17-Juli-2021
Rara terbangun dari tidurnya, ia terkejut saat membuka matanya dan melihat Debli berada di depannya tertidur sambil memeluk pinggangnya.
Rara kembali mengingat semalam dirinya menangis dalam pelukan Debli hingga tertidur.
Rara merasa sedih sekaligus kesal pada dirinya sendiri karena ia sudah tidur bersama Debli bukan tidur dalam maksud yang aneh-aneh. Rara hanya merasa jika dirinya seperti gadis murahan yang berpinda-pinda tempat.
Gadis itu turun dari kasur lalu melirik jam menunjukan pukul enam pagi, ia segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan memakai seragam sekolahnya.
Merasa sudah siap, Rara segera membangunkan Debli agar pemuda itu juga bersiap. Semenjak dirinya ditugaskan untuk menjaga Rara, Debli sudah membawa baju-baju sekolahnya dan beberapa baju rumah lainnya untuk disimpan di rumah ini.
"Debli bangun, kamu ga mau ke sekolah" Ucap Rara sambil menggoyangkan tubuh Debli agar pemuda itu segera bangun.
Perlahan Debli membuka matanya, dengan malas ia bangun dan duduk di tepi ranjang. Ia menatap gadis yang berada di depannya ini sudah lengkap dengan seragam batik nya karena hari ini adalah hari kamis.
"Lo mau sekolah?" Tanya Debli dengan polosnya.
"Ih, iyalah pake nanya lagi" gerutu Rara lalu berjalan ke meja belajar untuk menyiapkan isi tasnya.
"Lo ngga kenapa-napa setelah kejadian kemarin?" Tanya Debli lagi yang membuat Rara menghentikan aktifitasnya sejenak.
"Jangan bahas itu" Balas Rara ia merubah ekspresinya, yang tadi sedikit ceria sekarang terlihat dingin tanpa ekspresi.
"Gue ga mau ke sekolah, lo juga ga usah ke sekolah hari ini" Saran Debli dirinya hanya tidak mau Rara menjadi bahan omongan seisi kelasnya.
Dan orang-orang yang pergi ke acara tadi malam.
"Kamu ketua osis Debli! Kamu gak boleh males-malesan, kalo kamu gak mau pergi aku bisa pergi sendiri" Desis Rara berjalan keluar dari kamar.
Debli segera menyusul dan menahan tangannya yang hendak keluar lewat pintu utama, ia menarik tangan gadis itu membawanya pergi ke dapur lebih tepatnya ke meja makan.
"Duduk" perintah Debli, dan Rara segera menurutinya.
Debli mengambil dua roti dan mengoles slei rasa stroberi di atasnya, menaruh roti itu di atas piring dan memebrikannya pada Rara.
"Sarapan, gue mau mandi dulu" Ucap Debli, Rara mengangguk.
"Kamu pake kamar mandi yang ada di ruang tamu" sahut Rara dan Debli menyetujuinya, lagi pula baju-bajunya juga berada di ruang tamu.
✏️✏️✏️
Rara berjalan di koridoor sekolah bersama Debli, ia menunduk karena kejadian semalam hingga saat ini dirinya masih terbayang-bayang dan merasa malu.
"Gak usah nunduk, sana masuk. Kalo ada yang gangguin call aja" Ucap Debli sambil mengacak rambut Rara gemas.
Rara mengangguk dan segera memasuki kelasnya, teman-teman kelas mulai menatap Rara sambil berbisik-bisik.
"Eh dia gak malu yah setelah kejadian semalam, kalo gue sih udah pinda kelas. Perlu pindah sekolah juga sih" Ucap salah satu cewek yang terdengar di telinga
Rara.Bita hanya menatap sinis melihat kedatangan Rara, ia tersenyum mengejek. Bita berjalan mendekati bangku Rara lalu membisikian sesuatu.
"Siap-siap aja Ra, mama lo bakal marahin lo karena udah hancurin pesta gue tadi malam" Bisik Bita lalu kembali ke bangkunya.
Rara sudah pasrah jika Ibunya itu akan memarahinya lagi. Rara berpikir dirinya terlahir hanya untuk dimarah-marah dan dimanfaatkan saja.
"Kapan sih semuanya selesai"
️✏️✏️✏️
Saat Bell istrahat berbunyi Rara dikagetkan dengan seorang pemuda yang berlari tergesa-gesa untuk menemuinya.
"Li, Debli sama Azzel lagi berantem di lapangan sekolah huh. Guru-guru udah bantu buat pisahin tapi malah kena tonjok" Ucap pemuda itu sambil menetralkan nafasnya yang tidak terkendali akibat lari terlalu cepat .
Tanpa membalas ucapannya, Rara segera berlari ke lapangan yang sudah dipenuhi murid-murid yang berkerumun melihat pertkelahian antara Debli dan Azzel.
"Lia, Ibu mohon sama kamu. Suruh Azzel berhenti" Ucap Ibu guru yang menghampiri Rara.
Guru-guru yang ada disekolah ini juga sudah tau dengan hubungan antara Azzel dan Rara.
Rara berjalan mendekat dan menarik Debli agar menjauhi Azzel.
"Azzel!! Debli stop!" Teriak Rara, sebenarnya dirinya juga takut melihat perkelahian itu. Namun hanya Rara yang bisa menghentikan aksi gila mereka.
Debli berdiri menatap tajam ke arah Rara yang membantu Azzel untuk berdiri.
"Dia bukan cowok baik-baik Li!" Teriak Debli marah ia cemburu melihat Rara kembali peduli pada Azzel, Debli bahkan tidak memperdulikan sekelilingnya.
"Terus kamu cowok baik-baik gitu?!" Balas Rara yang membuat Azzel tersenyum licik ke arah Debli.
Debli tak habis pikir dengan balasan ucapan Rara yang seperti sedang membela Azzel.
"Semuanya diam! Sekarang kalian semua masuk ke dalam kelas, dan kamu berdua Debli dan Azzel obati luka kalian setelah itu temui saya di ruang bk " Ucap guru bk, yang membuat seluruh murid segera masuk ke dalam kelas masing-masing.
Rara segera memapah Azzel pergi ke UKS tanpa memperdulikan Debli yang juga babak belur.
Tetapi Debli mengikuti mereka dalam diam dibelakang agar tidak diketahu oleh mereka berdua.
Setelah melihat Azzel dan Rara sudah masuk ke dalam UKS Debli langsung mengintip dari balik jendela.
Debli melihat Rara yang dengan telaten mengobati luka Azzel yang ada di wajah tampannya itu.
Debli tersenyum kecut, sambil membatin.
"Gue suka sama lo Li, lo suka gak sama gue"
Tbc
️✏️✏️✏️
Jujur pas ngetik part ini kasian sama Debli, ada yang sama gak kasian juga sama Debli?
Kalo ada yang nanya, 👇🏻
"Thor ko ceritanya lebih banyak Debli Rara sih"
Jawabannya karena cerita ini seperti cerita cinta segitiga gitu lohh🥲😆😁.
Udah paham belom? jadi yang tim Azzel Rara tungguin aja part
AzzelRara ❤️🔥🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
DYLM [END]
Teen FictionFOLLOW DULU BARU BACA💗 "Mulai sekarang lo harus terbiasa dipanggil mommy sama Lia" Ucap Azzel. "Aku mau putus aja, kamu udah punya keluarga kecil. Kamu nggak seharusnya pacaran sama aku" Ucap Allia sambil menunduk memainkan jari jemarinya. "Lo bil...