menarik koper.

Tanpa sengaja wang yi menyenggol seseorang pria, memakai topi dan menggunakan masker, pria itu pergi begitu saja tanpa mengucapkan apa-apa. Baru beberapa langkah berjalan, wang yi menyentuh perut sebelah kirinya dan melihatnya, kemeja putihnya sudah di penuhi darah, ah sial rupanya pria tadi menusuknya. Hana belum menyadari apa yang terjadi dengan wang yi, ia hanya melihat wajah wang yi yang kelihatan tidak baik-baik saja.

"Tunggu di sini aku ke toilet sebentar," Ucap wang yi meninggalkan hana yang terus memperhatikan punggung pria itu menuju ke arah toilet.

Sedangkan di toilet, wang yi terus menahan pendarahan di perutnya ia menghubungi seseorang.

"Seseorang menusukku," Jelas wang yi pada orang disebrang telepon, kemudian dia sedikit tertawa.

"Penyambutan seperti ini tidak pernah ku duga, oh sehun itu benar-benar pria gila," Kata wang yi. Ia jelas tahu siapa dibalik semua ini.

"Telat semenit, aku akan memenggal kepalamu," Tutup wang yi, ia mencoba menormalkan expresinya dan bersikap baik-baik saja, dan keluar dari toilet tapi ternyata hana sudah menunggunya dengan memangku tangan dan duduk santai di atas koper.

"Apa kau sakit?" Tanya hana melihat wajah wang yi yang pucat dan ia sedikit menghapus keringatnya.

"Hanya mabuk perjalanan," Kata wang menghampiri hana tapi ia jalan sudah sempoyongan, dengan sigap hana menahan tubuhnya yang hampir jatuh dan tanpa sengaja menyenggol luka wang yi, laki-laki itu meringgis cepat saja hana menyingkap jas  jubah wang yi.

Hana sedikit terhenyak dan menutup mulutnya.

"Jangan panik, aku baik-baik saja," Ucap wang yi menenangkan hana ia kembali menutup lukanya

"Kau terluka," Kata hana terbata, seketika setelah melihat darah ia mengingat sesuatu, bau amis ini mengingatkan ia akan sesuatu, hana memegang kepalanya, seraya mencoba mengingat dengan jelas bayangan itu, sebuah tangan penuh darah mencoba mendekatinya, menyentuhnya tapi ia tidak bisa melihat tangan siapa itu, yang jelas itu adalah seorang pria dengan wajah yang tak begitu jelas.

"Hana," Tegur wang yi. Seketika hana sadar kembali.

"Aku akan meminta bantuan," Kata hana beranjak akan pergi tapi wang yi menahannya.

HELLO MONSTER (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang