"Sorry, gue gak bisa nerima elo kalo elo gak masuk di dalam rencana hidup gue. Paham kan,"
|||Mereka berdua sama sama terkejut dan langsung berjauhan. Bahkan Kinan sudah melototkan matanya karena terkejut. Mamah Jesi dan Cia hanya terkekeh pelan dan berjalan masuk. Dion menahan malu nya dan membenarkan rambutnya karena grogi.
"Mamah ganggu ya,"
Tiga kalimat itu langsung membuat dua sejoli itu diam dan saling menatap. Cia tersenyum menggoda sambil berlari ke arah Kinan dan duduk di samping Kinan.
"Tadi kak Kinan mau buat baby ya?" Tanya Cia dengan konyolnya. Kinan membulatkan matanya sambil menatap tajam Dion. Dion yang di tatap seperti itu hanya mengacuhkan bahunya tidak tahu.
Kinan menoleh, "Cia gak boleh gitu. Cia di ajarin sama siapa bilang kaya gitu."
Cia tersenyum. "Di ajalin sama Kenzo temennya Cia." Ceritanya kepada Kinan. Jesi hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya.
"Udah udah besok Cia gak boleh main lagi sama Kenzo!"
"Loh kenapa emang?" Tanya Cia polos kepada Dion. Dion menghela nafasnya dan berjalan ke arah Cia, adiknya.
"Kenzo itu udah besar sedangkan Cia masih kecil." Ujar Dion agar Cia mengerti.
Cia menggelengkan kepalanya. "Abang, Kenzo kan umulnya tujuh tahun sedangkan Cia umulnya..emm, belapa ya Cia lupa nih." Gumamnya sambil mengingat-ingat berapa umurnya.
Jesi terkekeh dan membuka suaranya. "Lima tahun Cia,"
"Nah betul. Cia kan udah lima tahun." Sahutnya dengan wajah yang marah.
Dion menghela nafasnya sambil mencubit hidung adiknya. "Awas Cia nakal sama Kenzo. Nanti kalo nakal Abang usir Cia dari rumah."
Cia melototkan matanya dan langsung memeluk Kinan erat mencari pertolongan.
"Ndak...."
"Makanya Cia gak boleh nakal!"
Cia menunduk lesu. "Maafin Cia Abang, Tante.." ujarnya lirih. Kinan yang tidak tega langsung memeluk Cia erat.
"Mamah dan Cia hanya ingin memberikan kalian ini." Ujar Jesi kepada Dion dan Kinan. Dion dan Kinan menatap kertas itu dan melihat apa yang mamah Jesi berikan.
Ternyata, mamah Jesi memberikan dua tiket jalan jalan ke Bali. Apa ini sebagai hadiah pernikahan nya?
"Ini apa mah," tanya Kinan sopan.
Mamah Jesi terkekeh. "Karena mamah belum memberikan kalian berdua hadiah pernikahan. Jadinya mamah sepakat untuk membelikan dua tiket ini."
Kinan melototkan matanya. "Honeymoon?"
Jesi menganggukkan kepalanya semangat. "Pasti kalian belum honeymoon kan."
"Udah." Jawab Dion asal. Kinan melototkan matanya menahan malu kembali. Jesi hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya.
"Yaudah mamah mau pulang sama Cia.. maaf ya mamah ganggu nih," godanya dengan tersenyum senyum. Kinan hanya menunduk malu sambil menatap dua tiket itu.
"Hati hati mah," ujar Dion kepada Jesi. Jesi tersenyum geli dan keluar dari apartemen. Kinan langsung bangun dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam kamarnya tanpa memperdulikan Dion.
Dion tersenyum aneh dan masuk ke dalam kamar lalu mengunci pintunya membuat Kinan yang sedang bermain ponsel menoleh.
"Kenapa elo,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Secret [End]
Novela Juvenil(3) cerita ini memang cerita tentang perjodohan tetapi di dalam cerita ini ada sebuah kejanggalan atas meninggalnya SARAH CLARAYA. *** BELUM DI REVISI Gimana rasanya nikah sama ketua osis? Rasanya sama aja. Sama sama tidak saling mencintai dan sali...