Mungkin ini bisa dinamakan dengan Frustasi. Devan dan Dion sudah sama sama diam dengan tatapan kosongnya. Polisi sudah menyatakan bahwa Kinan meninggal dan hilang entah dimana. Dion tetap saja tidak menyetujui jika polisi menyudahi masa pencarian nya.
"Maaf, saudari Kinan dinyatakan meninggal. Pencarian sudah sampai 24 jam alhasil, saudari Kinan masih saja belum ditemukan dan dinyatakan meninggal." Dan yah, Dion langsung mengeraskan rahangnya dan menggelengkan kepalanya dengan wajah yang murka.
"Gue yakin. Kinan hidup!" Teriak Dion dengan tiba tiba. Satya dan Fadil yang sedang asik dengan ponselnya masing masing terkejut.
Fadil menghela nafasnya. "Gue juga yakin,"
"Sarah? Setan itu kan bisa tau dimana Kinan berada. Kenapa dia enggak beritahu kita." Ujar Dion dengan antusias. Air mata terus saja menetes di pipinya membuat Satya dan Fadil merasakan jika Dion sudah Frustasi dan hampir gila.
"Hhaha..tuh kan, mana Sarah? Sarah.." panggil Dion dengan air mata yang sudah banjir di pipinya. Satya menghela nafasnya dan merasakan sakit di dadanya saat melihat sahabat terbaiknya terluka.
"Dion.. elo harus istirahat." Ujar Satya memberitahu. Dion menoleh, "hahha, apaan? Gila kali. Istri gue lagi hilang yakali gue malah enak enak santai." Balas Dion dengan tertawa. Sungguh, Dion sudah seperti orang gila. Rambut acak acakan dengan baju yang basah karena air matanya.
"Gua yakin, kalo Kinan lihat elo kaya gini dia bakalan marah besar." Sahut Fadil. Dion mengacak-acak rambut nya dan menangis. "Kinan dimana si! Gue kangen dia..." Teriaknya dengan kesal.
Fadil yang merasa Devan hanya diam langsung mengajaknya untuk ngobrol. "Elo kenapa? Belum ikhlas?" Tanya nya. Devan mendongakkan kepalanya dan tersenyum kecut.
"Dia udah bahagia disana.." lirihnya dengan sendu. Satya dan Fadil menghela nafasnya dan saling menatap.
"Dion elo ngapain si. Udah gila elo ya!" Ujar Satya yang kesal. Tiba tiba saja, Dion sudah berjalan sambil membawa guling yang sudah berpakaian pakaian Kinan. Guling itu sudah Dion berikan baju daster Kinan.
"Liat deh, istri gue wangi banget..huemmm," ucap Dion dengan tertawa sambil memeluk guling itu seakan akan itu adalah Kinan.
Fadil menahan tawanya dan langsung membuka ponselnya. Moment seperti ini tidak bisa di lewatkan. Dion hanya tersenyum senyum dan berjoget bersama guling itu. Bahkan Dion sudah memutar mutari badannya bersama guling itu.
"Kinan sayang.." ucapnya dengan senyuman yang tulus. "Kamu kok diem si? Kamu marah ya sama aku, Aaa kenapa.." ujarnya karena guling itu tidak menyahut. Semuanya diam menatap Dion yang sudah hampir gila itu.
"Muach." Cium Dion. "Muach muach muach.." lanjutnya sambil memeluk guling itu. Satya yang sudah tahu bahwa ini berlebihan langsung berjalan maju dan menepis guling itu hingga terjatuh di lantai.
"Omaigat. Sayang," teriak Dion histeris saat guling itu sudah berada dilantai. Satya hanya diam dengan kedua tangannya yang di dada.
"Elo apa apaan si Sat. Elo mau bunuh istri gue hah?" Tanya nya dengan marah. Satya diam dan menampar pipi Dion membuat Dion semakin murka dan marah.
Plak. Tamparan kembali lagi di pipi Dion. Dion memegang pipinya yang sudah memerah dan menangis.
"Elo.. Kinan Sat, kinan.." tangisnya kencang dan memeluk Satya erat. Satya membalas pelukannya dan menepuk nepuk punggung Dion agar tenang. Mereka semua akan mencari jalan keluarnya untuk mencari Kinan.
Tiga hari kemudian..
Sudah tiga hari Kinan belum saja ketemu. Dion sudah sangat frutasi dan gila. Bahkan semua para detektif sudah turun tangan untuk mencari sosok Kinan. Kinan Asyifa Vernada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Secret [End]
Ficção Adolescente(3) cerita ini memang cerita tentang perjodohan tetapi di dalam cerita ini ada sebuah kejanggalan atas meninggalnya SARAH CLARAYA. *** BELUM DI REVISI Gimana rasanya nikah sama ketua osis? Rasanya sama aja. Sama sama tidak saling mencintai dan sali...