✏️ 9 TAWURAN [DYLM]

12.2K 745 44
                                    

Setelah membersihkan buku-buku yang ada di perpustakaan itu, Rara segera keluar dan mencari di mana Azzel berada.

Sudah dipastikan bahwa Azzel akan memarahinya. Rara sudah siap jika pacarnya itu memukulnya lagi.

"Diaan" Teriak Rara memanggil sahabatnya itu yang baru keluar dari kelas.

"Eh li ngapain lari-lari Lo? kaya orang kesetanan tau gak," ucap Dian saat Rara sudah sampai didepannya.

"Anu eh kamu liat Azzel nggak?" tanya Rara.

"Gak liat sih, tapi katanya ada anggota Zervanos sama geng Lorvane lagi berantem di belakang sekolah," ucap Dian yang membuat Rara kaget.

Lorvane adalah musuh terbesar Zervanos dari zaman ke zaman, mereka tidak pernah akur dari tahun-tahun sebelumnya.

Lorvane diketuai oleh Debli, Debli sebenarnya bukan murid asli dari sekolah SMA angkasa ia adalah murid pindahan.

Entah kenapa ia pinda sekolah tentunya hal itu membuat Azzel kesal dan semakin membenci Debli saat ia menjadi ketua OSIS.

"Loh beneran, terus gimana? Kita ke belakang aja yuk," ajak Rara dan Dian mengiyakan.

Mereka berdua berlari pergi ke belakang sekolah mereka melewati tembok yang memiliki bolong kecil.

"Aku nggak bisa lewat sini Dian," ucap Rara melihat bolongan tembok itu terlalu kecil .

"Bisa Li badan lo kecil bisa kok," ucap Dian yang sudah berada diluar, ia telah melewati tembok itu karena Dian sering melewatinya sedangkan Rara ini untuk pertama kalinya.

"Kalo baju atau rok aku sobek gimana?" khawatir gadis itu.

"Coba aja dulu, cepat Li salah satu anggota Lorvane mau datang ke sini."

Dengan keberaniannya Rara langsung melewati itu, namun tiba-tiba berbunyi suara robek dan ternyata benar lengan bajunya mengenai sebuah paku dan paku itu menembus kulitnya sehingga mengeluarkan darah.

"Aaauuusss, Dian sakit ini kenapa!" Rara mulai meringis kesakitan sambil melihat bajunya yang robek dan sebuah luka tergores disana.

"Yaampun Li lo gak hati-hati sih, jangan berisik kita nanti ketahuan."

Namun salah satu anggota Lorvane melihat mereka, melihat Rara yang duduk di tanah dan Dian yang berada disampingnya pria itu menghampirinya.

Tanpa berbasa-basi, ia langsung menangkap kedua gadis itu.

"Aaaa tolongggg!" teriak Rara saat seseorang menarik kedua tangannya.

Dian melakukan hal yang sama, ia berteriak saat seorang laki-laki berusaha mengikat kedua tangannya dibelakang.

"Berisik banget sih nih cewek," ucap pria itu yang bernama Kevan.

"Apa sih lo dasar albino jadi-jadian," ejek Dian yang sudah kesal pada Kevan.

Azzel yang sedang melakukan aduh jotos bersama Debli berhenti saat mendengar teriakkan gadis yang ia kenal.

Ia mengarahkan pandangannya menatap Rara dan Dian yang sedang ditahan oleh anggota Lorvane.

"Ouhhhh, Lo mau nolongin cewek Lo itu yah? Kasian deh tangannya luka," ejek Debli, saat Azzel memberentikan pukulannya ia langsung berdiri dan mengikuti arah pandangan Azzel.

"Kata siapa itu cewek gue?" jawab Azzel dengan nada bertanya.

Rara sempat mendengar obrolan mereka, mendengar jika Azzel tidak mengakuinya membuatnya merasa sakit hati. Bahkan ia tidak merasakan lagi luka yang ada d lengannya.

"Wow, ada yang nggak anggap pacar sendiri nih, kalo gitu gue boleh dong jadiin dia pacar," curhat Debli dengan senyum mengejek.

Azzel mengeraskan kepalan tangannya.

"Silahkan ambil aja cewek gak guna itu," ucap Azzel.

Semua anggota Lorvane dan Zervanos hanya bisa mendengar dan menatap dua orang itu, anggota Zervanos lainnya sedang menolong Dian dan Rara agar segera dilepaskan namun terhenti ketika mendengar ucapan Azzel.

"Cabut, biarin aja mereka berdua gak usah di tolongin!" teriak Azzel pada teman-temannya dan mereka hanya bisa mengikuti apa yang Azzel katakan.

Imel yang berada di sana tersenyum senang melihat Azzel sama sekali tidak menolong Rara.

Sebelum pergi Imel tersenyum mengejek menatap Dian dan Rara.

"Ck, Li itu cowok Lo bukan sih?! Gue jadi kesel anjing!" umpat Dian yang kesal sendiri.

Rara hanya diam, tidak lama Debli menghampiri mereka.

"Lepasin mereka, lo balik sana ke sekolah, lo ikut gue," ucap Debli menyuruh Dian untuk balik ke sekolah dan menyuruh Rara mengikutinya.

"Idih, dasar ketua OSIS gak jelas. Gue laporin guru tahu rasa lo."

setelah itu Dian langsung kembali ke sekolah meninggalkan Rara yang masih berada disana dengan menunduk. kembali mengingat ucapan Azzel yang menyakiti hatinya.

"Nggak usah dipikirin soal tadi, cowok kaya Azzel gak pantes buat lo."

Tbc

DYLM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang