✏️ 29 TANPA JUDUL [DYLM]

11K 562 21
                                    

11-Juli-2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11-Juli-2021

Rara duduk di depan cermin dengan tatapan kosong, ia memikirkan perkataan Imel tadi saat di sekolah.

Sekarang ia bingung ingin berbuat apa, disatu sisi dirinya ingin bebas dan meninggalkan Azzel. dilain sisi lagi dirinya dilanda kebingungan untuk tetap tinggal bersama Azzel.

Tak lama suara knop pintu Rara berbunyi, ternyata Debli sudah sampai untuk menjemputnya pergi ke acara yang Debli maksud.

Sedangkan Rara sama sekali tidak ada semangat untuk pergi, bahkan dirinya belum memoleskan apapun ke wajahnya.

"Lia, udah siap?" Tanya Debli menghampirinya.

"Aku nggak jadi pergi" Ucap Rara setelah melihat kehadiran Debli.

"Hah? kenapa? Lo udah ganti baju tapi ngga jadi pergi?" Tanya Debli bingung.

"Iya aku males pergi! Aku lagi gak mood kemana-mana. Aku mau Di rumah aja" Balas Rara cuek lalu berdiri beralih duduk di atas kasurnya.

"Tapi Li kita harus pergi" Ucap Debli, Karena dirinya sudah janji pada teman-teman osisnya yang lain untuk tetap pergi ke acara mereka itu.

"Tapi aku nggak mau pergi Debli jangan dipaksa!" Ucap Rara dengan mata yang sudah mulai berair.

Ia tidak bisa mengendalikan emosinya, sampai-sampai rasanya Rara ingin menangis.

"Yaudah, iya lo gak usah pergi" Ucap Debli pasrah.

"Gue aja yang pergi" Ucap Debli hendak keluar namun tertahan Karena ucapan Rara.

"Terus kamu ninggalin aku disini sendiri gitu? kamu udah janji sama papa buat jagain aku Debli!" Ucap Rara yang mulai menangis.

Rara takut ditinggalkan di rumah ini sendiri, apalagi ia belum lama pindah jadilah belum terlalu terbiasa.

"Terus gue harus gimana? Gue harus pergi ke acara itu Lia, gue ketua osis" Ucap Debli, Karena dirinya memang harus ada di acara tersebut.

Rara diam sambil menunduk. Ia berpikir keras untuk tetap ikut ke acara itu atau tidak.

"Ya-yaudah, Aku ikut" Ucap Rara lirih, ia berjalan ke meja rias miliknya lalu dengan setengah hati Rara mulai melap air matanya.

Melihat itu Debli menghela nafasnya kasar, Karena sudah berjanji pada Christof untuk menjaga Rara akhirnya Debli memutuskan untuk tidak jadi pergi. Ia juga melihat wajah Rara yang terlihat tidak iklash untuk pergi.

"Kalau ga mau gak usah di paksa" Ucap Debli kemudian menarik tangan Rara agar kembali duduk di atas kasurnya.

"Kita gak jadi pergi, kamu istrahat aja disini. Aku juga gak jadi pergi gak usah takut oke" Ucap Debli sambil memegang kedua bahu Rara.

Rara mengangguk.

"Terus acaranya gimana?" Tanya Rara

"Gakpapa, nanti aku minta Izin" Balas Debli lagi.

✏️✏️✏️

Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam, Debli menatap Rara yang sudah tertidur di atas kasurnya. Ia mengingat janjinya dengan Azzel yang malam ini akan melaksanakan balapan.

Debli menyuruh dua anggota Lorvane untuk berjaga di rumah Rara, jika gadis itu nanti terbangun mereka bisa langsung menghubunginya.

Sesampai di tempat balapan Debli bisa melihat jika ternyata Azzel datang seorang diri. Kali ini Debli juga datang seorang diri tidak ada anggota geng Lorvane yang mengikutinya lagi

Karena menurutnya balapan Kali ini adalah balapan tentang hubungan Debli dan Azzel. Tidak ada sangkut pautnya dengan anggota Lorvane maupun Zervanos.

"Udah siap lo?" Tanya Azzel dengan wajah mengejek.

"Always ready" Balas Debli sambil tersenyum.

Balapan antara Debli dan Azzel di mulai setelah seorang gadis melemparkan sesuatu ke atas.

Posisi awal masih Azzel yang terdepan namun saat di pertengahan Debli dengan penuh Emosi menancap gasnya hingga bisa melambung Azzel dengan jarak yang lumayan jauh.

Dan berakhirnya balapannya dimenangkan oleh Debli, pemuda itu turun dari motornya untuk menghampiri. Beberapa penonton yang ada disitu memberikan tepuk tangan pada Debli untuk pertama kalinya dirinya menang melawan Azzel.

"Gimana? Lo bukan pengecut kan yang bakal ingkarin janji." Ucap Debli menepuk bahu Azzel.

Azzel menepis tangan Debli yang berada di bahunya.

"Dan lo percaya kalo gue bakalan jauhin Rara? In your dream dude" Ucap Azzel dengan tangan yang terkepal.

"Bangsad!" Rasanya Debli ingin menonjok wajah Azzel, namun bukan sekarang waktu yang tepat setelah ponsel disaku celananya berbunyi.

Debli meninggalkan Azzel dari sana, karena temannya baru saja mengirim pesan jika Rara terbangun dan mencari dirinya.

Tbc

✏️✏️✏️

Btw author mau nanya cerita NATALIA itu gak menarik emang bagi kalian🥺 sok atuh mampir gakpapa pencet tombol bintang aja habis itu balik lagi 😆😆✌️.

Follow ig : wattpad_vinsen

DYLM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang