"Oppa menghubungi paman do hwan?" Bisik jena pelan.
Jeno menggelengkan kepalanya.
"Lalu siapa?" Tanya jena penasaran.
"Lee minhyuk," Jawab jeno cuek, namun ada senyum tipis yg tak terlihat kala ia memperhatikan penampilan adiknya yang menggemaskan, rambut berantakan membuat ia mengingat hewan peliharaannya di kandang khusus.
Bila perlu ia namai saja kucing besarnya itu dengan nama yang sama dengan adiknya, pasti jena akan setuju dengan idenya ini.
"Apa yang oppa rencanakan?" Selidik jena memperhatikan expresi Jeno yang sepertinya sedang merencanakan sesuatu.
"Kamu tak perlu tahu," Kata jeno menyentil kening jena.
Deritan pintu terbuka, membuat eksistensi yang ada dalam ruangan itu segera teralih. Seorang pria datang dengan aura yang berbeda dan begitu bijaksana masuk dengan wajah arrogantnya.
Jena sumringah, ia langsung turun dari kursi dan berlari menghampiri minhyuk yang langsung menangkap dan menggendongnya.
"Baru hari pertama kalian sudah membuat masalah," Ujar minhyuk menyentil hidung Jena pelan.
Ia pun kembali berjalan dan langsung duduk di sebelah jeno, tanpa ada salam pertemuan.
"Kau tak ingin menyapa paman?" tanya minhyuk melihat jeno bersikap bodo amat.
"Halo," Kata jeno singkat.
Minhyuk tersenyum culas, anak tak tahu diri persis seperti ayahnya.
"Apa anda orang tua dari kedua anak nakal ini?" Cerca si ibu yang dari tadi sudah dibakar api emosi.
"Bukan, aku pamannya. Lee minhyuk," Jawab minhyuk datar.
Kepala yayasan menceritakan apa yang terjadi, dan ibu dari anak yang cidera ringan itu minta pertanggungjawaban atas tindakan yang dilakukan Jena dan jeno, serta meminta yayasan untuk mengskorsing mereka dan bila perlu mereka dikeluarkan agar tidak membuat onar lagi.
"Kenapa tak sekalian saja kau mengirim anaknya ke rumah sakit?" tanya minhyuk pada jeno yang membuat Kepala yayasan dan si ibu menjadi melongo apa mereka tak salah dengar.
"Aku tak ingin Ibuku mendadak darah tinggi" Jawab jeno cuek.
"Tapi ayahmu pasti menyukainya," Kata minhyuk tersenyum.
"Aku kesini bukan ingin mengatakan permintaan maaf tapi ingin mendengar permintaan maaf dari mu nyonya secara kau adalah ibu dari anak yang bermasalah. "
"Apa makdsudmu? Apa kau ingin mempermainkan ku?" Kata si ibu berkacak pinggang.
"Aku hanya ingin kau minta maaf yang tulus pada kedua keponakanku sebelum masalah ini semakin sulit," Kata minhyuk.
"Kau bersikap seperti ini, karena kau tidak tahu siapa aku. Suamiku seorang manager utama di group oh, dia bisa saja menutup mulut orang-orang seperti kalian," Ancam si ibu.
Minhyuk berdecak," Sudah banyak orang yang ku temui tak tahu diri seperti dirimu nyonya dan semua berakhir dengan tidak baik," Kata minhyuk memperingatkan
"Dan aku tak peduli apa jabatan suamimu, bagiku dia hanya anjing pesuruh yang akan bekerja apabila di perintah, jadi berhentilah bersikap sombong," Kata minhyuk membuat si nyonya itu kehilangan kata-kata.
"Paman keren," Puji jena mengacungkan dua jempolnya dan minhyuk merespon dengan mengedipkan sebelah matanya, sedangkan jeno memutar kedua bola matanya seakan malas melihat interaksi jena dan minhyuk.
"Aku tak ingin memperpanjang masalah ini, aku harus kembali membawa kedua keponakan kembarku. Jena, jeno ayo!" Ajak minhyuk bangkit dari duduknya diikuti oleh kedua bocah itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO MONSTER (End)
FanfictionSudah lama tidak bertemu denganmu," ujar pria beriris mata tajam terseyum hangat pada wanita yang berdiri dua langkah di depannya. "Apa kau merindukanku seperti aku merindukanmu?" lagi-lagi pria itu bersuara dengan penuh pengharapan di sana. Namun...