Chapter 9

1.3K 167 41
                                        

Nyonya Oh kini menyambut gadis yang berstatus sebagai tunangan putranya alias calon menantu keluarga oh. Nyonya Oh menggenggam lembut tangan Nayeon  dan membawanya untuk duduk di meja makan, tak lupa dengan sehun yang ikut di belakang.

Nayeon memberi hormat dan menyapa Tuan Oh, yang ternyata sudah menunggu kehadiran mereka. Gadis itu gugup berada di tengah keluarga itu, bahkan para pelayan juga berbaris rapi di kiri dan di kanan meja.

Rumah megah dan besar yang berada tersendiri di kawasan milik keluarga Oh, bahkan untuk gerbang rumah saja berjarak lebih kurang 500 meter dari rumah, belum isi rumahnya yang banyak terdapat barang-barang unik, serta desain tiap ruangan ala kerajaan, gadis itu merasa takjub untuk melihat itu semua, betapa kayanya keluarga ini.

"Sehun memperlakukanmu dengan baik kan?" tanya nyonya Oh di tengah acara makan itu, Nayeon terdiam dan melihat laki-laki yang duduk didepannya kini tengah memotong steak merasa tak terganggu dengan pembicaraan ibunya.

"Maaf bibi, tidak ada yang baik pada putramu kecuali wajahnya," Jawab Nayeon yang mengundang tawa tuan Oh beserta istrinya sedangkan sehun langsung mengambil minum dan menatap Nayeon tak percaya.

"Terlalu jujur itu tidak baik, lain kali kau harus memberikan sedikit manisan" Ujar sehun kesal.

"Aku berkata apa adanya, oppa selalu bersikap kasar padaku," Kata Nayeon tak mau kalah.

"Bukankah terakhir kali aku menciummu sangat lembut?" Tuding sehun. Sebelum pria itu berdiri dan pergi entah kemana tanpa permisi. Nayeon hendak protes, kedua alisnya mengkerut, bagaimana mulut pria itu begitu ringan menyampaikan hal itu, wajah nayeon memerah sekarang ia menundukkan wajahnya tak berani melihat wajah orang tua sehun.

"Oh sehun brengsek, kenapa laki-laki sepertimu harus hidup?" Maki Nayeon dalam dirinya.

"Aku tahu bagaimana sikap putraku, apa yang kau katakan tidak salah sayang, bahkan banyak lagi sifatnya yang lebih, mengejutkan_" Nyonya Oh mengusap bahu Nayeon namun matanya malah mengarah ke pada suaminya.

"Tapi percayalah, dia benar-benar menyukaimu, aku dan suamiku adalah saksi bagaimana dia begitu menyukaimu dan melakukan banyak hal yang tak pernah kau duga hingga kalian bisa bertunangan, " Lanjut Nyonya Oh.

"Bibi harap tolong mengertilah dengan sikapnya terutama jagalah hatinya jangan sampai membuatnya cemburu, karena dibalik itu banyak luka yang harus dikorbankan," Kata Nyonya Oh.
Nayeon mengangguk atas penjelasan ibunya sehun, apa yang dikatakan Nyonya Oh benar, Sehun tipe laki-laki yang sangat pencemburuan  walaupun hanya pada sebuah ponsel.

"Baik bibi, aku mengerti," Kata Nayeon tersenyum.

"Melihat panggilanmu pada putraku, sepertinya hubungan kalian sedikit lebih baik," Kata Tuan Oh.

"Terlalu besar kepala jika aku terus memanggilnya Tuan Muda, meskipun memang demikian faktanya," Jawab Nayeon.

"Kau memang gadis yang tepat untuk jadi menantuku, Apa adanya dan sangat jujur terutama mengenai kelakuan putraku," Kata Tuan Oh mengacungkan jempol untuk Nayeon.

"Makanlah yang banyak," Ucap Nyonya oh mengusap rambut Nayeon penuh kasih sayang.

Sedangkan di tempat lain yeji baru keluar dari kelas, tangannya memegang erat tali tas ransel yang ada di punggungnya, 2 hari yang lalu gadis itu kembali ke sekolah semenjak kepindahannya dari luar negeri. Gadis itu baru berumur 19 tahun, dan masih duduk di bangku SMA.

Dengan pasti ia berjalan menuju gerbang sekolah, menunggu seseorang untuk menjemputnya, laki-laki itu telah berjanji untuk menjemputnya sepulang sekolah. Sekolah sudah mulai sepi, sesekali ia melihat ponselnya tak ada tanda-tanda laki-laki itu mengabarinya, ia menggenggam ponselnya kuat, tak lama ada sebuah mobil hitam datang tepat berhenti di depan yeji.

HELLO MONSTER (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang