13 ; Bocah SMA

31K 3K 88
                                    

vote itu gratis dan ngga bayar. Sebelum baca, vote dulu yuk? seriously, dukungan, kritikan, saran apapun dari kalian sangat berarti untuk gue.❤

happy reading!🍩

---------------------------------------

Viona melenguh pelan. Ia menutup silau cahaya jendelanya dengan tangan. Ia meringis pelan merasa perutnya seperti ditekan sesuatu. Ia melihat tangan besar nan kekar melingkar diperutnya dengan posesif. Viona tersenyum manis. Ia mengusap usap tangan Kavian yang besar lalu menyatukan telapak tangannya dengan Kavian.

Viona merengut. Tangannya mini sekali ugh! Ia jadi menyesal dulu SMA tidak ikut club renang untuk meninggikan badan. Ah, tapi tubuh mungil biasanya favorite cowok ya? Kan bisa didekap hangat gitu azekkkk! Trus kalo dicium kan..

Stop! Pikirannya sudah mulai kemana mana. Viona menggeleng geleng kepalanya berusaha mengusir pikiran kotornya itu.

"Kenapa geleng geleng hm?" Suara serak Kavian menghentikan gelengan kepala Viona.

Viona hanya menggeleng kan kepalanya lagi. Lalu Viona semakin merapatkan tubuhnya di tubuh Kavian membuat Kavian tersenyum geli.

"Kenapa jadi makin lengket?" Goda Kavian namun masih setia memejamkan matanya.

"Gatau, hamil kali. Pengen deket Abinya," Ucap Viona sembarang arah.

"Ngaco! Kita aja belum pernah ena-ena!" Sungut Kavian.

Viona terbahak. "Pernah."

"Kapan?! Kalo kamu mau sekarang hayu jabanin! Aku rela nih ngga pergi ke kantor! Lagian urusan kerjaan udah selesai kok," Ucap Kavian santai membuat Viona memukul bahunya dengan kencang.

"Giliran urusan ginian cepet! 4G LTE!"

"Bukan 4G lagi sayang! 100G LTE demi debay gemes!" Kavian mengusel-usel hidung Viona membuat Viona berjengit geli.

"Tapi bagus juga kalo panggilannya Abi! Abi-Umi.. Lucu kan?!" Lanjut Kavian lagi gembira.

"Iya lucu. Tapi tanpa proses bisa ga?" Sungut Viona.

"Mana ada tanpa proses! Justru proses nya itu nikmat sayang! Kita liat baby kita nanti lebih mirip siapa? Pasti mirip aku!"

Viona merengut. "Prosesnya enak, ngeluarinnya susah!" Viona langsung melepaskan pelukan Kavian lalu pergi ke kamar mandi.

Kavian tertawa geli. "Sayang!"

"APA?!" Teriak Viona dari dalam kamar mandi.

"Katanya kalo dikamar mandi lebih cepet jadinya!" Lalu Kavian tertawa terbahak lagi.

Viona membuka pintu kamar mandi langsung melempar sampo dan mengenai kepala Kavian membuat dirinya mengaduh kesakitan.

"Sukurin! Emang enak?!"

----

Viona keluar dari kamar mandi. Hari ini, ia ada rencana membeli ketoprak pagi pagi didepan komplek. Dan sudah pasti, ia akan minta untuk ditemani suaminya itu. Pasti tidak akan menolak!

Viona berdesis sebal. Kavian sedang main game sekarang. Apa tuh namanya? PUBG? ML? ya pokonya yang ada perangnya gitu dah. Dulu juga Raja bermain game itu dan sempat melupakan Viona beberapa saat. Ia khawatir, ia akan dicuekkin begitu saja.

"Ian... temenin gue yuk." ajak Viona yang sudah rapih.

Hari ini outfitnya simple, ia memakai kaus hitam croptop bertuliskan 'dimana ada kelebihan, disitu ada kembalian' dan celana joger panjang berwarna abu abu. Terbiasa dengan peringatan suaminya, ia mulai memakai baju baju yang tidak terlalu terbuka. Peringatan suaminya itu secara tidak sadar memasuki alam bawah sadarnya.

Kavian untuk Viona [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang