"Elo itu sebenernya siapa si?" Tanya Kinan kepada Sarah. Sarah diam saja sambil duduk di tepi ranjang dengan mata yang sembab.
"Gue belum bisa kasih tau ke elo,"
"Kenapa?" Tanya Kinan dari bangku belajarnya. Sore ini, Dion tidak ada di rumah alias Dion berada di sekolah. Dion sedang bermain basketnya untuk turnamen besok.
Dion salah satu ketua basket di SMA purnama. Entahlah, laki laki itu handal dalam semuanya. Otak cerdas dengan prestasi yang tinggi.
"Ya belum aja bisa di ceritain. Gue datang hanya mau bantu elo." Ujar Sarah dingin dengan wajah pucat pasinya. Kinan mengerutkan keningnya bingung, membantu apa.
"Bantu apa?"
Sarah mendegus. "Rumah tangga elo akan hancur jika elo sama sama saling egois. Rumah tangga elo ada orang ketiga makanya gue datang untuk menyelamatkan itu semua."
"Siapa orang ketiganya?" Tanya Kinan kesal dan berjalan mendekati Sarah. Sarah diam dan memegang kepalanya yang pusing.
"Elo datang ke sekolah sekarang juga. Lo akan lihat siapa orang ketiga itu. Cepetan Kinan!"
"S-sekarang?"
Sarah menganggukkan kepalanya cepat. "Cepetan. Elo akan tahu siapa orang ketiga dari ucapan gue barusan." Kinan menganggukkan kepalanya dan berjalan mengambil Hoodie nya dan keluar dengan sendal jepit nya. Kinan langsung memesan ojol untuk ke arah sekolahnya yang lumayan dekat.
Berbeda dengan Dion yang sudah berdiri sambil mengibaskan tangannya di wajah. Keringat sudah bercucuran dimana mana membuat Dion berdecak. Andai saja Kinan datang untuk menemaninya.
"Hai kak Dion,"
Bisa di tebak bahwa itu adalah Disya. Disya datang membawa sebotol air mineral dingin.
"Ini buat kak Dion," sodornya. Dion diam dan menatap Disya intens.
"Elo ngapain disini?"
"Mau nonton basket aja si kak," ujarnya dengan senyuman yang manis. Dion menganggukkan kepalanya dan tetap mengibaskan tangannya di wajah.
Disya menatap Dion. "Ini kak ambil," sodornya kembali, Dion mengambil air itu dan membukanya.
"Makasih,"
Disya tersenyum salah tingkah. "Sama sama kak Dion, oh iya nanti pulang bisa bareng gak kak? Disya mau ajak kak Dion jalan jalan."
Dion tampak berpikir dan ingin menganggukkan kepalanya.
"Boleh nanti deh liat waktunya." Ucap Dion sambil mengelap keringatnya. Disya tersenyum dan mengambil handuk kecilnya lalu berjalan maju ke arah Dion untuk mengelap wajah Dion.
Disya menjinjitkan kakinya dan ingin mengelap wajah Dion tetapi itu semua tidak jadi karena Kinan sudah datang dan berteriak.
"Dion.." teriak Kinan sambil melambaikan tangan nya. Dion terkejut dan menjauhkan dirinya dari Disya membuat Kinan cekikikan dan berjalan ke arah mereka berdua.
"Udah selesai?" Tanya Kinan kepada Dion. Dion menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis ke arah istrinya.
"Udah," ucap Dion sambil mengelus rambut Kinan. Kinan tersenyum menang dan menatap Disya yang hanya diam dengan wajah asamnya.
"Oh iya maaf ya Dis kayanya gue gak bisa nemenin elo jalan deh. Kinan udah jemput nih," ujarnya kepada Disya. Kinan menoleh dan menatap Dion.
"Elo mau jalan?" Tanya Kinan dengan wajah cemburunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Secret [End]
Teen Fiction(3) cerita ini memang cerita tentang perjodohan tetapi di dalam cerita ini ada sebuah kejanggalan atas meninggalnya SARAH CLARAYA. *** BELUM DI REVISI Gimana rasanya nikah sama ketua osis? Rasanya sama aja. Sama sama tidak saling mencintai dan sali...