Kedua sejoli itu hanya diam dan enggan untuk membuka suara. Devan yang duduk bersama Kinan hanya melirik saja tanpa mengucapkan sepatah kata.
"Buka buku nya hal 90." Ucap Bu Nayla dengan suara tegasnya. Devan yang notabene nya anak baru langsung mengangkat tangannya.
"Ada apa Devan?"
Devan tersenyum. "Saya belum ada bukunya Bu." Ujarnya. Bu Nayla menghela nafasnya dan melirik ke arah Kinan yang sedang diam sambil membuka bukunya.
"Kinan."
Kinan mendongakkan kepalanya. "Ada apa Bu?"
"Devan anak baru kamu harus berbagi bukunya. Sepulang sekolah kamu antarkan Devan ke toko buku untuk membeli buku paket ini. Kamu paham Kinan,"
Devan tersenyum tipis sambil menatap manik mata Kinan. Kinan berdecak tidak suka.
"Saya tidak bisa Bu. Jika Devan ingin membeli buku bisa di antarkan kepada yang lain." Ucapnya karena Kinan tidak suka orang baru. Bu Nayla menghela nafasnya.
"Tidak. Kamu antarkan nanti." Putusnya dengan cepat. Kinan mendegus dan menganggukkan kepalanya saja. Devan yang berada di samping Kinan hanya diam dan tersenyum.
Kinan kesal. Dirinya kesal kepada anak baru itu. Bisa bisanya anak baru itu sudah merepotkan dirinya. Karena ini perintah akhirnya Kinan meletakkan buku paketnya di tengah tengah dengan kasar. Devan yang melihat perilaku Kinan seperti itu hanya tersenyum. Sangat menggemaskan.
"Apa elo udah ada pacar?" Tanya nya di sela sela Bu Nayla menjelaskan. Kinan melirik ke arah Devan dengan wajah kesalnya.
"Pertanyaan elo gak nyambung." Ketusnya.
Devan menghela nafasnya dan menatap bukunya kembali sembari melirik lirik ke arah Kinan.
Berbeda dengan Dion yang sudah berada di ruangan khususnya. Siang ini Dion akan meeting penting di perusahaannya. Karena merasa sudah jamnya Dion mengganti baju seragamnya dengan baju formal.
"Perfect." Gumamnya di kaca panjang. Setelah sudah Dion melirik jam tangannya.
Dua menit lagi bel akan berbunyi bertanda seluruh SMA purnama akan istirahat dan berleha leha di kantin.
Kring..
Benar kan. Bel sudah berbunyi menandakan waktunya istirahat. Dion langsung keluar dan berjalan ke arah dimana kelas Kinan berada. Kemeja putih yang sudah dibaluti dengan jas hitamnya. Ah, Dion sangat tampan memakai baju itu. CEO muda yang berbakat dan pintar.
Dion berjalan dengan gaya cool nya. Bagaikan angin yang kencang seluruh siswi siswi SMA purnama yang berlalu lalang sudah tersenyum senyum seperti orang gila. Ketampanan ketua osis itu sangat tinggi.
"Kayanya Dion mau ke kantor deh." Ujar seorang siswi yang baru saja lewat bersama teman temannya.
"Suami gue kenapa ganteng gini.." bisik seorang siswi juga. Dion hanya diam menahan tawanya. Sungguh jika ini berada di rumah Dion akan tertawa bersama sang istrinya.
Memang yah ketampanan nya sangat tinggi.
Kelas 12 IPA 3 langsung dihebohkan oleh kedatangan Dion. Dion masuk tanpa permisi membuat semuanya terkejut dan merasa jantungan.
"D-dion.." ucap salah satu teman Kinan yang berada di depan. Dion hanya tersenyum ramah sambil celingak-celinguk mencari tempat duduk sang istrinya.
Setelah dapat. Dion langsung berjalan ke arah meja Kinan yang sedang menggelamkan wajahnya di meja. Apa Kinan tidur?
"Ekhem,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Secret [End]
Novela Juvenil(3) cerita ini memang cerita tentang perjodohan tetapi di dalam cerita ini ada sebuah kejanggalan atas meninggalnya SARAH CLARAYA. *** BELUM DI REVISI Gimana rasanya nikah sama ketua osis? Rasanya sama aja. Sama sama tidak saling mencintai dan sali...