scars

247 54 15
                                    

"Gimana tadi? Rehearsalnya keren, gak?" Tanya Arumi saat aku sibuk menuang foam

"Keren. Banget. Banget" Kataku dengan penuh penekanan di setiap katanya

"Siapa?"

"Apanya?"

"Yang keren"

"Bian, lah" Jawabku cepat

"Kak Je, enggak?" Tanya Arumi lagi

"Keren juga, Rum. Semuanya keren" Jawabku

"Heuuu! Iya sih pada ganteng"

"Bukan cuma ganteng doang, duh mereka jago banget main musiknya. Mana tadi nyanyiin lagu unreleased gitu"

"Iya deh iya"

Tiba-tiba aku jadi teringat lagi pada Kak Je. Bagaimana kira-kira keadaannya, aku benar-benar khawatir.

"Heh kok tiba-tiba bengong?" Arumi menegurku yang tiba-tiba diam

"Tadi Kak Je aneh banget, Rum. Dia kayak ketakutan gitu sebelum tampil"

"Gugup kali, wajar"

"Enggak, beda. Dia sampe kayak mau nangis, tangannya dingin banget, aku gak tega liatnya"

"Sakit kali, ya, Sa"

"Bisa jadi, kayaknya nanti aku mesti ke apartementnya deh"

"Sa.." Panggil Arumi

"Hm?"

"Kamu udah pikirin mateng-mateng sama apa yang mau kamu lakuin?"

"Maksudnya?"

"Kamu mau nemuin Kak Je secara personal? Berdua?"

"I-iya"

"Mendingan jangan deh, Sa. Kok aku khawatir, ya"

"Kenapa sih, Rum?"

"Telepon aja deh"

"Dari tadi kan udah aku coba telpon tapi nomornya gak aktif. Udah ah jangan mikir macem-macem. Aku cuma kesana sebentar terus pulang"

"Tapi, Sa.."

"Udah, ya, Arumiii. Aku mau anter ini dulu"

🍂

Aku sudah kompromi ke Arumi bahwa aku akan pulang telat, aku memintanya untuk buka pagar kalau-kalau terlanjur dikunci oleh Ibu Kost. Meski awalnya tidak setuju, akhirnya Arumi mengiyakan.

"Kalo Kak Je ternyata gak ada di apartementnya gimana? Mungkin dia di dorm? Terus nanti kamu malah ketemu Bian, apa gak awkward?" Tanya Arumi, lebih seperti menakut-nakuti menurutku

"Feeling aku bilang kalo Kak Je ada di apartementnya, sih"

"Emang kamu siapanya dia, Sasa? Sampe sok ada feeling segala"

"Udah ih cerewet, aku berangkat"

Aku memakai helm dan jaket kemudian tancap gas dari kafe. Meninggalkan Arumi yang mungkin masih ingin ngomel ke aku. Kuabaikan langit yang begitu gelap, bukan hanya karena sudah malam tapi sepertinya akan ada hujan hebat.

🍂

Aku berdiri mematung di depan pintu unit apartement Kak Je, ragu untuk menekan bel. Sempat kepikiran untuk pulang lagi tapi rasanya sayang karena aku sudah sampai di sini.

Aku berjalan mondar-mandir di depan pintu sambil berpikir. Aku juga merasa tidak sopan jika bertamu selarut ini. Ketika aku memutuskan untuk pulang, pintu Kak Je terbuka. Aku otomatis berbalik.

what we hadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang