3. Saingan

14 6 2
                                    

Happy reading❤



Arin menopang dagunya, matanya fokus pada buku paket di hadapannya, dengan serius mencoba memahami isi buku, sesekali kening gadis itu berkerut saat ada yang tidak ia pahami. Saking fokusnya, ia sampai tidak menyadari seseorang baru saja mengambil duduk di sampingnya.

"Serius amat, mbaknya."

Arin meletakkan buku di hadapannya, berbalik menatap Vicky dengan delikan.

"Gimana olim lo?" tanya Vicky meletakkan buku yang di pegangnya di atas meja, menopang dagu menghadapa Arin.

Arin mengangkat bahu, kembali memutar kepala menghadap buku di hadapannya.

"Ya gitu deh."

"Si Ocha nggak rese'in lo 'kan?"

Ocha itu adalah saingan Arin, si peringkat satu di sekolah, dan juga merupakan alasan Arin belajar keras seperti ini.

Arin terkekeh pelan, melirik Vicky yang masih menatapnya.

"Aman sih."

Keduanya sama-sama diam, Arin kembali sibuk membaca buku di depannya, sesekali melirik Vicky lagi yang masih terus menatapnya, membuat cewek itu berdecak, meletakkan bukunya di meja lalu memutar kepalanya menatap Vicky yang kini memberikan cengiran lebar.

"Lo ke perpus sebenarnya ngapain sih?"

"Ha?"

Arin berdecak, memutar bola matanya malas. "Lo sebenarnya ke perpus mau baca apa mau liatin gue?"

"Mau liatin lo," jawab Vicky santai, menatap lurus ke arah cewek itu.

Arin seketika terdiam, berdehem pelan, kemudian kembali memutar kepalanya, meraih buku di hadapannya.

"Rese' deh, lo."

Vicky seketika tertawa pelan, terdiam saat semua mata kini mengarah ke meja mereka. Cowok itu terkekeh pelan, menatap Arin yang berusaha fokus pada buku di hadapannya.

"Baper nggak lo?"

Arin berdecak. "Dih, nggak."

"Btw, Rin gue mau nanya deh?"

"Paan?"

Vicky diam sesaat, berdehem pelan. "Lo deket sama Adam, ya?"

"Masa iya?" Tanpa menoleh Arin menyahut dengan kening berkerut, membuat Vincky tanpa sadar berdecak pelan melihat respon gadis itu.

"Perasaan lo nggak pernah ngobrol sama Adam, kenapa sekarang tiba-tiba deket?"

Arin menutup buku yang di pegangnya, meletakkannya di atas meja, sudah tidak bisa fokus karena pemuda ini terus mengoceh di sampingnya.

"Lo cemburu?" tanya Arin menaikkan alis, menatap Vicky yang seketika mengalihkan wajah dengan malas.

"Dih, ngapain?"

"Kali aja lo belum move on sama gue."

Vincky tertawa pelan, memain-mainkan buku di hadapannya, memilih tak menyahut lagi, membuat Arin yang melihat itu jadi mengerutkan kening bingung.


🍒🍒🍒




"Ocha."

Gadis dengan rambut yang diikat asal itu berbalik, mengernyit melihat Dian, teman kelas yang lumayan dekat denganya itu berlari mendekat.

"Kenapa?"

Gadis berambut sebahu itu memberikan cengiran lebar, langsung menggandeng lengan Ocha.

HOPE (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang