32 ; Insiden

25.9K 2.2K 253
                                    

HAI ADA YANG MASIH NUNGGU CERITA INI?😭❤

---------------------------

"Bangun.."

"Bangun, sayang.."

"Shalat tahajud yuk?"

Viona mengusap-usap pipi suaminya itu dengan lembut. Menatap wajah suaminya lamat-lamat yang masih pulas tertidur.

"Kamu tampan, kamu bertanggung jawab, kamu sholeh, tapi kenapa memilih aku?"

Dari sekian banyaknya perempuan sholehah didunia, kenapa dia yang dipilih untuk menjadi istrinya? Memang, ini perjodohan awalnya. Tapi dari pihak Kavian pun, bisa menolak kan?

"Kalo seandainya kita pisah juga, kamu gaakan sendirian. Bakalan banyak perempuan yang rela ngantri untuk jadi pendamping hidup kamu."

Detik itu juga, mata Kavian terbuka. Menatap wajah bidadarinya yang terbalut mukena putih bersih diiringi cahaya rembulan yang masuk lewat celah-celah jendela membuat Kavian terpana.

"Hmm, ngapain sih bicaranya kayak gitu?" protes Kavian pelan. Karena posisinya pria tampan itu baru bangun dan nada suaranya pun masih serak.

"Bicara apa?" tanya Viona pura-pura. Ia fikir suaminya tertidur pulas. Kavian mengusap-usap pipi Viona lalu tersenyum, "Jangan ngomong kayak gitu lagi. Aku gasuka. Sampai ajal aku menjemput, istri aku tetep kamu."

Pipi Viona memerah seperti tomat. Sial! Viona tuh selalu kalah kalau urusan beginian. Kan sudah Viona bilang dari awal, Kavian tuh tidak cocok dengan titlenya saat masih menjadi mahasiswa sebagai 'cowok dingin'.

Dilihat dari kelakuannya sekarang, terlihat sudah handal sekali dalam menggombal wanita.

"Kamu tuh kata Allysa dulunya cowok dingin, tapi kok aku ngga yakin ya?" selidik Viona. Lalu Kavian tertawa. Oh gosh, tampan sekali..

Kavian menggeleng-gelengkan kepala, "Ada ada aja pertanyaan kamu mah." Lalu Kavian bangun dari tidurnya, dan mengecup kening istrinya, "Selamat pagi bidadari yang aku sayang.."

Viona memerah malu. Dia ini seperti cewek yang baru pacaran pertama kali saja. Padahal dulu dulu, jika ia digombalin seperti ini atau diperlakukan romantis, hatinya biasa saja. Tidak akan perasaan yang meletup-letup layaknya kembang api yang ia rasakan saat ini.

"Kok diem?" ledek Kavian sambil tertawa. Viona memukul lengan suaminya itu, "Ish! Tanggung jawab nggak!"

"Kan udah tanggung jawab. Yang semalem juga udah tanggung jawab kan?"

Viona mengerut bingung layaknya orang bodoh. Sedangkan Kavian sudah ancang-ancang kabur dari bidadarinya itu.

"Yang semalem?"

Kavian menyeringai, "Iya tadi malam. Enak. Nanti malam lagi ya.."

"Kita emangnya-,"

"KAVIANN!!!" teriak Viona kesal memerah malu. Bisa bisanya, otaknya langsung memutar kejadian yang ia lakukan berdua dengan Kavian semalam.

Yash, We are official last night.

-----------

Viona sedari tadi menunjukkan wajah yang amat jengkel. Bagaimana tidak, seusai mandi lalu ia duduk di depan meja riasnya, Kavian tidak berhenti berlalu-lalang dibelakangnya yang otomatis pantulannya sedari tadi terlihat oleh mata cantiknya ini.

"Sayang.."

Kavian tak menggubris, pria tampan itu malah berdiri menatap kaca meja rias sambil berjoget ria. Padahal tidak ada musik, tidak ada apa, laki-laki ini berjoget layaknya orang gila. Dan jangan lupakan! Tubuhnya yang masih bertelanjang dada dengan area bawah yang dibalut handuk.

Kavian untuk Viona [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang