🐳 Kematian Sarah

1.5K 124 9
                                    

Langsung aja gak usah lama lama.

Dion memberhentikan mobilnya tepat di sebuah caffe yang lumayan ramai oleh pengunjung. Disya hanya diam sambil merapikan rambutnya setelah sudah Dion langsung mengeggam tangan Disya untuk masuk ke dalam caffe itu. Disya hanya diam menahan malunya. Berdekatan dengan Dion membuat dirinya merasakan banyak nya kebahagiaan. Selama hidup, Disya hanya mendapat uang tanpa kebahagiaan.

Itu lah yang membuat sifat Disya menjadi perempuan yang ter - obsesi kepada seseorang. Apapun itu, dirinya akan lakukan. Disya tipe wanita yang selalu saja iri jika melihat gadis gadis seusianya yang bahagia bersama orang orang terdekatnya.

Disya datang ke Jakarta untuk mencari kebahagiaan. Dan dirinya bertemu kepada Dion, kakak kelasnya.

"Duduk," ajak Dion sambil menarik kursi nya. Disya hanya diam dan tersenyum kaku. Setelah sudah, Dion langsung memanggil salah satu barista di caffe ini dan memesan makanan serta minuman.

"Oh iya kak, Minggu depan kakak ujian kan?" Tanya Disya basa basi. Dion mendongakkan kepalanya dan menarik senyumannya tipis.

"Iya, kamu jangan nakal nakal ya." Ujar Dion dan di anggguki oleh Disya.

Tak lama, barista datang kembali sambil membawa pesanan yang di pesan oleh Dion. Disya langsung berbinar saat Dion memberikan dirinya eskrim.

"Udah bisa di mulai hm," ujar nya kepada Disya. Disya mengangguk dan memakan eksrimnya. Sedangkan Dion sudah mendengarkan dan memasangkan kuping nya secara tajam agar lebih paham dengan cerita Disya.

"Aku gak suka kalo dia bilang bahwa aku murahan. Terus pas malem di mana dia mau balik ke Bandung aku langsung bunuh dia, lebih tepatnya preman preman suruhan aku." Ujarnya dengan enteng tanpa memikirkan kedepannya. Dion sedikit terkejut, sangat mengenaskan.

"Terus? Apa kamu gak merasa bersalah?" Tanya nya. Disya hanya menggeleng dan memakan es krimnya dengan lahap. Untuk apa dirinya merasakan hal itu.

"Thanks ceritanya bitch. Dan ini," ujar Dion sambil mengangkat benda pipihnya membuat Disya sedikit terkejut bukan main.

"Semua yang elo ceritakan udah gue rekam disini. Satu lagi, gue semakin gak suka sama kelakuan rendahan elo ini dan sampai sampai elo bunuh Sarah." Disya semakin dibuat terdiam dengan badan yang sudah kaku. Harus bagaimana dirinya sekarang. Sialan, Dion sudah menjebak dirinya.

"Dan Yap. Sebentar lagi, elo akan masuk ke dalam penjara dengan kasus pembunuhan." Ujar Dion dan melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Disya. Baru saja satu langkah, Dion membalikkan badannya membuat Disya sedikit menatap Dion dengan penuh harapan.

"Ini uang buat elo pulang." Ujar Dion dan memberikan uang bewarna merah untuk ongkos Disya pulang. Disya hanya mengeraskan rahangnya dan menggebrak meja itu sedikit kencang.

Sialan. Dirinya terkena jebakan manis oleh Dion. Dion Prakasa Samudra itu sudah menjebak Disya.

"Semuanya baru permulaan Dion." Ujar nya dengan tatapan yang sudah terkalut dengan kebencian.

Dion melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen. Kosong, dimana istrinya? Dion saja tidak tahu dimana keberadaan Kinan sekarang. Dengan cepat Dion membuka ponselnya dan menelfon Devan.

"Shit! Gak di angkat." Gumam Dion sebal dan menutup pintu apartemen nya dengan kasar. Setelah sudah, dirinya langsung merebahkan di atas kasur dengan perasaan yang sudah campur aduk.

Anak Jamet.
Fadil, Satya dan anda.

Satya.
Lo yakin dengan keputusan elo?

Married Secret [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang