Seven : Malam pertama

11.2K 933 30
                                    

Renjun mengelap pelan wajah nya dengan sebuah handuk. Hari ini adalah hari yang amat melelahkan. Untung saja semua nya berjalan dengan lancar. Kecuali, tatapan Mark saat pembacaan janji suci tadi yang masih teringat dengan sangat jelas di fikiran nya. Renjun menghela nafas dan mendudukkan dirinya di kasur empuk. 

Tak selang berapa lama, pintu kamar terbuka dengan suara decit nya yang khas. Menampilkan sosok namja tinggi yang masih berbalut pakaian jas pernikahan tadi pagi. Mark hanya menatap lurus dan terus berjalan melewati Renjun. Tak ada niat sedikit pun dalam dirinya untuk menyapa sang istri. Renjun menatap Mark dengan tatapan sendu. Ini baru awal pernikahan, kenapa sudah sangat buruk?!

" Mark.. " Renjun mencoba memberanikan diri memanggil nama suaminya.

" Apa? " Yang hanya dibalas suara ketus dan tatapan sinis.

" Kau darimana saja, hmm? Kenapa baru datang? Aku mencari dirimu sejak tadi. Aku takut sesuatu terjadi kepada dirimu.. " ujar Renjun dengan nada khawatir.

" Bukan urusanmu! " Jawab Mark sembari meninggalkan Renjun menuju kamar mandi.

Renjun menunduk menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. Dirinya benar-benar lelah dengan semua tingkah laku Mark yang begitu terang-terangan membencinya. Aku sebenarnya salah apa?

***

Setelah menghabiskan teh hangat nya. Renjun kembali ke dalam kamar. Dilihatnya Mark sedang asik sendiri dengan se genggam handphone di tangannya. Terkadang jari-jemari nya mengetik kan suatu kalimat dengan ekspresi tersenyum bahagia. Sungguh, senyuman Mark sangat indah di pandang.

" Mark.. apa kau tidak mengantuk? " Ujar Renjun berbasa-basi sembari mendudukkan diri nya disebelah Mark. Mark hanya menggeleng dan menyibak selimut nya. Kemudian, berdiri dan berjalan keluar kamar.

" Mark? Kenapa ingin tidur diluar? Kasurnya masih cukup untuk dirimu berbaring di samping ku. " Renjun bertanya sambil menepuk-nepuk sisi kasur yang kosong.

" kau bodoh atau apa?! " Mark sedikit berteriak sambil menatap Renjun.

" A- aku hanya-- " 

" Aku tak akan pernah sudi untuk tidur seranjang bersama dirimu! Camkan itu! " Ujar Mark berteriak dan segera melangkahkan kaki nya pergi dari sana. 

Renjun yang kaget hanya duduk terdiam. Menunduk dan menahan rasa sakit yang terus saja bertambah didalam lubuk hatinya. Air mata nya menetes membasahi pipinya yang lembut. Renjun mengusap pipinya, mencoba menahan isak tangis yang terus saja makin terasa sesak di dada.

' Kapan aku bisa bahagia?..'

Hai! apa kabarnya, nih?
Wkwkwk.. Maaf jarang up. Otak ku lagi banyak nge lag. Hehe..

Semoga suka!

What did I do wrong? || MarkRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang