new you

260 62 8
                                    

Aku melihat jam di layar ponselku. Sudah jam dua belas lewat dua menit dan aku masih sibuk dengan laptop yang menyala. Sementara Arumi sudah tak sadarkan diri dihadapanku.

"Arumiii.. Ayo sana pulang, aku masih lama" Aku mengguncang bahunya pelan

"Sa.. Kerjain di kost aja, yuk" Arumi dengan suara khas bangun tidur kemudian menguap

"Wifi di kost suka ngadat, Rum. Tugasnya masih belum kelar"

Jangan tanya soal kuota data. Kalau ada yang gratis kenapa harus bayar. Anak rantau macam aku ini harus bisa berhemat.

"Tapi masa aku ninggalin kamu sendirian di sini. Udah malem"

"Ya ampun, kost kita jaraknya seberapa jauh, sih? Lagian itu minimarket depan sama toko sebelah masih buka" Kataku

"Beneran gak apa aku tinggal?"

Aku mengangguk mantap sambil mulai mengetik lagi.

"Ya udah, kalo ada apa-apa langsung telepon aku"

"Emangnya bisa bangun? Kamu tidur kayak kebo" Kataku

"Kan...."

"Iya-iya, Arum. Dah sana. Hati-hati, kamu ngantuk gitu"

Arumi memakai jaket dan helm yang sudah dia siapkan di sebelahnya.

"Nanti kafenya dikunci yang bener" Kata Arumi

"Iyaa, aman"

Kemudian anak itu berjalan keluar dan meninggalkan kafe dengan sepeda motornya. Tinggalah aku sendirian bertemankan lagu yang kuputar dari playlistku. Setidaknya bisa mengusir rasa kantuk yang mulai menguasai. Minimarket depan yang buka dua puluh empat jam membuatku merasa aman karena aku tidak benar-benar sendirian.

Aku bergumam melantunkan lagu yang sedang kudengar. Dalam suasana yang tak terlalu hening, suara lonceng di pintu berbunyi. Tanda seseorang memasuki kafe. Aku tidak langsung melihat ke sumber suara. Rasa takut lebih dulu menguasaiku.

Kalau itu Arumi, tidak mungkin aku tidak dengar suara motornya. Entah kenapa aku langsung merinding, sudah jam segini siapa yang mau ke kafe?

Aku mendengar derap langkah kaki menuju ke arahku tanpa aku melihatnya. Kemudian sepasang sepatu hitam mengkilap itu berhenti tepat di sebelah mejaku.

Mampus.

"Sa.." Panggilnya

Aku mendongak

Apa aku bermimpi? Ini sudah jam dua belas lewat, bisa saja aku sebenarnya sudah tidur dan sedang bermimpi. Mempimpikan Bian yang tiba-tiba ada di sebelahku dan memanggil namaku.

"Sa.." Panggilnya lagi

Tidak. Aku tidak mimpi. Dihadapanku itu benar-benar Bian. Aku spontan berdiri dan berjalan mundur, membuat bangku yang kududuki bergeser ke belakang.

"Sa, ini aku" Katanya lagi

Aku masih tidak tau harus merespon apa.

"Bian.." Akhirnya sesuatu bisa kuucapkan

Dia menganguk, "Iya, Bian"


🍂


Suasana malam itu begitu canggung. Dua teh hangat di hadapan kami sepertinya segera mendingin karena tak disentuh sama sekali. Kami masih diam seribu bahasa, memerhatikan kendaraan yang sesekali lalu lalang di jalanan yang sepi.

"Kamu.. Apa kabar?" Tanyanya membuka percakapan

"Baik" Jawabku

"Kamu gak nanya kabarku?"

what we hadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang