Fifteen : Alur Yang Terus Berlanjut

9K 828 16
                                    


Didalam kamar Renjun :

" Mommy membelikan mu sebuah pakaian, nanti dicoba okey? " Ujar Taeyong mengambilkan sebuah tas dan mengangkat baju putih tersebut sembari tersenyum pada Renjun.

" UWAAHHH! Bagus sekali, terimakasih banyak, mom! " Renjun memerhatikan dan mengelus pelan kain putih ditangan nya. Lembut dan wangi, gumam Renjun sembari memekik girang dan tersenyum senang. 

Taeyong ikut senang memerhatikan reaksi menantu didepan nya. Ia memerhatikan wajah Renjun sembari tersenyum, sebelum sedikit menyadari bagian pipi yang sedikit membengkak.

" Renjun, kenapa pipi mu membengkak, sayang? " Taeyong berujar khawatir membelai pipi Renjun. Renjun yang tak fokus tersentak kaget karena rasa perih yang langsung mendera kala jemari halus Taeyong meraba pipinya.

" A-AWHH! Sssh..  T-tidak mom! I-injunnie tidak apa.. " Jawab Renjun yang spontan melangkahkan kaki nya mundur beberapa langkah kemudian menunduk.

" Injunnie.. "

" I-injun tadi pagi ngga sengaja jatuh, i-iyyah! Jatuh.. hehe. " Renjun tersenyum kaku.

" Renjun? Tidak apa-apa, hmm? " 

Renjun mengangguk cepat dan tersenyum. Gerak-gerik nya seolah semakin aneh. Meraba pipinya, menyembunyikan pergelangan tangan nya. Taeyong menjadi sedikit khawatir pada Renjun. 


Apa semua nya berjalan dengan baik-baik saja?!



###


Kini, Renjun tengah berlari tergesa-gesa memasuki sebuah ruangan kantor milik Mark. Suasana nya sangat ramai, pesta kantor telah berakhir. Kini dirinya sedang mencari seseorang. Matanya bergerak gelisah memperhatikan setiap tamu yang berlalu lalang.


FLASHBACK

Renjun berjalan kesana-kesini dengan gelisah. Ini sudah tengah malam! Ia terus menunggu Mark yang tak kunjung kembali dari kantor nya. Tadi Mark sudah menjelaskan perihal pesta yang diadakan dikantor. Tentu saja ia tak mengajak Renjun dengan alasan : Aku malu. Sebaik nya Jaemin saja yang mendampingi diriku di pesta kantor nanti. Kau tak perlu membuat ku repot untuk yang kesekian kalinya.

Tak lama, handphone milik nya berdering. Renjun segera mengangkat dan menerima panggilan telfon itu. Tercantumkan sebuah nama kontak : Sungchan.

" Halo? Ada apa Sungchan? "

" Kak Injunie, Kak Mark sudah terlalu mabuk! "


FLASHBACK END



" kak Renjun, disini! " Sungchan melambaikan tangan nya mencoba menarik perhatian namja manis diseberang pintu sana. Renjun yang mendengar nya sontak menoleh dan menemukan keadaan keduanya. Sungchan yang tengah menjaga seseorang yang tak lain adalah Mark. Mark? dia sudah kehilangan kesadaran nya akibat efek alkohol di pesta kantor tadi. 

" Ya ampun, Mark! Astaga.. " Renjun mengusap lembut surai hitam milik Mark yang sudah tepar di kursi kantor miliknya. Mark hanya mengeluh dan terus menggumam tidak jelas. Jas hitam nya berantakan, dasi nya sudah tak beraturan, keringat membasahi kemeja milik Mark. Membuat Renjun yang melihat nya menjadi iba.


" Sungchan, kakak minta tolong bantuan mu, yah! "

Sungchan langsung mengangguk dan memapah Mark dengan hati-hati menuju mobil. Direbahkan nya tubuh sang kakak dikursi belakang. 

" Terimakasih, Sungchan. Maaf kakak merepotkan mu. " 

" Tak apa, kak. Bukan masalah besar. "


Renjun melajukan mobil nya dengan hati-hati. Sungchan memperhatikan dan melambaikan tangan nya. Menggeleng pelan dan memikirkan beberapa masalah yang begitu rumit untuk dijelaskan.

' Ck, kak Mark. Kapan kau akan menyadari semuanya? Kakak sudah terlalu banyak membuang waktu dan tenaga Kak Renjun... Ini terlalu rumit. ' -Sungchan.



Kok makin gaje yah.. -_-

Atau cuman perasaan ku ajah?
Kalian suka ngga sih sama ceritanya?

Ck, malah kepikiran. Jangan lupa makan, okey?
VOTE NYA MINTA TOLONG, MAKASIH BANYAK UNCH~
kak, Renjun nya kok tersakiti muluk? Sabar epribadeh. Karma sedang menunggu Mark di halte bus *Ehh, canda. /piece :>

Chapter kali ini hanya untuk melanjutkan cerita. Belum ada point penting nya disini, kkk.. nikmatin ajah. See You!

Maaf kalau cerita ku bosenin :(








What did I do wrong? || MarkRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang