Forty Five : Kehancuran yang Melanda

5.8K 344 14
                                    

Setelah beberapa hari, tibalah hari dimana Renjun diperbolehkan untuk pulang. Suasana rumah sakit dan bau obat-obat an sudah begitu bosan Renjun hirup setiap hari nya. Saat ini, Renjun di antarkan pulang oleh Jeno, adik iparnya.

Malam sebelumnya, Jeno sempat berbicara pada dirinya. Bahwa, ia telah merelakan perasaan nya dan lebih memilih untuk menjaga Renjun dari jauh. Jeno tau, hati Renjun akan selamanya milik Mark.. Mark pun juga begitu, ingin kembali dan memperbaiki kesalahan nya.

Keadaan kembali normal pada umum nya, perasaan ini.. sudah begitu lama tidak Renjun rasakan. Begitu nyaman dan tenteram, ia berharap setelah ini takkan ada lagi pihak yang mengganggu keluarga kecil nya.

Beberapa saat berlalu, sebuah mobil putih berjalan masuk menuju sebuah rumah mewah yang sempat Renjun tinggalkan untuk waktu yang lama. Rumah tangganya, rumah tempat ia berpulang. 

Jeno membukakan pintu mobil, tampak didepan sana Renjun bisa melihat Mark yang tengah menunggu kepulangan nya. Netra kedua nya bertemu, Renjun yang tersenyum lembut dengan Mark yang kemudian hanya menunduk dalam dengan rasa bersalah nya.

Renjun mendekat, Mark segera memeluk erat tubuh kecil dihadapannya. Air mata menumpuk berat di pelupuk mata, sebuah rasa bersalah yang mendalam seolah menghantam keras dada bidang nya,

Mark berbisik lembut, memohon maaf. 

"Maaf.. maafkan aku Renjun, aku yang salah selama ini. Maafkan aku yang sudah merusak segalanya, aku menyesal.." isak Mark dalam dekapan hangat sang empunya. Tak terasa, Renjun menitikkan air matanya. Bibir nya menyunggingkan senyum yang hangat, mengelus sayang pundak lelaki bersurai hitam tersebut. 

Renjun memaafkan segalanya, Renjun memaafkan Mark. Di seberang nya, Jeno menatap pemandangan indah tersebut. Ia mengulas senyum bahagia, melihat Renjun yang kini kembali merasakan kebahagiaan nya kembali. Ini sudah lebih dari cukup, bagi Jeno untuk semestanya.

###

Hari berlalu begitu cepat, bayi dalam kandungan Renjun juga sudah mencapai usia yang matang. Keduanya sama-sama berharap semoga hari itu segera tiba, hari dimana kelahiran malaikat kecil yang mereka tunggu-tunggu akan terlahir dengan wajah yang menggemaskan.

Saat ini, Mark kembali sibuk dengan pekerjaan kantornya. Tubuhnya begitu lelah, ia memutuskan untuk menatap galeri didalam ponselnya, memilih sebuah foto untuk ia tatap beberapa saat menghilangkan penat nya.

 Tubuhnya begitu lelah, ia memutuskan untuk menatap galeri didalam ponselnya, memilih sebuah foto untuk ia tatap beberapa saat menghilangkan penat nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum terukir lebar di masing-masing sudut bibir nya. Menatap gemas foto istri nya yang sebentar lagi akan menjadi seorang ibu. Jantung Mark berdebar hebat, istrinya ini begitu cantik dan manis.. ia semakin tak kuasa menahan gemas.

Pintu kantornya terbuka, menampakkan seorang wanita mengintip dibaliknya. Tersenyum, hendak memberi jadwal presentasi yang akan di adakan sebentar lagi,

"Direktur, rapat nya akan segera dimulai," ujarnya. Mark mengangguk dan menyudahi aktifitasnya, kaki jenjang nya ia langkahkan menuju ruangan khusus. Tempat dimana para tamu dan rekan kerja menunggu hasil keputusan perusahaan nya.

What did I do wrong? || MarkRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang