" Kau ingin makan sesuatu? Nanti akan Injunnie masak kan untuk Mark,
Hanya itu? Baiklah. Cepat pulang nee.. "
Panggilan terputus.
Renjun kembali meletakkan handphone nya ke dalam tas selempang mini miliknya. Berjalan pelan sambil melirak-lirik deretan kue manis yang tertata dengan apik dan cantik di atas kaca mengkilap.
di saat tengah sibuk memilih, sebuah tepukan pelan dibahu menyapa perhatian Renjun.
" Ingat aku? "
Seorang pemuda manis berpakaian warna netral dengan sebuah tas tergantung dengan manis di bahu nya. Bibir tipis nya menarik senyum yang bisa membuat siapapun terpukau dengan hebat. Renjun terdiam sejenak. Mencoba mengingat dan kembali memutar beberapa memori di dalam ingatan nya,
" Nona kim? Benar? "
Yang ditanya mengangguk, dan segera menggenggam tangan Renjun dengan antusias.
" Kufikir kau melupakan nama ku! Ah ya, sedang apa disini? Ingin membeli beberapa kue juga? "
" Iya, Mark menginginkan beberapa kue baru. Makanya Injunnie kesini. " jawab Renjun.
" Sangat menyenangkan ternyata bertemu dengan mu, Renjun. Huftt.. sayangnya kita hanya berpapasan untuk sementara. " keluh nona kim dengan pandangan menunduk.
" Bagaimana kalau ke rumah Injunnie? Kita bisa lebih banyak mengobrol disana. keberatan? " sebuah pertanyaan yang lansung mendapat sebuah gelengan dari lawan bicaranya.
" Tidak, ayo kita menuju rumahmu. Dengan senang hati! " sahut Kim dengan mata yang berbinar dan nada yang bersemangat membuat Renjun tertawa geli.
###
" Uwahhh!! Ini foto pernikahan kalian?! " mata Kim membola kala melihat sebuah figura besar dengan foto berlatar megah didalam nya. Foto yang memperlihatkan sepasang lelaki yang masing-masing menggunakan pakaian pernikahan bernuansa hitam dan putih. Sorot mata kedua nya tajam namun, justru itulah letak keromantisan yang dipadu dengan elegan.
Renjun menoleh, tersenyum tulus penuh arti. Mungkin, pertanda bahwa kata 'iya, itu adalah kami.' yang dimaksud oleh dirinya.
" Kalian terlihat cocok dan serasi! " puji nona Kim yang sekali lagi berhasil membuat pipi Renjun tersipu malu.
" Terimakasih banyak, nona. "
Kali ini Kim sudah terduduk manis diatas sofa menunggu sajian teh manis yang tengah dibuat Renjun.
" Ingin kubantu? "
" Hum? Tidak perlu. Ini hampir selesai. " Jawaban yang membuat Kim sekali lagi mengangguk.
###
" Renjun, bagaimana kehidupan sehari-hari mu dengan Mark? "
" Biasa saja. Tak jarang kami saling bercerita dan bersenda gurau. Mark juga sering membelikanku beberapa hadiah yang manis. Ada apa? "
" Hahh.. iri nya. Kau tahu? aku juga terkadang menginginkan seseorang yang bisa menemani hari-hari ku, seperti kau dan Mark. Tapi, yup lupakan. Aku sudah tidak ingin percaya lagi dengan yang seperti itu. "
" Suatu hari, Kim. Kau pati akan menemukan seseorang yang pantas untukmu. " ujar Renjun yang membuat Kim terkikik geli.
" Kau tahu? Aku mempunyai seorang teman. Sayangnya, saat ini ia sedang sangat hancur. " ucap nona Kim secara tiba-tiba dengan tatapan tajam ke arah Renjun membuatnya berhenti meneguk minuman hangat tersebut.
" Ada apa? "
" Kekasihnya berselingkuh dengan namja lain. Bahkan, aku saja sangat muak melihat wajah sok suci itu. Bukankah semua ini keterlaluan? " pertanyaan yang membuat renjun mengangguk antusias.
" Perselingkuhan itu kejam. Bahkan rasanya lebih menyakitkan untuk seseorang yang bahkan tidak pernah tahu menahu tentang arti cinta. Kau setuju padaku, kan? " Renjun terdiam, mengangguk.
" Bahkan yang menikah saja belum tentu akan saling percaya. Ren, ku katakan padamu : Berhati-hatilah dengan Mark. " ucapan Kim seketika membuat Renjun tertawa.
" Mark bukan orang yang seperti itu, Kim. Kau tidak boleh menyamakan perilaku semua orang, hmm? " Kim mendengus pelan. Tapi, apa yang dikatakan Renjun memang benar adanya.
Sial, anak ini tidak se bodoh yang aku pikirkan. -Doyoung
" Ahh, lupakan. Ren, jika ada sesuatu atau apapun itu kau bisa katakan padaku, okey? " saran Kim yang mendapat anggukan setuju sekali lagi dari Renjun.
Jam menunjukkan pukul setengah tiga siang. Waktu berlalu dengan cepat,
" Sepertinya aku harus pulang. Renjun, aku pamit. " Kim berdiri, dan membenahi pakaian nya. Renjun spontan mengangguk dan mengantarkan Kim hingga depan pintu.
" Hati-hati, Kim. Maaf merepotkan mu. "
" Ah, seharusnya aku yang bilang begitu. " Kim tersenyum kikuk. Tangan kanan nya mengelus pelan perut Renjun dengan pelan,
" Renjun. "
" Ya? "
" Jaga keluarga kecilmu. " Ucapnya dengan senyum yang aneh. Dan, entah mengapa membuat Renjun sedikit takut dan terdiam sementara,
" Kim? "
" Oh maaf, lupakan saja. Akhir-akir ini aku memang sedikit lebih banyak fikiran. " akhir Kim dan segera pergi menjauhi kediaman keluarga Jung tersebut. Renjun menutup pintu dengan gusar,
' Seperti ada yang aneh, atau.. ini hanya perasaan Injun saja?! '
Hai, dengan siomay dicini ><
Kalian baik? Maaf siomay jarang up. Agy banyak tugas soal nya, hehe^^Apakabar kalian? Stay save and have a nice dayy!
KAMU SEDANG MEMBACA
What did I do wrong? || MarkRen
Fiksi PenggemarMark Jung, yang di jodohkan paksa oleh ayah dan ibu nya untuk menikah dengan seorang pemuda manis bernama Na Renjun. Akankah pernikahan ini berujung pada kebahagia an, atau sebaliknya?! " Selamat datang di neraka, Jung Renjun.. " -Mark " Apa salah...