Twelve : Rahasia Yang Terungkap

8.9K 907 38
                                    

TOK TOK TOK!

CKLEKK..

" kakak ipar, Yuhuuuu~ " Renjun tertawa gemas melihat kelakuan random adik ipar nya. Siapa lagi kalau bukan Jeno? Namja berwajah tegas berotot kekar dengan senyuman manis dan segala tingkah lakunya yang lucu.

 Siapa lagi kalau bukan Jeno? Namja berwajah tegas berotot kekar dengan senyuman manis dan segala tingkah lakunya yang lucu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jung Jeno 

- Putra ke dua keluarga Jung
- Anak kesayangan mommy Taeyong


" Ayo Jen, masuk dulu! hihi " Renjun membuka kan pintu selebar mungkin untuk Jeno. Yang dipanggil mengangguk dan segera beralih ke ruang dapur. Meletakkan berbagai macam  plastik besar berisi dessert pemberian Taeyong.

Renjun mengambil sebuah piring dan meletakkan sebuah kue coklat dingin diatas nya. Ia sodorkan dengan sopan ke arah Jeno sembari tersenyum manis.

" Makan bareng Injun yah? "

" Injun? Injunnie~ Hahaha, kakak imut banget astaga. " 

" Ish! jangan panggil kakak, Jen. Saya masih lebih muda daripada kamu. "

" Lebih muda apa lebih manis? Kkk.. " 

" Ngga apa nih, kak. Jeno ikut makan kue nya? kan kata mommy itu buat kakak~ " Jeno mempoutkan bibir nya dengan gemas.

" Hihi, ngga apa. Jeno suka coklat kan? kakak juga! " jawab Renjun tersenyum manis. Keduanya kini saling duduk berhadapan. Mengobrol dan bercanda ria. Saling melempar topik dan berbagai macam tebak-tebak an. 


###


" Kak, nanti mommy sama daddy kesini, udah tahu kan? "

Renjun mengangguk dan menatap Jeno. Dirinya mengambil piring tersebut, dan beralih menuju wastafel. Hendak berniat mencuci sisa sisa piring yang kotor. Jeno berdiri dan menghampiri Renjun berniat ingin membantu. Jeno menggenggam lembut tangan mungil itu dengan hati-hati..

" Biar Jeno aja kak, yang- " 

" AKHHH! " Renjun spontan melepaskan tangan Jeno dengan kasar. Jeno yang kaget segera meminta maaf dan melihat pergelangan tangan Renjun yang sedikit merah dan bengkak.

" EHH! Kakak kenapa?! "

" Shhh.. awhh.. em, J-Jeno ngga usah khawatir. kakak cuman kaget ajah tadi. "

Jeno menatap Renjun penuh selidik. Tanpa izin renjun, Jeno menarik pergelangan tangan si mungil. Melihat dan meneliti, 

luka apa ini?! Jatuh? Mana mungkin sampai merah begini!

Asal kalian tahu, luka bengkak itu Renjun dapatkan akibat ulah Mark yang menggenggam tangan kecil nya dengan erat dan paksa. Suatu hal yang sudah sangat biasa dan wajar di kehidupan Renjun saat ini. 

" J-jeno.. "

" Siapa yang ngelakuin ini sama kakak? " Ucap Jeno dengan nada serius.

" T-tidak ada. Kakak, c-cuman jatuh.. " Renjun tergagap sembari menggeleng kuat. Jeno menghela nafas, ia tahu kakak ipar nya ini sedang berbohong. Jeno mengelus pelan pergelangan tangan yang memerah itu, diajak nya Renjun untuk duduk. Dengan tangkas Jeno mengambil kotak p3k di dekatnya dan, mengolesi salep ditangan si manis.

" kak.. "

" Hum? "

" kakak bohong, yah? "

" . . . "

" Kak Mark, ya? "

" E-engga, bukan.. " Renjun menunduk.

" Kalau bukan lalu siapa lagi? Cuman Kak Mark di rumah sebesar ini yang tinggal bareng kakak. Kenapa kakak bohong sama Jeno? "

" M-maaf.. hiks " 

" Benar, ini ulah Kak Mark? Ck, pasti dengan kekasih jal*ng nya itu. Kakak jangan takut, ada Jeno,Sungchan,Mommy,dan Daddy disini buat kakak. " 

" T-tidak Jeno. Jangan.. hiks.. "

" kak, jangan menangis.. " Jeno menatap Renjun penuh khawatir. Tak ia sangka, perjodohan paksa ini bisa sebegitu parah nya untuk orang selembut dan se tulus Renjun.


" Kakak mohon, jangan pernah katakan hal apapun pada mommy dan daddy. Terutama ayah dan ibu, kakak tidak mau merepotkan mereka. "

" Kenapa kak? Kak Mark ngga pantas ngelakuin kakak seperti ini. "

" Jeno, kakak mohon.. tolong yah? " Renjun mengusap air matanya dan menggenggam tangan Jeno. Namja didepan nya hanya menghela nafas dan mengangguk paksa. 

" Tapi, semua ada batas nya, kak. Kalau kak Mark sampai keterlaluan Jeno ngga akan tinggal diam. Persetan dia kakak kandungku, cih! Maaf in Jeno ya kak.. "

" Iya Jeno. Shuttt.. udah udah, kita lupain. Jeno ngga salah apa-apa, okey? Makasih yah, sudah temani kakak hari ini, maaf kalau kakak merepotkan kamu. Hihi.. "

" Ngga repotin dan Sama-sama. " Jeno tersenyum simpul menatap Renjun.


' Disaat kau sakit pun tetap bisa tertawa, kak.. '
- Jeno

What did I do wrong? || MarkRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang