7 ; Sweet

36.6K 3.5K 86
                                    

Haiii!❤
Sebelumnya aku minta maaf kalo part sebelumnya ngacak gitu. So, mulai part ini sampe ending gabakalan ngacak kok tenang aja.

Sebelumnya maaf untuk ketidaknyamanan dalam membaca. 🙏

Happy reading!🍭

-----------------------------------

Viona mengerjapkan matanya. Kepalanya masih didera pusing mungkin karena pengaruh alkohol semalam. Ia melihat jam yang berdetak dinding.

Jam 3 pagi?

Sayup sayup ia mendengar suara lantunan merdu dari sampingnya. Ia menengok ke arah kiri terlihat Kavian yang sedang membaca Alquran dengan suaranya yang merdu.

"Sshh.." Ringis Viona sambil memegang kepalanya.

Kavian yang mendengar ringisan Viona langsung memberhentikan bacaannya. Ia melihat Viona dengan raut wajah yang panik.

"Masih ada yang sakit?" Tanya Kavian menghampiri Viona lalu duduk di bibir kasur.

Viona menggeleng. "Kenapa berhenti?"

"Maksudnya?"

"Kenapa berhenti bacanya?" Tukas Viona.

"Lanjutin." Lanjut Viona membuat Kavian sedikit heran tumben sekali istrinya ini.

"Saya kira kamu masih sakit makanya saya samperin kamu. Masih ada yang sakit ngga? Kalau ada, kita ke rumah sakit aja sekarang. Mau?" Tawar Kavian.

"Ngga. Tolong lanjutin aja bacanya," Pinta Viona.

Kavian mengangguk lalu melanjutkan bacaannya.

Entah saat Kavian membaca Alquran hati Viona seperti tenang dan damai. Belum pernah ia menemukan ketenangan yang sedamai ini. Hatinya menghangat. Kepalanya yang sempat pusing tiba tiba mereda. Otak Viona terlempar di masa lalu saat dirinya waktu kecil masih melakukan pengajian di TPA.

"Alquran itu As-Syifa, Obat dari segala macam penyakit."

"Kavi?" Panggil Viona, Kavi pun memberhentikan bacaannya dan menoleh.

"Kenapa?" Viona tak menjawab. Ia justru bangun dari tidurnya, turun dari kasur lalu merangkak ke arah sajadah Kavian.

Kavian sendiri bingung apa yang dilakukan Viona.

"Lo baca surat apa?" Tanya Viona sambil menatap Alquran dan wajah Kavi bersamaan.

"Kamu tau ini apa?"

"Ya tau lah! Gue gini gini juga pernah ngaji kali!" Ketus Viona membuat Kavian terkekeh.

"Oiya? Wah kapan?"

"Waktu kecil sih. Ya tapi setidaknya gue ga buta buta amat kali soal agama!" Ujar Viona lalu mengelus Al quran itu. Entah perasaannya hangat ketika memandangi Alquran itu.

"Kenapa kamu ga menerapkannya?" Tanya Kavian membuat Viona menatapnya lama.

"Males. Susah!" Rungut Viona.

"Gaada yang susah kalau kamu ada niat Viona.." Nasehat Kavian.

"Sekarang saya tanya sama kamu, apa kamu berani ninggalin dunia kelam kamu? itu?" Tanya Kavian. Nadanya agak sedikit menantang.

Viona menggeleng. "Gabisa."

"Kenapa gabisa?"

"Gue udah bertahun tahun berada di circle itu. Gue udah terlalu nyaman berada di dunia itu Vi. Cuman itu satu satunya yang bikin gue seneng dan ngelupain beban masalah." Viona menunduk tiba tiba tanpa permisi air mata nya menetes.

Kavian untuk Viona [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang