Alarm ku berbunyi tepat pukul lima. Aku sengaja mengaturnya jam segitu agar bisa segera Salat Subuh dan melunasi hutangku pada Bian. Iya, hutang membawakannya bekal hasil masakanku.
Dengan sisa-sisa kantuk aku menurunkan kakiku dari ranjang. Telapak kakiku menyentuh lantai yang dingin, membuatku sedikit terkejut. Sepertinya semalam habis hujan, udara pagi ini lebih dingin daripada biasanya. Aku segera menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan Salat Subuh.
Selanjutnya, kini semua bahan yang kubutuhkan sudah tersedia di meja. Aku akan bawakan Bian nasi goreng saja. Sederhana tapi mengenyangkan dan yang paling penting, masaknya tidak repot.
Aku menghidupkan kompor dan mulai menumis bumbu. Aku memasaknya dengan hati gembira, semoga masakanku enak. Soalnya Ibuku pernah bilang, kalau mau masakannya enak, masaknya harus penuh cinta.
Cinta? Maksudku rasa senang dan ikhlas. Begitu kira-kira
Setelah melewati beberapa proses, aku mulai menata dalam kotak bekal. Punya Bian aku tata sedemikian rupa agar terlihat benar-benar niat ketika aku membuatnya.
"Sa, tumben bekalnya bikin sendiri?" Ibuku duduk di meja makan"Iya, pengen. Hehe"
"Kok bawa dua porsi?" Ibuku melihat dua kotak bekal yang ditumpuk
"Buat temen, Bu" Jawabku
"Temen apa temen?"
"Beneran temen" Jawabku meyakinkan
"Yang kemarin nganterin kamu, siapa? Ibu lupa mau nanyain"
"Oh, Bian. Temen beda kelas. Temen baru"
"Oh temen, kirain pacar"
"Ibuu.."
Lagian Bian mana mau sama aku, Ibu. Aku ketawa dalam hati
Aku berlari kecil ke kamar mandi setelah urusanku di dapur selesai. Kemudian bersiap dengan seragam sekolah.
Sarapan pagi ini adalah dengan roti bikinan Ibuku. Jangan tanya seberapa bosannya aku makan roti, tapi aku tetap senang karena buatan Ibuku enak dan ada banyak macam
"Nanti siang pulangnya jangan telat ya, Sa. Bantuin Ibu antar pesanan" Kata Ibu tepat setelah aku menyelesaikan sarapanku
"Tapi sepedanya kan rusak, Bu"
"Nanti Ibu pesenin ojek. Soalnya kuenya belum dibayar"
"Oke siap!"
Aku meneguk susu vanilla ku sampai kandas lalu meraih tas punggungku yang tergantung di sandaran kursi.
"Sasa berangkat, ya"
"Hati-hati"
"Assalamuallaikum"
"Waalaikumsalam"
🍂
Hari ini aku datang lebih awal. Sengaja karena ingin memberi kotak bekalku ke Bian. Aku menunggu Bian lewat di depan kelasku. Menjelang lima menit akan masuk, Bian baru muncul. Aku melambaikan tanganku sembari dia berjalan mendekat