Rara berlari mengelilingi lapangan di tengah teriknya matahari, ia menjalankan hukumannya karena telah bolos di mata pelajaran pagi ini .
Sebenarnya Debli tidak tega melihat gadis itu lari tengah hari begini, tapi itu adalah hukuman. Debli tetap akan memberikan hukuman kepada siapa pun yang melakukan pelanggaran tanpa terkecuali.
"Kasian banget liat cewe cantik lari-lari kaya gitu" Ucap Nathan yang duduk dilantai depan kelasnya yang mengarah ke lapangan
"Iya njir, kenapa coba Azzel bisa sejahat itu sama Lia," jawab Rofli yang berada disampingnya.
"Sstttt gak usah ikut campur, itu urusan Azzel kita nggak perlu ikut campur," balas Nathan lagi dan Rofli hanya mengangguk.
Sebenarnya anggota zervanos lainnya juga merasa kasian pada Rara, tapi mau gimana lagi itu urusan Azzel bukan urusan mereka.
Setelah selesai berlari mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali akhirnya Rara selesai menyelesaikan hukumannya.
Ia berjalan dengan langkah berat masuk ke dalam UKS karena kepalanya tiba-tiba sakit . Dian yang melihat dari kejauhan ikut menyusulnya.
"Li lo nggak papa?" tanya Dian yang menghampiri Rara diatas brankar.
"Cuman pusing dikit," balas Rara dengan suara melemah ia juga terlihat pucat.
Seingatnya ia belum makan tadi pagi, dan siang ini seharusnya ia menghabiskan waktu istirahatnya untuk makan. Bukan malah berlari di lapangan.
"Is, awas ya tu Debli! Sampe lo kenapa-kenapa dia tanggung jawab!" gerutu Dian, Rara yang mendengar itu hanya terkekeh pelan.
Brakk.
Suara pintu yang dibuka secara kasar membuat kedua gadis itu langsung menoleh melihat siapa yang datang.
Dan ternyata yang datang adalah Azzel bersama Imel.
"Tugas gue mana! Udah selesai belum?!" tanya Imel sambil melihat kukunya dengan wajah angkuhnya sedangkan Azzel yang berada disampinya menatap tajam ke arah Rara.
"Maksud Lo?" tanya Dian yang tak mengerti, wajahnya terlihat bingung.
"Ada di laci kelas aku, kalian bisa ambil di sana," jawab Rara lalu memalingkan wajahnya tidak ingin menatap Azzel.
Dian pun mengerti setelah mendengar ucapan Rara.
"Li lo gila? Ngerjain tugas mereka? Heh lo punya tangan gak sih!" seru Dian yang marah dengan perlakuan kedua orang itu.
Azzel tidak mengatakan apa-apa ia langsung keluar dari uks, sebelum keluar ia menatap sinis kearah Rara dan gadis itu hanya bisa menunduk.
"Udah Ian , gakpapa," ucap Rara berharap Dian tidak memperpanjang masalah ini.
"Lo bilang gakpapa? Lo waras gak si Li," kesal Dian kemudian menatap Imel yang tersenyum mengejek kearah mereka.
"Hahahaha, perasaan Lia baik-baik aja tuh. Ko lo yang sewot!" ucap Imel pada Dian.
"Bacot lo anj*ng!" Dian yang sudah tersulut emosi langsung maju mendekati Imel dan menjambak rambut gadis itu.
"AAAAWWWSSSHH," teriak Imel yang kaget saat Dian menarik rambutnya.
"Udah hei stop!" Rara yang melihat itu turun dari brankar kasur dan berusaha untuk melerai mereka berdua
"rasain nih Lo kira gue nggak bisa bales Lo!" Imel ikut menjabak rambut Dian
Dan terjadilah jambak-menjambak rambut di dalam UKS kebetulan petugas PMR dan guru yang menjaga disitu tidak ada jadi Imel dan Dian berkelahi tanpa ada yang tau. Kecuali
KAMU SEDANG MEMBACA
DYLM [END]
Teen FictionFOLLOW DULU BARU BACA💗 "Mulai sekarang lo harus terbiasa dipanggil mommy sama Lia" Ucap Azzel. "Aku mau putus aja, kamu udah punya keluarga kecil. Kamu nggak seharusnya pacaran sama aku" Ucap Allia sambil menunduk memainkan jari jemarinya. "Lo bil...