"Apa dia perempuan itu?" tanya seorang pria yang mungkin berusia sama dengan wang yi.
Ada sekitar 10 orang yang berada dalam ruangan itu, ditambah dengan Nayeon yang masih ditutup kepalanya kini terduduk di lantai, sedangkan wang yi dengan pria yang mengajaknya bicara duduk di sebuah sofa, saling berhadapan satu sama lain.
"Hm, kau bisa melihatnya sendiri," Kata wang yi mengkode yixing untuk membuka penutup kepala Nayeon.
Nayeon menatap tajam semua orang yang ada dalam ruangan itu, termasuk pria yang menatapnya lain.
Wajah itu, Nayeon merasa pernah melihat wajah pria itu, ia masih mencoba mengingatnya, tapi di mana?
"Im Nayeon. Kau benar-benar cantik pantas saja saudara kembarku tergila-gila padamu," Ucapnya memecah kebingungan Nayeon.
Saudara kembar?
"Kau yakin ingin menjualnya padaku? Ku dengar kau juga sangat menyukainya? Sampai-sampai membawanya pergi keluar negri?" tanya pria itu pada wang yi.
Wang yi menatap Nayeon sekilas, setelah itu ia meneguk alkohol yang ada di depannya.
"Bahkan aku rasanya hampir gila karena terlalu mencintainya, tapi sayang posisi bajingan itu begitu kuat dihatinya," Jawab wang yi acuh.
"Kembali ke tujuan awal bukan sesuatu yang buruk. Awalnya ku pikir jika ia menerimaku aku akan memperlakukannya dengan sangat-sangat baik, tapi sebaik apapun yang kulakukan selalu tak ada artinya. Lalu aku bisa apa, kalau tidak mengikhlaskannya," Lanjut wang yi.
"Dengan menjualnya begitu?" Kata laki-laki itu, wang yi mengangkat bahunya acuh.
"Apa kau sudah pernah menyentuhnya? Aku hanya ingin tahu kualitas barang yang akan kuterima."
"Dia begitu tertutup padaku. Kalau dengan sehun kau bisa tanya langsung pada orangnya," Ujar wang yi ia juga penasaran sejauh mana hubungan Nayeon dengan sehun.
Akhir-akhir ini setelah Nayeon keluar dari pantauannya ia tak tahu lagi apa yang terjadi dengan gadis itu.
Nayeon yang sedari tadi mendengar pembicaraan dua orang itu tiba-tiba tertawa mengundang tanda tanya dari orang-orang di sana.
"Jadi kalau aku sudah pernah di sentuh, apa akan ada potongan biaya?" tanyo Nayeon tanpa beban, ia mengusap-usap perutnya seperti ada janin di dalam sana.
"Apa kau sedang hamil?" tanya pria yang akan membeli Nayeon penuh selidik.
Nayeon seolah nampak berpikir, " Kuharap begitu,"
Wang yi bangkit dari tempat duduknya ia berjalan ke arah Nayeon dan berjongkok tepat di depan Nayeon.
"Jangan main-main im Nayeon!" Ujar Wang yi pelan namun ada nada ancaman dalam ucapannya.
"Untuk apa aku main-main denganmu, aku takut nanti clientmu kecewa dengan barang yang ia terima," Ujar Nayeon tapi tiba-tiba saja wang yi mencekik Nayeon, pria itu seperti orang asing.
"Lebih baik kau mati saja bersama calon anakmu, kupikir dengan menjualmu kau akan mengemis-ngemis padaku," Kata wang yi.
Tak ada satu orang pun yang menghentikan apa yang dilakukan wang yi, semua berpangku tangan seolah menyaksikan sebuah pertunjukan yang sayang untuk dilewatkan.
Wajah Nayeon sudah memucat, ia terlihat pasrah menerima apa yang lakukan wang yi. Ia lebih memilih mati dari pada di jual seperti tak memiliki harga diri.
Namun tiba-tiba, pintu terbuka seorang pria tersungkur dengan banyak luka memar di wajahnya, wang yi langsung memegang Nayeon dan memaksanya berdiri ia langsung mundur ke belakang bertepatan dengan kehadiran beberapa orang yang selalu menganggunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO MONSTER (End)
FanfictionSudah lama tidak bertemu denganmu," ujar pria beriris mata tajam terseyum hangat pada wanita yang berdiri dua langkah di depannya. "Apa kau merindukanku seperti aku merindukanmu?" lagi-lagi pria itu bersuara dengan penuh pengharapan di sana. Namun...