"Apa yang membuatmu pindah ke sini? Apa gadis di depan apartemenmu?"
"Lain kali jangan datang ke sini lagi." Laki-laki yang ditanya tak lain adalah wang Yi.
Laki-laki yang melontarkan pertanyaan itu tak lain adalah kris, entah bagaimana bisa laki-laki itu kini sudah berada di apartemen yang baru wang Yi tempati.
"Aku lupa, kalau tuan muda wang adalah orang yang tidak suka menerima tamu," Ujar kris dengan senyum tipisnya yang langsung mendapat tatapan tajam dari wang Yi.
"Kalau begitu tolong tutup pintunya dari luar" Kata wang Yi sinis.
"Baiklah-baiklah, aku akan mematuhi perintah tuan muda," Kata kris langsung berdiri dari duduknya.
"Tapi, apa kau yakin kedatanganmu kali ini akan mendapatkan hasil yang berbeda?" tanya kris.
"Sehun pasti tidak akan tinggal diam." lanjut kris.
"Bukan masalah besar, jika aku berhasil membuat Nayeon mengetahui siapa sehun sebenarnya, dan setelah itu lihatlah apa yang terjadi," Kata wang Yi meminum air putih yang ada di tangannya dan setelah itu melemparkan gelas kosong itu ke arah kris, spontan saja kris menghindar kalau tidak kepalanya mungkin telah menjadi sasaran gelas itu, yang kini telah hancur.
"Aku ingin istirahat," Kata wang Yi yang berbalik menuju kamarnya meninggalkan kris dengan keterpakuannya.
"Bahkan kau tak jauh beda dengannya," Gimana kris kemudian pergi dari apartemen wang Yi.
⏳⏳⏳
Baru saja Nayeon akan menggigit roti bakar di tangannya, suara bel pintu yang berulang kali, membuat gadis itu mendengus kesal dan kembali menaruh sarapannya dengan berat hati.
"Siapa pagi-pagi seperti ini yang sudah merusak kesenanganku," Gerutunya menuju pintu dan melihat dari interkom siapa yang ada di luar, namun tak ada siapa-siapa di balik pintu.
Nayeon ingin kembali kemeja makannya namun lagi-lagi bel pintunya kembali berbunyi, kesabaran gadis itu sudah habis dengan cepat ia membuka pintu, Siap-siap melayangkan nasehat pagi untuk orang yang sudah menganggunya pagi ini.
Namun tak ada siapapun di depan apartemennya hanya ada sebuah kotak yang terletak tak jauh dari kaki Nayeon.
Nayeon mengambilnya, di atas kotak tertera jelas kalau itu untuknya namun tak ada nama dan alamat pengirimannya, gadis itu langsung membawa masuk kotak itu dan menaruhnya di atas meja, dan kemudian ia melanjutkan serapan paginya yang tadi sempat tertunda, dan mengabaikan paket yang barusan ia Terima.
.....
Nayeon mempercepat langkah kakinya dengan sedikit berlari menuju pintu lift, ia melihat seseorang sudah berada di dalam dan memencet tombol agar pintu lift segera tertutup.
"Tunggu, tunggu, tunggu, " Teriaknya pas berada di pintu lift dan langsung masuk, tak mengindahkan seorang pria yang berdiri di sampingnya menggunakan topi hitam, serta kemeja putih yang kancingnya terbuka, serta kaos polos berwarna hitam dan jangan lupakan tas dipunggung yang hanya berada di bahu kirinya.
Pria itu tersenyum, melihat Nayeon yang masih ngos-ngosan. Gadis itu kini menggunakan sweater berwarna unggu, serta rok pendek putih dan sneakers yang sewarna dengan roknya, serta rambut hitamnya yang diikat rapi, menampakkan lehernya yang terekspos bebas.
Merasa diperhatikan, Nayeon langsung menoleh kesamping, belum sempat berbicara, laki-laki itu sudah mendahuluinya.
"Selamat pagi," Sapanya dengan senyuman yang mungkin bisa mengalihkan dunia, Nayeon mematung sesaat sebelum akhirnya dia bertanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO MONSTER (End)
FanfictionSudah lama tidak bertemu denganmu," ujar pria beriris mata tajam terseyum hangat pada wanita yang berdiri dua langkah di depannya. "Apa kau merindukanku seperti aku merindukanmu?" lagi-lagi pria itu bersuara dengan penuh pengharapan di sana. Namun...