38 ; Pocong Tampan

14.2K 1.7K 277
                                    

HAPPY READING!!❤❤❤

Kavian memasuki rumah dengan tubuh lemas. Pikirannya sangat kacau. Terlebih saat ia mengetahui fakta baru bahwa Asdar adalah Waston.

Jadi, selama ini nama samaran Waston adalah Asdar?

Asdar Gavellon?

Waston Gillbert?

Kavian menggeleng-gelengkan kepalanya, tanda bahwa isi kepalanya sebentar lagi mungkin akan meledak. Mencocokan semua kejadian dari Alexa mencelakai Viona di ajang kejuaraan hingga detik ini masih menjadi puzzle acak yang rumit.

Jam menunjukkan pukul 10 malam. Dan rumah terasa sepi. Pasti Umi, Ayah, juga bidadarinya itu tengah tertidur.

Sepulang dari lapas, ia langsung menuju perusahaan Bima dan mengonsultasikan fakta fakta yang ada. Ia menceritakan semua masa lalu Viona. Dan menjawab pertanyaan yang Bima tanyakan di telpon kemarin.

Satu hal bercokol di kepalanya, apakah bisa nama asli dipalsukan untuk masuk ke sebuah universitas?

"Bisa bisa saja. Hari gini, akte kelahiran pun bisa dipalsukan. Terlebih lagi, orangtua Asdar adalah orang yang lumayan berpengaruh." jawab Bima tegas.

"Tapi kau sadar nggak sih? Kita hanya bisa menuntut Asdar dengan kesalahan dia melecehkan Viona didalam kelas. Kesalahan lama apalagi sudah 6 tahun lamanya, susah untuk dibawa ke persidangan," lanjut Bima berpikir.

Kavian mengangguk. Ia sudah memikirkan itu sejak Alexa memberi tau tentang suatu fakta. Kesalahan yang sudah bertahun-tahun lalu akan sangat sulit jika dibawa ke jalur hukum sekarang.

Butuh bukti banyak, sedangkan tidak ada bukti apapun selain ingatan istrinya itu.

Dan jika istrinya mengingat pun, itu masih belum berhasil. Karena suatu tuntutan itu harus berdasarkan bukti yang kuat.

Persidangan Asdar juga masih seminggu lagi untuk penjatuhan hukuman. Belum lagi, orangtua Asdar katanya akan terbang ke Indonesia untuk membela anaknya yang tidak bersalah.

Makin sulit saja untuk mengatasi hal ini.

"Tapi, aku baru sadar." celetuk Bima sambil membuka file pdf biodata diri Asdar yang ia minta di bagian Administrasi.

Kavian menoleh lalu matanya menyiratkan penasaran ketika Bima tak kunjung melanjutkan pembicaraannya.

"Nungguin ya?" jahil Bima lalu dibalas dengusan oleh Kavian. Bima pun tertawa, "Kau terlalu kaku. Santai saja sih dalam menghadapi masalah!"

Kavian mendesis kesal. Coba saja, kalau Bima ada di posisinya sekarang. Pasti akan mengalami kemumetan di kepala yang sama.

Bima pun masih lanjut tertawa, "Hahahaha. Oke oke, akan saya beri tau."

Lalu Bima memperbesar file itu untuk gampang dilihat dan memberi tahunya langsung pada Kavian.

Ayah Kandung : Robert Gillbert.
Ibu Kandung : Asyhilla Gillbert.

"Dugaan kita sudah kuat. Marga keluarga besarnya juga Gillbert."

-------

Kavian membuka mata saat merasakan tangan lembut yang memijat keningnya pelan.

"Capek banget, ya?"

Kavian tersenyum tipis. Lalu melonggarkan dasi yang ia pakai kemudian memeluk istrinya dengan cepat tanpa menjawab pertanyaan bidadarinya itu.

Kavian untuk Viona [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang