58 ; Tentang Alexa

11K 1K 155
                                    

next part tinggal epilog<3

selamat membaca!❤

-----

Laki-laki berseragam itu menatap kosong. Yang terjadi hari ini tak pernah ia duga. Bahwa, cinta pertamanya harus secepat ini meninggalkannya.

"Ger.."

Air mata itu mengalir dengan cepat di pipi pemuda itu. Baru pertama kali ia dihadirkan rasa cinta di hidupnya. Namun dalam sekejap ia juga merasakan pahitnya perpisahan di dalam hidupnya.

"Ger, ayo pulang!"

Tubuh pemuda itu ditarik-tarik oleh seorang pria paruh baya tua yang memakai seragam juga.

"GER! NURUT SAMA AYAH!"

Gerry melepaskan tubuhnya dengan kasar. Mendorong Ayahnya hingga mundur beberapa langkah, "AYAH BISA NGERTIIN AKU SEBENTAR AJA?!"

"ORANG YANG AKU SAYANGI UDAH PERGI YAH! APA AYAH NGGA PUNYA RASA IBA SEDIKIT DENGAN ALEXA?!"

Robert tersenyum sinis, "Untuk apa aku harus menangisi narapidana itu?! Dia kriminal, Gerry. Tak pantas dicintai!"

Viona yang sedang ikut menangisi mayat sahabatnya itu marah, "Mr. Robert! Anda tidak berhak menjelek-jelekkan sahabat saya! Terlebih lagi, dia sudah meninggal!"

"Memangnya apa bagusnya narapidana itu? Sudah kriminal, meninggal pula! Sebesar apa dosa yang ia tabung selama hidupnya?!"

"Setidaknya dia mati dengan terhormat, Mr. Robert." tukas Viona.

Robert lagi-lagi tak mau kalah, "Sudahlah Viona! Urus saja keguguranmu itu! Harusnya kau menangisi bayimu bukan seorang pengkhianat!!"

Gerry melotot, "AYAH!!"

Kavian yang mendengar akan hal itu langsung murka. Dengan cepat, Kavian memukul Robert dengan perasaan emosi yang tak terbendung.

Ia benar-benar tidak menyangka akan mendengar omongan dari seseorang yang mempunya jabatan tinggi. Harusnya mereka mempunyai etika.

Benar, diatas ilmu harus ada adab. Percuma berilmu, dan pintar kalau tidak memiliki adab yang baik kepada sesama manusia.

Hati Viona sakit mendengarnya. Omongan seperti itu sangat sensitif untuk seorang Ibu yang baru kehilangan anaknya.

Viona menggerakan kursi roda yang ditaikinya menuju suaminya, "Kav, udah.. jangan bikin keributan disini."

"Tapi sayang—,"

Viona tersenyum kecil, "Udah.. aku gapapa kok. Nanti juga digantikan yang lebih baik. Sudah ya?" Kemudian Viona memeluk perut Kavian dengan posisi duduknya di kursi roda.

Kavian pun menangis. Gagal ia menjadi pelindung untuk anak dan istrinya. Kavian mengusap air matanya dan mengelus rambut istrinya dengan lembut, "Maaf sayang.."

"Ayah, mending pulang! Keberadaan Ayah disini malah menyakiti orang banyak termasuk saya! Saya akan menyusul setelah pemakaman kekasih saya sudah selesai."

Gerry benar-benar malu atas perbuatan Ayahnya. Setelah ini, Gerry akan meminta maaf sebesar-besarnya pada Viona.

Robert berdecih mendengar perkataan anaknya itu, "Habiskan waktumu dengan mayat wanita tak berguna itu! Setelah pulang, Ayah akan segera jodohkan kamu dengan pilihan Ayah!" Setelah itu, Robert pergi dan membanting pintu ruangan dengan kencang.

Kavian untuk Viona [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang