🐳 Devan Abdian

2.5K 134 3
                                    

"Pagi Dion," sapa Kinan sebisa mungkin. Dion yang sudah mandi pun hanya tersenyum dan mendudukkan bokongnya di kursi meja makan. Kinan juga sudah mandi dan sudah memakai baju seragam sekolahnya.

"Apa elo mau sekolah?" Tanya nya dengan bingung. Kinan menoleh dan merasakan sedikit gugup kepada Dion.

Karena kejadian semalam membuat dirinya malu. Saat dimana Kinan berteriak kesakitan dan Dion yang selalu menenangkan kesakitan itu. Ah sungguh memalukan jika di ceritakan.

Kepo ya?

"Hari ini gue ujian." Jawab Kinan dan duduk di depan Dion. Dion mengangguk sambil memakan roti nya yang sudah di siapkan oleh Kinan.

"Apa masih sakit?"

Pertanyaan macam apa itu. Pagi pagi sudah di buat ambigu saja. Kinan yang awalnya ingin melupakan kejadian itu langsung teringat kembali saat Dion menanyakan sakit.

"Ya sakit lah! Siapa suruh elo nafsuan gak ada berhenti hentinya. Gue sebagai dibawah elo gak kuat lah. Wah gila elo," ucap Kinan dengan wajah asamnya.

Dion tertawa. "Bukannya saat gue mau udahan elo minta lanjut?"

Mari kita bawa Kinan ke rawa rawa kawan.

Kinan menoleh dengan wajah yang memerah menahan malu. Apakah itu benar?

"Gak sadar gue." Jawabnya sebisa mungkin. Dion kembali tertawa dan menatap wajah sang istrinya.

"Semoga aja benih gue tertanam di rahim elo." Ucapnya dengan tersenyum. Kinan menoleh dan menahan malunya kembali. Dion ini memang sangat suka menggoda nya.

"J-jadi elo keluarin di dalam?"

Dion mengangguk. "Sengaja,"

"Dion! Kalo gue hamil gimana?" Kesalnya kepada sang suaminya itu.

"Enggak gimana gimana. Elo kan istri gue dan gue suami elo. Di dalam ikatan suci itu harus ada sebuah keturunan yaitu baby."

Kinan mendegus. "Kita masih pelajar,"

"Enggak masalah dong selagi kita itu halal. Udah udah gue mau rapih rapih hari ini gue banyak kerjaan."

Kinan menghela nafasnya lesu dan memegang perutnya. Jika suatu saat perkataan Dion benar Kinan harus apa.

Hari ini Dion membawa mobil karena satu alasan. Mobil hitam itu sudah melaju ke arah parkiran sekolahan SMA purnama. Banyak pasang mata yang menatap mobil mewah itu dengan heran. Mereka sudah tahu bahwa mobil itu adalah mobil milik Dion.

Banyak yang sudah bertanya tanya tentang hubungan Kinan yang selalu lengket kepada Dion. Semuanya mengira bahwa mereka berdua berpacaran.

"Kenapa bawa mobil?" Tanya Kinan sebelum turun. Dion menoleh dan tersenyum manis.

"Hari ini gue mau meeting sama clien di kantor. Oh iya, gue kayanya gak bisa jemput elo pulang. Elo pulang bisa sendiri kan?"

Kinan mengangguk. "Bisa. Nanti gue tinggal pesan ojol aja." Senyumnya ke arah Dion. Dion yang gemas langsung mengacak-acak rambut Kinan.

"Ish Dion!"

Dion tertawa. "Gue sayang sama elo. Jaga diri elo jangan pernah kecewain gue ya Nan."

Kinan mengerjabkan matanya. Apa ucapan Dion serius?

"Hai kak Dion,"

Pletak. Merusak suasana saja bukan? Kinan kesal bahkan sangat kesal pada gadis itu. Kalian bisa tahu itu siapa. Itu adalah gadis yang selama ini Kinan bencikan. Dari segi ucapan saja sudah ternilai bahwa gadis itu menyukai Dion.

Married Secret [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang