Prolog

126K 6.2K 304
                                    

Hai, salam hangat dari fanny untuk para pembaca baru.❤

semoga betah yaa^^

Anyway, jangan lupa tinggalkan vote dan komen yaa. Jangan lupa juga share ketemen-temen kalian supaya bisa baca cerita ini juga.

Dan, untuk para plagiat diharapkan menjauh! Ingat, membuat cerita dengan hasil sendiri lebih puas dan membanggakan ya, say.

Siap terjun lalu hanyut dalam cerita mereka? Kuy bacaa!😍

---------------------------

"Bagus! Pulang tengah malam, mau jadi apa kamu hah?!" Bentak Anendra pada Viona yang sedang mengusap ngusap telinga nya yang panas.

"Jadi manusia pah," Viona refleks.

"Diem! Ngejawab aja sih!" Anendra lalu melotot lebar.

"Awas pah matanya mau keluar tuh," Ujar Viona lalu terkekeh dalam hati.

"Mabok kamu ya?!" Anendra Sang Ayah tidak menghiraukan gurauan Viona lalu mencium aroma alkohol di tubuh Viona.

Viona tetap diam, enggan menjawab pertanyaan Anendra. Percuma saja, ujung-ujungnya Viona tetap akan ketahuan. Seperti tadi, ia padahal sudah mencoba melangkahkan kaki sepelan mungkin untuk menuju ke kamarnya. Tapi sayangnya, Anendra ternyata menjebaknya. Anendra ternyata duduk di kursi ruang tengah dengan lampu yang mati. Sehingga, keberadaan Anendra tidak dapat dilihat oleh Viona.

"Ini kenapa lagi banyak memar di wajah kamu?!"

"Mau jadi jagoan kamu?!"

Viona tetap diam.

"HEH JAWAB!" Sentak Anendra membuat Viona harus mengelus dadanya karena terkejut.

"Viona dipukulin pah bukan mukulin," Memang benar kenyataannya seperti itu. Sepulang club malam, ia hampir dilecehkan oleh segerombolan preman preman jalanan. Untung ia menguasai teknik bela diri, seenggaknya ia bisa menjaga dirinya walaupun sedang sendirian.

"Ngeles aja! Papah masukkin kamu ke club Taekwondo untuk menjaga diri kamu dan menjadikan kamu atlet bela diri untuk mencapai prestasi! Bukan pembuat onar sana sini!" Bentak Anendra sekali lagi dan jangan lupakan mata nya yang hampir lepas dari tempatnya.

Viona menyeringai sinis. Susah kalau sudah di cap jelek ya selamanya jelek. Mau diberikan alasan dan bantahan apapun tak akan pernah dipercaya.

"Udah bacotnya?" Viona menatap nyalang Anendra membuat Anendra semakin geram.

"Berisik! Kalo cuma bisanya hakimin orang, mending jauh jauh deh dari Viona," Tanpa menunggu respon Anendra, Viona langsung menaiki tangga dan masuk ke kamar. Melihat kelakuan Putrinya, membuat Anendra mengepalkan tangannya kuat kuat.

Harus cara apa Anendra membuat Putrinya berubah menjadi baik?

heyowww!❤

Selamat datang di first story ku heheheh🍭

semoga suka:)

-Fanny.⚡

Kavian untuk Viona [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang