Renjun meneguk ludah nya kasar. Keringat bercucuran di dahi nya. Detak jantung nya berdegup dengan sangat cepat. Tangan nya bergetar memegang benda tersebut.
' Lagi? Aku tidak salah lihat, kan? '
' j-jangan.. kumohon jangan. Semoga yang ini salah! '
' Ya Tuhan, Injunnie mohon jangan sekarang! '
Renjun meletakkan alat testpack nya ke atas nakas. Dirinya hendak berniat mengecek ulang kandungan urine nya. Dengan pelan-pelan ia melakukan kegiatan tersebut.
###
Lima menit lebih Renjun menunggu. Dirinya mondar-mandir kesana-kesini merasa cemas dan takut. Kenapa harus sekarang?! Ughh.. sakit.. ,, Ujar Renjun sembari mengelus pelan perut nya yang datar.
Langkah kaki nya mendekat. Dirinya memejamkan mata merapal doa. Mengharapkan sesuatu yang sebenarnya sangat ia idamkan. Tapi, ini bukan saat yang tepat..
Renjun membuka matanya..
Positif.
Ini sudah yang ke tiga kali nya ia mengecek. Tidak mungkin semua alat ini berbohong. Badan Renjun seketika merosot lemas dan terduduk disamping ranjang. Dirinya menangis membayangkan nasib sang anak dalam kandungan.
" Hiks, maaf, maaf, maaf kan buna.. kenapa Tuhan menitipkan dirimu kepada ku? "
" Maaf, maaf.. hiks. Buna tidak bisa membawakan sosok seorang ayah untuk mu.. "
" M-maaf.. hiks.. "
Ya Tuhan, apa yang harus Renjun katakan pada Mark?!
Jika Mark tahu mengenai hal ini, apa dirinya akan luluh dan berubah?
bagaimana nasib baby dalam perut Injunnie?Apakah nanti ia tidak akan bisa merasakan kasih sayang seorang ayah?
Renjun harus apa...Kenapa tidak Engkau titipkan makhluk kecil ini pada insan yang lain?
Kenapa Renjun?!
KENAPA?!
Renjun menggelengkan kepala nya kuat-kuat. Ia tidak boleh lemah, ia harus kuat!
Ada makhluk kecil didalam dirinya sekarang yang harus ia sayang dan jaga. Masalah sosok ayah, akan ia pikirkan nanti.." Baby.. " Renjun mengusap air matanya.
" Ini buna, sayang.. " Ujar Renjun mengelus pelan perut nya yang masih datar.
" Buna berjanji akan selalu menjaga dan merawat mu, disini. Yah? Kita akan sama-sama berjuang. Tak apa, Buna bisa menjadi ayah mu juga. Cukup buna saja.. " Ujar Renjun tersenyum simpul.
Netra nya menatap sebuah handphone didepan nya. Muncul sebuah niatan untuk menghubungi seseorang.
Seseorang.. yang ia percaya.
' jika ada sesuatu, katakan saja padaku.. '
Kata-kata itu terus menggema di pikiran nya. Jemari kecil nya mengetikkan sebuah nama disana. Memencet sebuah tombol berbentuk alat komunikasi dan menempelkan nya didekat indra pendengaran..' angkat.. angkat.. Injun mohon.. '
TUTTT... TUTT...
" Halo? Renjun, ada apa hmm? "
" J-jeno.. Injun hamil, hiks."
Waaw.. Siomay punya ponakan. Uhuy~ ^'^
Muahaha, Congrats Injunnie. Nggak buat Mark, sekian.#MarkJahadiyy
#BabyInjunnieGemoy
Vote nya boleh, kan?
Terimakasih banyakk~!!
KAMU SEDANG MEMBACA
What did I do wrong? || MarkRen
FanfictionMark Jung, yang di jodohkan paksa oleh ayah dan ibu nya untuk menikah dengan seorang pemuda manis bernama Na Renjun. Akankah pernikahan ini berujung pada kebahagia an, atau sebaliknya?! " Selamat datang di neraka, Jung Renjun.. " -Mark " Apa salah...