Hari ini, Kinan tidak berangkat dengan mobil nya. Kinan akan di jemput oleh Dion, calon suaminya. Dengan rasa malas, Kinan langsung mengambil helm biru nya yang baru saja dibelikan oleh Dion. Dion membelikan Kinan helm lucu itu. Katanya sih untuk keselamatan pribadi.
Kinan langsung memakai helm biru itu dan naik di jok motor vespa itu dengan wajah yang asam. Dirinya malas jika harus berdekatan dengan ketua osis itu. Apalagi dirinya harus menjadi istrinya nanti. Ah, sangat menyebalkan.
"Pegangan..."
"Mau modus elo ya!" Tuduhnya kesal. Dion tidak menjawab dan langsung menyalakan motor vespa nya. Motor itu berjalan dan meninggalkan pekarangan mansion Kinan.
Banyak kendaraan yang sudah berlalu lalang. Kinan mengembangkan senyumannya dan menghirup udara pagi ini. Macet, tentu saja sudah biasa dikotanya semuanya berhenti dan mengikuti arah lalu lintas. Menunggu lampu hijau membuat Kinan sedikit merasa bosan. Kinan langsung celingak celinguk dan melihat seorang anak kecil dengan gitarnya, rupanya anak kecil itu sedang mengamen dan bernyanyi. Kinan tersenyum saat anak laki kecil itu beryanyi untuknya. Dion pun sama, di dalam helm nya dirinya sudah tersenyum dan menggeleng kan kepalanya lucu. Kinan menggemaskan juga.
Lagu sudah habis, Kinan langsung merogoh saku baju nya dan memberikan kepada anak laki laki itu. Anak laki laki kecil itu terkejut karena Kinan memberikan satu uang lembar bewarna merah.
"Apa ini tidak kebanyakan?" Tanya nya tidak enak kepada Kinan. Kinan menggelengkan kepalanya dan langsung mengusap rambut anak laki kecil itu.
"Kamu anak baik, kenapa tidak sekolah?"
Anak laki kecil itu tersenyum. "Orang tua saya sedang sakit kak, kebetulan bapak aku udah meninggal. Aku dan ibu tinggal di jembatan sana. Kakak bisa kok main disana, "
Kinan tersenyum. "Ini uang buat kamu karena kamu nyanyinya enak banget..." Puji nya. Dion hanya menatap Kinan dari kaca spionnya.
"Dan ini.." Rogoh nya lagi lalu memberikan uang lagi, anak laki kecil itu bingung, "ini untuk apa kak?"
"Ini untuk beli obat ibu kamu. Oh iya, kayaknya lampu merahnya udah selesai. Kamu hati hati yah." Ujar Kinan. Anak laki laki itu mengangguk dan melambaikan tangan nya saat lampu merah sudah menyala menjadi hijau. Kinan langsung menoleh dan melambaikan tangannya lagi.
Setibanya di sekolah, banyak pasang mata yang menatap motor vespa itu. Kinan langsung membuka helm biru nya dan merapikan rambutnya. Setelah sudah, helm biru itu ia letakkan di atas jok motor vespa Dion.
"Oke thanks.."
"Kenapa?" Tanya Kinan saat Dion menarik pergelangan tangan nya. Dion merogoh uang nya dan memberikan kepada Kinan. Kinan mengangkat alisnya bingung.
"Buat gantiin uang anak kecil itu. Tadi elo ngasih semuanya kan? Dan ini uang buat elo, emang elo gak mau makan nanti?"
Kinan tertawa. "Gue bisa ambil di atm kali,"
"Pokoknya uang ini buat elo, anggap aja gue lagi menjadi suami yang baik kepada istrinya." Ujar Dion sambil tersenyum tipis. Kinan melototkan matanya dan menatap dua lembar uang merah itu, Dion langsung berjalan meninggalkan Kinan yang masih setia di parkiran.
"Suami...idih." Gumamnya sambil menatap uang lembar merahnya.
Sekolah SMA purnama akan mengadakan camping nantinya. Kinan dan teman temannya hanya ber oh ria saja. Bagi nya, camping itu tidak seru dan hanya gitu saja. Karena bel sudah berbunyi, seluruh murid SMA purnama sudah berhamburan ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Secret [End]
Fiksi Remaja(3) cerita ini memang cerita tentang perjodohan tetapi di dalam cerita ini ada sebuah kejanggalan atas meninggalnya SARAH CLARAYA. *** BELUM DI REVISI Gimana rasanya nikah sama ketua osis? Rasanya sama aja. Sama sama tidak saling mencintai dan sali...