Sesampai di rumah, Azzel segera memasuki kamar dan mendapati Lia dan Rara yang tertidur dengan posisi Rara memeluk Lia di pangkuannya dengan posisinya yang duduk.
Azzel memasuki kamar mandi yang ada di kamarnya untuk membersihkan diri, tanpa menyapa atau membangunkan Rara. Rara yang mendengarkan suara percikan air dari dalam kamar mandi langsung membuka matanya.
Ia melihat jeket milik Azzel yang tergantung di lemari pakaian, itu tandanya pria itu sudah pulang.
"Azz-zel Lia sak-sakit," ucap Rara yang melihat Azzel keluar dari kamar mandi, menggunakan celana pendek hitam dan kaos putih.
Azzel berjalan mendekati mereka, sebelumnya ia menatap tajam ke arah Rara.
"Lo apaain anak gue?" marah Azzel namun masih bisa mengontrol suaranya agar tidak membangunkan Lia.
"Ak- aku-" Belum selesai Rara berbicara Azzel sudah memotongnya.
"Bacot! Sana masak bubur buat Lia jangan bilang lo ngga tahu masak bubur?" tanya Azzel yang siap memarahi Rara jika gadis itu menjawab tidak tahu.
"Tahu kok," jawab Rara lalu segera meletakkan Lia di atas kasur namun bocah cantik itu malah terbangun dan menangis.
"Hiksss- daddy!" ucap anak itu melihat kehadiran Azzel yang duduk di depannya.
Azzel menatap Rara dengan tatapan membunuh, kesal karena Rara membangun putri kecilnya itu.
Sedangkan Rara hanya bisa menunduk takut seperti biasa.
"Iya sayang, kamu kenapa jangan nangis- sini," panggil Azzel menarik Lia agar duduk di pangkuannya.
"Kepala Lia pucing hiks...." keluh bocah itu dengan air mata yang mengalir kemana-mana.
Azzel menghapus air mata Lia dengan bajunya karena ia tidak melihat tisu.
"Jangan nangis, nanti kepalanya tambah pusing," ucap Azzel memperingati, Lia mengangguk kemudian mulai meredakan tangisannya.
Rara hanya diam di tempatnya bingung ingin melakukan apa, padahal tadi Azzel menyuruhnya memasak bubur.
Azzel menatap Rara yang masih berada didepannya.
"Lo tuli? Gue nyuruh lo masak bubur!!" ucap Azzel yang geram dengan Rara.
Rara langsung gelagapan dan segera keluar dari kamar, walaupun tidak begitu pandai memasak setidaknya Rara tahu jika hanya membuat bubur.
Setelah memasak bubur Rara kembali ke kamar dengan nampan berisi bubur dan air setengah panas, karena tidak mungkin ia memberikan Lia air dingin.
"Lia, bangun dulu, Daddy suapi Lia bubur yah biar kepalanya nggak pusing lagi," ucap Azzel mengusap pelan rambut Lia dan dengan perlahan bocah itu membuka matanya.
Lia menatap bubur yang berada di tangan Rara lalu segera menutup mulutnya.
"Lia ndak mau makan itu," ucapnya sambil menggeleng.
"Tapi lia harus mau, kalau mau besok daddy beliin mainan baru," bujuk Azzel yang membuat Lia seperti menimbang-nimbang ucapan ayahnya itu.
"Oke tapi Lia mau Mommy yang cuapin Lia...." Ucap Lia sambil menatap Rara.
Rara hanya bisa mengangguk kaku, sedari tadi ia kagum dengan sikap Azzel yang ternyata sangat berbeda jika bersama anaknya a.k.a Lia. Mungkin ia menyayangi Lia sampai bersikap seperti itu tapi apakah Azzel menyayanginya juga atau tidak? Pikir Rara dalam hati.
"Suapin," perintah Azzel menatap Rara dengan tatapan berbeda saat ia menatap Lia.
Rara mulai menyuapi Lia, walaupun baru beberapa suapan Lia sudah menolak untuk makan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DYLM [END]
Novela JuvenilFOLLOW DULU BARU BACA💗 "Mulai sekarang lo harus terbiasa dipanggil mommy sama Lia" Ucap Azzel. "Aku mau putus aja, kamu udah punya keluarga kecil. Kamu nggak seharusnya pacaran sama aku" Ucap Allia sambil menunduk memainkan jari jemarinya. "Lo bil...