"OH SEHUN HENTIKAN KEGILAANMU!!!" seorang pria tua berumur 50-an terlihat marah dengan apa yang telah ia saksikan saat ini.
"Ck, ayah mengangguku aja," ucapnya santai tanpa menoleh ke pria yang tadi membentaknya yang tak lain adalah ayah kandungnya.
Pria itu terlihat sibuk dengan apa yang ia kerjakan, sampai-sampai ayahnya mendekatinya dengan perasaan was-was.
"Apa yang dilakukan pria ini, hingga kau menyiksanya seperti ini?" Pria tua terlihat pasrah dengan yang dilakukan putra semata wayangnya itu, seolah bukan kali ini saja ia melihatnya seperti ini.
Ya, laki-laki yang bernama oh Sehun itu kini tengah menjempit lidah pria yang kini sedang terikat disebuah kursi dengan sebuah tang dan menikmati ekspresi kesakitan dari pria malang itu ditambah jeritannya yang memilukan.
"Sampah seperti dia ingin bersaing denganku. Tanpa tahu malu malah mengungkapkan perasaan bodohnya pada Nayeon," jawab Sehun datar sambil meletakkan tang yang baru saja ia gunakan ke atas meja di sampingnya, dan kini tangannya beralih pada sebuah obeng yang terlihat menarik minat pria itu untuk mengambilnya.
"Matamu itu seharusnya tak menatap milikku penuh cinta. Bagaimana jika aku mengeluarkannya saja? Aku tak suka pada matamu itu," ucap ringan sambil memainkan obeng yang dipegangnya.
Laki-laki yang diikatkannya itu langsung mengeleng-geleng, mendengar kata-kata Sehun saja sudah mengerikan apalagi jika ia harus mengalaminya. Siksaan yang dilakukan pria itu sungguh kejam, bahkan sakit lidahnya tidak tertahan.
"To tolong maafkan aku Tuan muda," ucap pria itu gemetaran sambil menoleh ke ayah sehun seolah minta pengharapan pada laki-laki tua itu.
"Sehun, lepaskan dia," pinta ayah Sehun terlihat kasihan pada pria yang disiksa putranya.
"Ayah tau aturan mainnya kan?" ucap Sehun seolah mengingatkan ayahnya akan satu hal.
"Aku paling benci dengan orang yang mengusik milikku!" Sehun sudah mengarahkan obeng itu ke mata pria itu sebelum ucapan ayahnya menghentikan aksinya.
"Kau menginginkan Nayeon bukan? Ayah akan mengatur pertunangan kalian."
Wajah Sehun berubah, inilah yang diharapkannya. Ia tersenyum secepat mungkin ia harus membuat gadis yang disukainya itu terikat dengannya dalam sebuah hubungan, dan kini ayahnya mengatakan sesuatu yang membuat keinginannya menjadi kenyataan.
"Tapi lepaskan pria itu, apa kau tidak ingat dia sudah menjadi korban kegilaanmu yang keberapa?"
"Aku tidak pernah menghitungnya," jawab Sehun ketus.
"Karena suasana hatiku sedang baik, aku akan melepaskanmu," ucap Sehun tersenyum, nampak kali kelegaan di wajah pria itu begitu pun dengan ayahnya.
"Tapi, setelah kau menjadi mayat," lanjut Sehun membuat wajah pria itu pucat pasi, sedangkan ayahnya tidak akan heran dengan kelakuan putranya yang kadang ia sendiri tidak bisa menghalangi apa yang dilakukan Sehun.
Dengan demikian kesimpulannya, tidak ada yang berakhir baik di tangan pria yang menyandang status sebagai mahasiswa disalah satu universitas yang berada dibawah naungan kerajaan bisnis keluarganya.
Oh Sehun. Cukup dengan kata "sempurna" untuk menggambarkan bagaimana sosok pria itu. Memiliki wajah tampan dan rupawan, tinggi badan laki-laki ideal, berasal dari kalangan orang terkaya dan berpengaruh di Korea.
Hanya saja, laki-laki yang sudah menjadi seorang senior itu terlihat menarik dengan sifat tak tersentuhnya, irit bicara dan aura intimidasi yang kuat dari sorot matanya. Tentu banyak wanita tak berani mendekat padanya. Status mereka akan menjadi seorang pengagum dari kejauhan, tanpa ada celah untuk lebih dekat dengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO MONSTER (End)
FanfictionSudah lama tidak bertemu denganmu," ujar pria beriris mata tajam terseyum hangat pada wanita yang berdiri dua langkah di depannya. "Apa kau merindukanku seperti aku merindukanmu?" lagi-lagi pria itu bersuara dengan penuh pengharapan di sana. Namun...