50. Batu Nisan [END]

1.6K 177 105
                                    

"Pa, papa"

Yangyang tersenyum lembut, lalu berjongkok di depan anak perempuan yang sedari tadi memanggilnya papa

"Ada apa, sayang?"

Anak perempuan itu memeluk leher Yangyang dan membenamkan wajahnya di ceruk leher pria itu. "Tadi, Yanyan mimpi di peluk mama"

Pria itu kembali tersenyum dan mengusap lembut punggung anak perempuan itu. "Mama cantik banget ya?"

Anak perempuan itu melepaskan pelukannya dan mengangguk kecil. "Mama cantik banget, Pa. Tapi, pas aku mau peluk lagi, tiba-tiba mama nangis, terus pergi gitu aja"

Senyuman di bibir pria itu mulai meluntur saat mendengar pernyataan dari anak perempuan tersebut

"Kamu kangen mama nggak?"

Anak perempuan itu mengangguk, tak lama kemudian air matanya menetes, tapi anak perempuan itu langsung menghapusnya dengan kasar

"Kita jenguk mama yuk? Ajak kakak juga"

Anak perempuan itu langsung berlari menuju ke kamarnya untuk memanggil kakak laki-lakinya

***

Disini lah Yangyang, dengan kedua anaknya sedang berjongkok di samping gundukan tanah yang nampak masih baru, dengan taburan bunga di atas tanah tersebut. Terukir nama seseorang di atas pusara berwarna hitam yang saat ini pria itu lihat

Pria itu tersenyum kecut, lalu menundukkan kepalanya tak kuasa menahan cairan bening dari pelupuk matanya

Rasa kehilangan dalam dirinya masih terlihat jelas, dan sorot matanya menunjukkan ketidakrelaan terhadap kepergian manusia yang sudah di kebumikan beberapa bulan yang lalu

"Pa, ini siapa?"

Yangyang dengan kasar mengusap air matanya, dan menoleh ke anak perempuan yang berada di sampingnya

"Ini, adik kamu" Jawab pria itu dengan suara serak

"Oh iya, kemarin juga Yanyan ketemu sama anak kecil. Dia sama kayak Yanyan, terus dia peluk aku juga, tapi tiba-tiba dia pergi"

Yangyang tersenyum tipis, lalu pria itu berdiri. "Ayo, kita pergi dari sini. Ucapkan selamat tinggal untuk adik"

Yuan dan Yanyan melambaikan tangannya. "Dadah, adik"

Kemudian, Yangyang membawa kedua anaknya masuk ke dalam mobil, dan menuju ke suatu tempat

***

Telapak tangan dengan suhu rendah itu, telah di genggam erat oleh pria yang tengah duduk di samping brankar, menyalurkan kehangatan disana

Kurang lebih satu bulan, wanita itu dinyatakan koma, dan sampai sekarang kondisinya tetap sama

"By, kapan kamu bangun?"

Tak ada sahutan dari sebrang. Pria itu benar-benar sangat merindukan istrinya, ingin segera membawanya pulang ke rumah

"Apa kamu ga capek tidur terus? Kamu ga kasihan sama anak-anak? Tolong bangun, by aku mohon"

Tanpa pria itu sadari, ia meneteskan air matanya sambil menunduk dalam. Kedua tangannya tak ingin melepas genggamannya

"Ayo by, bangun. Sampe kapan kamu kayak gini terus? Apa kamu lebih nyaman berada disana? Aku selalu nyakitin kamu ya? Makanya kamu gamau balik. Maafin aku, aku janji kalo kamu bangun, aku bakal turutin semua kemauan kamu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perjodohan • Liu Yangyang✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang