Mark merapikan jas nya. Langkah nya yang seirama mengalun dengan indah di lantai tangga. Bersetelkan jas biru muda dengan dasi sebagai pelengkap nya. Renjun yang sedang memasak mengalihkan perhatian nya. Menatap kagum dan menyambut dengan senyum merekah. Kini, mereka hanya akan tinggal berdua di sebuah rumah yang besar. Tentu saja rumah pemberian Taeyong, sang ibu yang sangat menginginkan semua perjodohan ini." Mark, sarapan dulu yah? aku sudah menyiapkan makanan kesukaan mu. " Renjun menghampiri berniat membetulkan dasi suami nya.
PLAKKK!
" Bisakah kau menjaga jarak? Jung Renjun. " Mark menepis tangan lembut Renjun dengan kasar. Menatap sekilas dan segera mengambil tas kerja nya. Hendak ingin pergi menuju pintu keluar.
Renjun yang terkejut, segera mengalihkan atensi nya. Berusaha tak memedulikan luka kecil di hatinya, dan buru-buru mengambil sebuah kotak bekal dan mencegat tangan Mark.
" M-mark, ini, kau bisa memakan nya ketika di kantor nanti. "
Mark menatap Renjun.
3, 4, 5 detik.
Mengambil kotak bekal tersebut. Renjun mengembangkan senyuman nya. Ada sedikit rasa bahagia
sebelum..
Mark membuka kotak tersebut..
dan..
Menumpahkan semua isi nya ke lantai dengan penuh rasa rendah.
Menginjak, dan sedikit menekan bagian bawah sepatunya. Mengorek sebuah luka di hati Renjun, yang sudah menatap kosong isi kotak berwarna putih tersebut.
" Lain kali, jangan berharap lebih. Dasar J*lang Kepar*t! " Mark beralih pergi.
Meninggalkan Renjun yang terdiam menatap lantai yang kotor. Menitikkan air mata, terus mengusap dan menahan semua senggukan sesak didalam lubuk hatinya.
" Hiks.. M-mark.. "
" J-jika kau tak suka, kumohon lebih baik katakan saja.. hiks.."
' Ibu, apa semua pernikahan seperti ini? '
' bagaimana cara nya agar ia menerima kehadiran ku? '
' Bolehkah.. aku.. '
' MENYERAH?! '
Renjun menggeleng pelan. Menunduk, dan duduk dilantai. Berniat membersihkan semua kekacauan yang sudah terjadi. Maniknya terus menetes kan air mata. Memungut dan terus mengelap membersihkan sisa-sisa nasi yang berjatuhan.
KRINGGGG!! KRINGGG!
Telfon rumah berdering.
Renjun segera mencuci tangan nya. Berjalan sedikit cepat dan mengangkat benda ringan berwarna hitam tersebut.
" ndee.. dengan keluarga Jung, disini. Ada yang bisa saya bantu? "
" Renjun? " jawab suara di seberang sana.
" Ah! I-ibu? ini ibu? " Mata Renjun berbinar dengan indah. Sejenak, ia bisa melupakan luka dihati kecil nya.
" kkk.. iyah sayang. Bagaimana kabar mu, hm? "
" Aku baik. Mark juga. Bagaimana dengan ibu? "
" Baik. Ayah terus saja murung dan manja, ibu rasa, ayah merindukan mu. Hahaha.. "
" Astaga, ibu! Injunnie malu~ Hihi.. " Renjun bahagia. sedikit.
" Ah iya, apa Mark menyukai masakan mu? "
Renjun diam.
" Renjun? Sayang? "
" Ehmm.. i-iyyah! Sekali. Iyah! Dia sangat menyukai nya.. " jawab Renjun kelabakan.
' Maaf, ibu. Anak mu ini sudah berani berbohong.. '
" Hah.. syukurlah, ibu sedikit khawatir tadi. "
" Tak perlu. Injun.. sudah..
sangat..
Bahagia..
di sini.. " Bohong Renjun. Kini, dada nya terasa kembali sesak. Air mata menggenang di pelupuk mata nya. Renjun berusaha tenang.
" Ibu, Injunnie akan sibuk. Kita sudahi dulu, ndee.. "
" Ah! Renjun Tap- "
TUTTTT... TUT...
Panggilan di akhiri.
Kak~ Apa kabar kalian, nih?
Hei, bentar lagi musim ujian. Astaga.. SEMANGAT!
Boleh kasih vote nya? Maacih, Hihi^^Terimakasih telah membaca,
BERSAMBUNG..
KAMU SEDANG MEMBACA
What did I do wrong? || MarkRen
Fiksi PenggemarMark Jung, yang di jodohkan paksa oleh ayah dan ibu nya untuk menikah dengan seorang pemuda manis bernama Na Renjun. Akankah pernikahan ini berujung pada kebahagia an, atau sebaliknya?! " Selamat datang di neraka, Jung Renjun.. " -Mark " Apa salah...