Four : Perkataan yang menyakitkan

10.1K 1K 89
                                    

Kini, semua anggota keluarga sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Menyantap makanan dengan hikmat di selingi berbagai obrolan dan candaan ringan.

Kecuali, Mark yang hanya diam dan selalu menatap makanan nya dengan serius.

" Ah iya! Anak-anak kita belum saling berkenalan. Bagaimana kalau sekarang saja? " Usul winwin.

" Winwin benar. Nak, kenalkan diri kalian masing-masing! " Perintah Jaehyun.

" Anyyeong! Nama saya Sungchan. Anak bungsu keluarga Jung. " Sungchan membungkuk kemudian tersenyum.

" Anyyeong, nama saya Jeno. Anak ke dua keluarga Jung. " Jeno pun demikian.

" Annyeong, nama saya Mark. Putra sulung keluarga Jung. " Ujar Mark tampa sebuah senyuman di akhir perkenalan nya.

" Injunnie, perkenalkan dirimu, sayang.. " Winwin menepuk bahu Renjun dengan pelan. Yang langsung dibalas sebuah anggukan.

" Annyeong, nama saya Renjun. Putra semata wayang keluarga Nakamoto. " Ucap Renjun dengan senyum manis nya.

" Nah, Renjun. Ini calon suami mu, Mark. " Balas Taeyong sembari menepuk bahu putra sulungnya.

" Ndee.. Eomma. " Sahut Renjun sembari menatap Mark. Yang ditatap justru hanya mengedarkan sebuah pandangan 'Tak suka'.

' Semoga, semua nya berjalan dengan baik. ' batin Renjun penuh harap.


***


Disaat yang lain sedang berada didalam ruang tamu. Justru, Renjun dan Mark kini sedang berjalan-jalan di taman belakang.

Mark teringat pesan ibu nya :
Mark, lakukan pendekatan dengan Renjun!

Kalau sudah begini, Mark tidak akan bisa menolak perintah ibunya.

Renjun sedikit malu namun, ia berusaha menghilangkan ke gugup an nya. Ditepuk nya pundak Mark. Mark pun menoleh.

" Ada apa? " Tanya Mark dengan acuh.

" Aku ingin berbicara dengan mu. Karena, sebentar lagi kita akan menikah! " Jawab Renjun dengan ramah.

Seketika, Mark tertawa puas. Renjun yang melihat hal itu hanya diam dan menatap heran calon suaminya.

" Menikah? Kkk.. Ekspetasi mu terlalu tinggi! " Jawab Mark dengan kasar.

" I-yah.. Memang nya kenapa? " Tanya Renjun terbata-bata.

Dengan kasar Mark menarik wajah Renjun. Mengeratkan cengkraman nya sembari berkata..

" Jangan bermimpi, bodoh. Aku tak akan pernah sudi menikah dengan jal*ang seperti dirimu! " Ujar Mark sedikit berteriak.

" M-mark.. S-sakit, hiks.. " Renjun kesakitan.

Mark melepaskan cengkraman nya dengan kasar sehingga, tubuh Renjun sedikit terdorong ke belakang.

" Aku tak berbuat apa-apa. Kenapa kau melakukan hal itu? Hiks.. " Tanya Renjun sembari mengusap air mata di pipinya.

" Tak berbuat apa-apa?!
KARENA KAU AKU TAK BISA MENIKAH DENGAN KEKASIH KU SENDIRI, DASAR JAL*NG! "

hampir saja Mark ingin menampar si mungil. Jika ia tidak ingat ini masih disekitar rumah keluarga Nakamoto.

Renjun yang ketakutan hanya bisa terdiam menunduk sambil meneteskan air mata.

***


Tak lama kemudian, Winwin datang..

" Astaga! Injunnie? Kenapa kau menangis, sayang? Mark.. Renjun kenapa? " Tanya Winwin dengan nada khawatir sambil memeluk tubuh Renjun dengan erat.

" Ah tidak, eomma. Dia tadi hanya kaget karena tidak sengaja memegang serangga di semak-semak. " Jawab Mark dengan santai.

" Renjun, sudah yah? Cup cup.. Tak apa, sayang. Tadi hanya serangga kecil bukan apa-apa.. " Acting Mark sambil berusaha memeluk Renjun dengan hati-hati.

" Ah.. Begitu. Ibu kira ada apa. Yasudah, ayuk masuk! Ibu dan ayah sudah menunggu dirimu, Mark. " Ucap Winwin sambil tersenyum.

" Ndee eomma duluan saja. Aku masih ingin bersama Renjun sebentar. " Mohon Mark sambil merangkul bahu kecil Renjun.

" Ah, baiklah. Eomma duluan. " Pamit winwin.

Setelah kepergian calon mertua nya, Mark langsung menatap tajam Renjun mengancam..

" Awas saja, jika kau mengadu dan macam-macam denganku. Lihat saja nanti! "

Setelahnya, Mark pergi dengan acuh. Meninggalkan Renjun yang masih tidak percaya dengan sikap calon suaminya.

' bolehkah aku membatalkan pernikahan ini? Aku takut.. '

Renjun bertanya dalam hati.

Next?
Vote nya mana, nih?
Terimakasih sudah membaca!

What did I do wrong? || MarkRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang