2 tahun kemudian.
"Queen, lo gak ke Jakarta?" tanya Via salah satu teman kampusnya.
"Gak tau juga sih, masalahnya ada dosen yang tawarin kerja sama pameran lukisan, katanya sih dia temen Papa gue." jawab Queen.
"Oiya? Bagus dong, itu kesempatan emas lo dan tujuan awal lo datang kesini untuk itu kan." balas Via.
"Iya sih, ya udah nanti gue kabarin dosen itu deh." ujar Queen.
"Ya udah, gue ke perpustakaan dulu." pamit Via.
"Oke, bye."
Via berjalan lebih dulu, sementara Queen duduk di area taman kampus.
Flashback on.
2 tahun yang lalu.
"Queen kamu kenapa?" tanya Viko melihat Queen lesu.
"Assalamualaikum." salam Queen sembari menyalami Viko.
"Waalaikumsalam."
Queen duduk di sofa dengan mata bengkak.
"Kamu habis nangis? Kenapa?" tanya Viko.
"Kak Gavin, Pa." ucap Queen.
"Gavin kenapa?" tanya Viko.
"Dia pergi." jawab Queen.
"Padahal semua sahabat aku juga tau, tapi mereka memilih gak ngasih tau aku." lanjutnya.
"Gavin pergi kemana?" tanya Viko.
"Surabaya." jawab Queen.
"Oh, pasti disuruh sama Oma nya Gavin." ucap Viko.
"Pa, setelah lulus nanti, boleh gak kalau Queen pilih kuliah dan kerja di luar kota?" tanya Queen.
"Buat apa Queen? Kan kamu sudah ada fasilitas disini." balas Viko.
"Queen ingin memulai hidup baru Pa, kalau disini terus pastinya Queen akan selalu ingat sama temen lama Queen, apalagi banyak hal entah itu buruk atau enggak. Queen ingin belajar mandiri Pa." jelas Queen.
"Sebenarnya sih Papa gak mau izinin kamu, tapi Papa akan izinkan kalau kamu mengasah bakat melukis kamu itu. Suatu saat bakat kamu bisa menjadi pekerjaan kamu." balas Viko.
"Serius Pa? Papa bolehin aku melukis?" tanya Queen tak percaya.
"Iya, karena Papa yakin kalau putri Papa ini berhasil, kegigihan kamu itu seperti Mama kamu. Dia akan berusaha keras untuk mendapatkan apa yang ia impikan, maka dari itu Papa gak mau menghalangi mimpi putri kesayangan Papa ini." jawab Viko.
Queen sontak memeluk Viko dari samping.
"Makasih Pa, Queen seneng banget bisa punya Papa yang dukung apa mau Queen. Pokoknya aku janji bakal bikin bangga Papa." balas Queen.
"Gak perlu mikirin nilai kamu yang harus sempurna, setidaknya di atas KKM itu sudah lebih baik." ucap Viko.
"Siap Pa." balas Queen.
Rasa senang Queen terhadap Papanya, membuat dirinya sedikit melupakan rasa kecewanya terhadap Gavin.
Flashback off.
Queen menghela nafas lelah, dan mulai membaca buku.
I like me better (Lauv)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl vs Ketua Osis✔[SUDAH TERBIT]
Fiksi RemajaKetua osis? Pastinya dikenal seluruh sekolah kan. Dingin, tegas, disiplin, cuek, itu semua ada pada sang ketua osis yang bernama Gavin Delvan Mahawira. Murid baru? Dikenal pintar, dan taat aturan tapi itu semua tak berlaku bagi gadis yang bernama Qu...